:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286267/original/021438400_1752739245-1.jpg)
1/6
Seorang pria menyeberangi jalan yang tergenang air saat hujan monsun lebat di Rawalpindi, Pakistan, pada 17 Juli 2025. (Aamir Qureshi/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286268/original/048944000_1752739246-2.jpg)
1/6
Data pemerintah Pakistan yang dirilis pada 14 Juli 2025 menyebut hujan monsun yang tiba sejak akhir Juni 2025 telah mengakibatkan lebih dari 110 kematian termasuk puluhan anak-anak. (Aamir Qureshi/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286269/original/089520700_1752739250-3.jpg)
1/6
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional setempat, antara 26 Juni dan 14 Juli 2025, menunjukkan bahwa sengatan listrik merupakan penyebab utama kematian, diikuti oleh banjir bandang. (Aamir Qureshi/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286270/original/015538800_1752739255-4.jpg)
1/6
Sementara, Badan Meteorologi Nasional setempat juga telah mengeluarkan peringatan akan hujan lebat lebih lanjut di wilayah utara dan timur negara tersebut, dengan potensi banjir perkotaan, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur akibat angin kencang. (Aamir Qureshi/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286271/original/077006500_1752739258-5.jpg)
1/6
Diketahui, Pakistan merupakan salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim. (Aamir Qureshi/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5286272/original/040226200_1752739261-6.jpg)
1/6
Dan 240 juta penduduk Pakistan menghadapi peristiwa cuaca ekstrem dengan frekuensi yang semakin meningkat. (Aamir Qureshi/AFP)