:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345406/original/015786700_1757562639-1.jpg)
1/7
Personel militer melakukan patroli di salah satu ruas jalan sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan yang diberlakukan di Kathmandu, Nepal pada 10 September 2025. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345407/original/066082300_1757562639-2.jpg)
1/7
Militer Nepal mengambil alih kendali keamanan Kathmandu setelah aksi protes besar-besaran yang berujung pada kericuhan dan pembakaran sejumlah bangunan pemerintahan, termasuk gedung parlemen, kediaman pribadi Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli, serta kantor presiden. (Paavan MATHEMA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345408/original/022076600_1757562640-3.jpg)
1/7
Militer Nepal juga memberlakukan pembatasan aktivitas warga dan memberlakukan jam malam serta memulai pembicaraan dengan para pemimpin demonstran. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345409/original/046220600_1757562641-4.jpg)
1/7
Hal ini sebagai respons atas protes anti-korupsi dan pelarangan media sosial yang diwarnai kekerasan selama dua hari berturut-turut sejak Senin (8/9/2025) dan memaksa Perdana Menteri K.P. Sharma Oli untuk mundur. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345410/original/058143100_1757562642-5.jpg)
1/7
Sebelumnya, aksi unjuk rasa besar-besaran pecah terutama di kota Kathmandu, yang dimotori Gen Z Nepal, untuk memprotes kebijakan parlemen dan pemerintahan yang dipimpin PM Sharma Oli. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345411/original/050097300_1757562643-6.jpg)
1/7
Unjuk rasa berujung ricuh ketika terjadi aksi pembakaran sejumlah gedung pemerintahan penting, gedung parlemen, kediaman pribadi Oli, dan kantor presiden. (Anup OJHA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5345412/original/015539600_1757562644-7.jpg)
1/7
Setidaknya 20 orang pengunjuk rasa tewas, sebagian besar kalangan muda, dan hampir 350 lainnya terluka sejak aksi unjuk rasa pecah pada Senin (8/9/2025) setelah pemerintah melarang penggunaan media sosial. (Paavan MATHEMA/AFP)