Kenali 7 Jenis Ular yang Sering Masuk ke Rumah Saat Musim Hujan & Cara Aman Mengatasinya

10 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Musim hujan seringkali membawa perubahan signifikan pada lingkungan sekitar, salah satunya adalah meningkatnya frekuensi kemunculan ular di sekitar pemukiman hingga masuk ke dalam rumah. Fenomena ini bukanlah mitos belaka; organisasi penyelamat satwa seperti Wildlife SOS bahkan menerima ratusan panggilan dari warga yang menemukan ular di rumah mereka selama musim hujan. Ini menunjukkan bahwa kewaspadaan terhadap jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan menjadi sangat penting.

Ular-ular ini mencari tempat berlindung yang aman dan makanan seperti tikus yang juga sering bermunculan saat musim hujan. Saat curah hujan meningkat, suhu udara cenderung menurun dan kelembapan meningkat, sehingga hewan melata seperti ular mencari tempat yang lebih hangat dan aman dari genangan air. Kondisi ekstrem ini memaksa mereka untuk meninggalkan sarangnya dan mencari tempat yang lebih kering, aman, dan tinggi.

Rumah atau bangunan manusia seringkali menjadi pilihan alternatif yang menarik bagi ular untuk mencari perlindungan dari cuaca ekstrem. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan, memahami tingkat bahayanya, dan mengetahui langkah-langkah praktis untuk pencegahan serta penanganan darurat. Pengetahuan ini esensial untuk menjaga keamanan penghuni rumah.

Beberapa jenis ular yang memiliki bisa berbahaya kerap ditemukan di area pemukiman saat musim hujan. Mengenali ciri-ciri dan tingkat bahayanya sangat krusial untuk keselamatan. Berikut adalah beberapa jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan dan perlu diwaspadai, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/11/2025).

1. Ular Sendok (Naja sputatrix)

Ular Kobra Jawa, atau Ular Sendok, merupakan salah satu jenis ular berbisa paling dikenal di Indonesia dan sangat sering ditemukan di pemukiman, terutama saat musim hujan. Ular ini memiliki tubuh berwarna gelap mengkilap, dengan bagian ventral atau perut juga berwarna gelap, namun bagian leher bawah berwarna terang. Ciri khasnya adalah kemampuan menyemprotkan racun bisa hingga dua meter untuk mempertahankan diri.

Ular sendok tertarik masuk rumah karena mencari mangsa seperti tikus yang juga sering mencari perlindungan selama musim hujan. Mereka sering ditemukan di daerah Jawa dan Bali. Tingkat bahaya ular ini sangat tinggi; bisanya dapat menyebabkan nekrosis jaringan, kelumpuhan otot, kegagalan pernapasan, dan bahkan kematian. Anti-bisa untuk gigitan ular ini tersedia di beberapa rumah sakit di Bali.

2. Ular Weling (Bungarus candidus)

Ular weling adalah spesies ular endemik di Asia Tenggara yang juga dikenal dengan nama ular belang karena tubuhnya yang berwarna belang hitam dan putih hingga ekor. Ular ini memiliki kepala kecil berbentuk segitiga yang hampir tidak berbeda dari lehernya dan aktif di malam hari atau nokturnal. Pola belangnya yang mencolok menjadi identifikasi utama untuk jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan ini.

Ular weling sering menyusup ke dalam rumah, kamar mandi, atau dapur melalui celah kecil, terutama pada malam hari saat mereka aktif mencari mangsa. Tingkat bahayanya sangat tinggi, sebab racunnya tergolong neurotoksin yang bekerja menyerang sistem saraf pusat. Gigitan ular weling dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian jika tidak segera ditangani, dengan tingkat kematian tanpa pengobatan mencapai 60-70 persen.

3. Ular Hijau (Trimeresurus insularis)

Ular hijau, atau Island Pit Viper, adalah salah satu ular berbisa yang sering terlihat di Bali dan Jawa, serta telah menyebabkan gigitan dan kematian. Ular ini memiliki tubuh berwarna hijau terang dengan ekor kemerahan dan kepala berbentuk segitiga yang khas. Penampilannya yang mencolok membuatnya mudah dikenali di antara jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan.

Ular hijau menyukai tempat lembap dan sering ditemukan di kamar mandi, pojok taman basah, atau bahkan di dalam mobil, terutama saat musim hujan. Bisanya dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, nekrosis, dan pendarahan internal. Sayangnya, tidak ada anti-bisa untuk ular ini di Bali, dan korban gigitan mungkin memerlukan amputasi anggota tubuh.

4. Ular Piton (Malayopython reticulatus)

Ular piton, atau Reticulated Python, merupakan salah satu ular terpanjang di dunia yang memiliki pola sisik seperti jaring yang kompleks. Meskipun tidak berbisa, ular ini tetap dapat menimbulkan bahaya karena kekuatan lilitannya yang mematikan, terutama untuk ular berukuran besar dengan panjang lebih dari 2,5 meter. Gigitannya sendiri tidak berbisa, namun dapat menyebabkan infeksi.

Ular piton dapat bersembunyi di rumah karena kemampuan adaptasinya yang luas. Mereka sering masuk melalui saluran air atau celah sempit untuk berburu tikus, ayam, atau hewan ternak lainnya. Banyak pemilik rumah di Indonesia menemukan ular ini bersembunyi di atas plafon, mencari tempat yang hangat dan aman.

5. Ular Siput (Lycodon capucinus)

Ular siput, atau Common Wolf Snake, adalah ular tidak berbisa yang sering ditemukan di sekitar rumah dan area pertanian. Ular ini memiliki tubuh ramping, sering berwarna coklat gelap dengan corak putih, dan sering disangka ular weling karena pola warnanya. Ular siput masuk rumah untuk berburu cicak dan tikus, menjadikannya pengontrol hama alami.

Ular ini tidak berbahaya bagi manusia dan memiliki tingkat bahaya yang rendah. Keberadaannya justru membantu mengontrol populasi cicak di dalam dan sekitar rumah. Meskipun demikian, tetap disarankan untuk tidak mengganggunya dan membiarkannya mencari jalan keluar sendiri.

6. Ular Jali (Ptyas korros)

Ular jali adalah salah satu ular tidak berbahaya yang biasa ditemukan pada daerah pertanian dan hutan. Ular ini memiliki tubuh panjang dan ramping, dengan pergerakan yang sangat cepat. Warnanya dapat bervariasi antara perak, abu-abu, atau coklat-oranye, dan aktif pada siang hari. Ular jali merupakan salah satu jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan.

Ular ini sering masuk ke dalam rumah warga, terutama di daerah dekat kota-kota besar, karena keberadaan tikus yang banyak. Ular jali juga pandai memanjat pohon, sehingga bisa masuk melalui atap atau pohon yang menempel rumah. Tingkat bahayanya rendah karena tidak berbisa dan lebih memilih untuk melarikan diri jika diprovokasi.

7. Ular Buta Brahminy Blind Snake

Ular buta, atau Brahminy Blind Snake, adalah ular yang sangat kecil, menyerupai cacing mengilat, dengan mata yang nyaris tidak terlihat. Ular ini adalah pengontrol hama alami yang memakan rayap dan semut, serta sering ditemukan di rumah dan kebun saat cuaca basah. Ular ini merupakan jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan secara tidak sengaja.

Ular buta masuk secara tidak sengaja, sering ditemukan di pot tanaman atau area basah. Tingkat bahayanya sangat rendah karena ular ini sama sekali tidak berbahaya bagi manusia. Keberadaannya bahkan bermanfaat karena membantu mengendalikan populasi serangga kecil.

Langkah Tepat Menghadapi Ular Masuk Rumah

Menemukan ular di dalam rumah bisa sangat mengejutkan dan memicu kepanikan. Namun, tetap tenang dan waspada adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Reaksi emosional seperti berteriak atau mencoba mengusir ular dengan alat seadanya justru dapat memperburuk situasi dan meningkatkan risiko gigitan.

Berikut adalah beberapa tips penting saat menghadapi jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan:

  • Jangan Panik dan Jangan Coba Tangkap Sendiri: Ini adalah langkah terpenting. Jangan pernah mencoba menangkap, memukul, atau mengusir ular sendiri. Mempertahankan ketenangan membantu memperlambat penyebaran racun jika terjadi gigitan ular berbisa.
  • Jaga Jarak Aman: Amati pergerakan ular dari jarak aman, minimal 2-3 meter. Jangan membuat gerakan tiba-tiba yang dapat dianggap ancaman oleh ular.
  • Kunci Lokasi: Pastikan semua orang, terutama anak-anak dan hewan peliharaan, menjauh dari ruangan tempat ular berada. Tutup pintu ruangan tersebut jika memungkinkan untuk mencegah ular menyebar ke area lain di rumah.
  • Segera Hubungi Ahli: Cari dan hubungi nomor kontak pemadam kebakaran, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat, atau organisasi penyelamat ular. Mereka memiliki peralatan dan keahlian untuk menangani ular dengan aman.
  • Ambil Foto dari Jarak Jauh (Jika Aman): Jika kondisi memungkinkan dan aman, ambil foto ular dari kejauhan. Foto ini dapat membantu ahli mengidentifikasi jenis ular dan menentukan penanganan yang tepat.
  • Beri Jalan Keluar: Jika ular berada di area terbuka seperti garasi, matikan lampu di dalam dan nyalakan lampu di luar. Ular mungkin akan mencari jalan keluar sendiri menuju tempat yang lebih gelap dan tenang.

Beberapa kontak yang bisa dihubungi untuk penanganan ular antara lain:

  • Bali Reptile Rescue: +62 821-4638-0270 (untuk penyelamatan reptil di Bali)
  • BKSDA Jakarta: (021) 315 8142 atau WA 0812 8964 2727
  • BKSDA Kalimantan Selatan: 0812 4849 4950
  • BKSDA Riau: 0761-63135
  • BKSDA Sumatera Barat: 081266131222

Musim hujan identik dengan peningkatan aktivitas jenis ular yang sering masuk ke rumah saat musim hujan, baik yang berbisa seperti ular sendok dan weling, maupun yang tidak berbisa seperti ular piton dan ular jali. Pengetahuan untuk mengidentifikasi dan memahami perilaku ular adalah kunci utama mencegah kepanikan dan mengambil tindakan yang tepat. Selalu prioritaskan keselamatan dengan menghubungi tenaga profesional ketika menemukan ular di rumah, serta terapkan langkah pencegahan secara konsisten untuk menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi ular.

FAQ

Q: Kenapa musim hujan banyak ular masuk rumah?

A: Saat musim hujan, sarang ular tergenang air atau dingin, memaksa mereka mencari tempat kering, hangat, dan mangsa di rumah.

Q: Bagaimana cara mencegah ular masuk ke dalam rumah?

A: Tutup celah, bersihkan halaman, kontrol sumber makanan, dan gunakan aroma yang tidak disukai ular.

Q: Apa yang harus dilakukan jika bertemu ular di rumah?

A: Jangan panik, jaga jarak, amankan keluarga, dan segera hubungi ahli seperti pemadam kebakaran atau BKSDA.

Q: Apakah garam atau belerang efektif mengusir ular?

A: Efektivitas garam diragukan, sementara belerang dapat mengiritasi tetapi belum terbukti efektif secara ilmiah.

Q: Bagaimana pertolongan pertama jika digigit ular?

A: Tetap tenang, imobilisasi area gigitan, segera ke rumah sakit, dan jangan menyedot atau mengikat luka.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |