Ular Weling Dibanding Kobra Lebih Bahaya Mana? Kenali Efek Racun Mematikan Keduanya

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat kerap bertanya-tanya, ular weling dibanding kobra lebih bahaya mana? Kedua jenis ular berbisa ini dikenal memiliki racun mematikan yang dapat mengancam nyawa manusia. Penting untuk memahami karakteristik racun masing-masing agar dapat menilai tingkat bahayanya.

Untuk mengukur potensi mematikan racun ular, para peneliti menggunakan takaran lethal dose 50 percent atau LD₅₀. Nilai ini menunjukkan dosis racun yang dibutuhkan untuk membunuh separuh populasi hewan uji dalam kondisi laboratorium. Semakin kecil nilainya, semakin kuat dan berbahaya racun tersebut, bahkan dalam dosis yang sangat kecil.

Perdebatan mengenai ular weling dibanding kobra lebih bahaya mana menjadi krusial untuk meningkatkan kewaspadaan. Memahami perbedaan efek racun dapat membantu dalam penanganan medis yang cepat dan tepat. Berikut Liputan6.coma ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (14/11/2025).

Ular Weling Dibanding Kobra Lebih Bahaya Mana?

Jika dilihat dari dosis racun yang dibutuhkan untuk membunuh (LD₅₀), kecepatan efek racun, dan luasnya kerusakan organ, ular weling cenderung lebih mematikan dibandingkan kobra Jawa. Racun ular weling bekerja sangat cepat dan kuat, bahkan dalam dosis kecil. Racun ini dapat menyerang berbagai sistem tubuh secara bersamaan, menjadikannya ancaman serius.

Baik ular weling maupun kobra Jawa merupakan ancaman serius bagi manusia di Indonesia. Namun, data ilmiah menunjukkan bahwa racun ular weling memiliki potensi mematikan yang lebih tinggi. Pemahaman ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kedua reptil berbahaya ini.

Melansir dari beberapa sumber, racun ular weling bersifat neurotoksin yang menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan dan kematian dalam waktu 4-24 jam jika tidak ditangani segera.

Seberapa Berbahaya Bisa Ular Weling?

Ular weling atau Bungarus candidus dikenal sebagai salah satu ular paling berbisa di Asia Tenggara. Racunnya bekerja dengan menyerang sistem saraf dan otot-otot penting, termasuk otot pernapasan. Jika korban tidak segera mendapat pertolongan medis, racun dapat menyebabkan kelumpuhan dan akhirnya kematian akibat gagal napas.

Dalam sebuah uji coba pada tikus menunjukkan bahwa dosis 100 mikrogram per kilogram berat badan dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari enam jam. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa racunnya tidak hanya menyerang saraf, tetapi juga merusak otot, ginjal, dan sel-sel tubuh lainnya.

Bahkan, laporan lain menyebutkan LD₅₀ untuk Bungarus candidus bisa serendah 0,11 mikrogram per gram. Angka ini menempatkan racun weling sebagai salah satu yang paling mematikan di dunia, bahkan dengan jumlah yang sangat kecil. Sifat ular weling yang cenderung tidak agresif justru menjadi jebakan, karena sering tidak terdeteksi sampai sudah menggigit.

Seberapa Kuat Bisa Ular Kobra?

Kobra Jawa atau Naja sputatrix juga termasuk ular berbisa yang sangat berbahaya di Indonesia. Racunnya menyerang saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan otot-otot tubuh, terutama otot pernapasan. Tanpa penanganan cepat, korban bisa mengalami gangguan napas serius yang berakibat fatal.

Dalam sebuah penelitian, mengungkap bahwa racun kobra Jawa didominasi oleh neurotoksin kuat bernama α-elapitoxin-Nso1a. Zat ini menghambat komunikasi antara otak dan otot, menyebabkan tubuh tidak bisa bergerak atau bernapas normal. Penelitian ini juga mencatat bahwa nilai LD₅₀ racun kobra Jawa penyembur sebesar 0,90 mikrogram per gram berat badan.

Meskipun angka LD₅₀ kobra Jawa sedikit lebih tinggi dibandingkan beberapa kobra lain, racun ini tetap sangat mematikan. Bahaya uniknya adalah kemampuan menyemburkan bisa ke arah mata, yang dapat merusak kornea dan menyebabkan kebutaan. Selain itu, antibisa yang tersedia saat ini belum cukup efektif untuk menetralisir racun Naja sputatrix secara maksimal, sehingga pemulihan bisa tidak optimal.

Pentingnya Kewaspadaan dan Penanganan Gigitan

Mengingat bahayanya kedua jenis ular ini, baik weling maupun kobra, tetap harus diwaspadai secara serius. Keduanya bisa berada di sekitar pemukiman dan sering kali tidak terdeteksi hingga semuanya terlambat, terutama weling yang tidak agresif. Oleh karena itu, penting untuk mengenali risiko dan memahami langkah penanganan yang tepat.

Jika terjadi gigitan ular berbisa, segera cari bantuan medis profesional dan jangan mencoba penanganan sendiri. Waktu adalah faktor krusial yang sangat menentukan keselamatan korban. Penanganan yang cepat dan tepat oleh tenaga medis akan sangat meningkatkan peluang kesembuhan dan meminimalkan efek samping.

Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Berbisa

Berikut beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika terkena gigitan ular:

  1. Tetap Tenang & Jauhkan Korban dari Ular: Pastikan ular sudah pergi atau korban dipindahkan ke tempat aman.Tenangkan korban agar denyut jantung tidak meningkat (racun menyebar lebih cepat jika korban panik)
  2. Batasi Gerakan Korban: Biarkan bagian yang tergigit tetap di bawah atau setinggi jantung, jangan diangkat. Hindari berjalan jauh—bantulah korban untuk tetap diam.
  3. Lepas Aksesoris di Sekitar Luka: Cincin, gelang, jam tangan, atau pakaian ketat harus dilepas karena area dapat membengkak.
  4. Bersihkan Luka: Jika ada, bilas perlahan dengan air bersih. Jangan gosok luka.
  5. Imobilisasi (Membatasi Gerakan): Gunakan pembalut atau kain untuk membalut longgar area di atas luka (jika diduga gigitan ular neurotoksik seperti kobra). Selain itu membidai (mengikat pada benda keras seperti papan) agar bagian tubuh tidak bergerak. Catatan: Jangan membalut terlalu ketat seperti torniket.
  6. Segera Bawa ke Fasilitas Medis: Prioritas utama adalah memberikan Anti-Bisa Ular (antivenom), yang hanya tersedia di rumah sakit atau puskesmas tertentu. Jika bisa, catat ciri ular (warna, ukuran, bentuk kepala), tetapi jangan coba menangkapnya.

Hal Penting yang Harus Diperhatikan:

  • Jangan menghisap racun dengan mulut.
  • Jangan menyayat luka.
  • Jangan gunakan torniket ketat.
  • Jangan memberi es atau kompres dingin.
  • Jangan memberi minum alkohol atau obat tanpa petunjuk medis.
  • Jangan membiarkan korban banyak bergerak.

FAQ

  1. Mana yang lebih mematikan antara ular weling dan kobra? Ular weling cenderung lebih mematikan karena memiliki nilai LD₅₀ yang lebih rendah, menunjukkan racunnya lebih kuat dalam dosis kecil.
  2. Apa itu LD₅₀ dalam konteks racun ular? LD₅₀ adalah jumlah racun yang dibutuhkan untuk membunuh 50% populasi hewan uji, digunakan untuk mengukur potensi mematikan suatu racun.
  3. Bagaimana efek racun ular weling pada tubuh manusia? Racun ular weling menyerang sistem saraf dan otot pernapasan, menyebabkan kelumpuhan dan gagal napas, serta dapat merusak organ lain.
  4. Apa bahaya unik dari ular kobra Jawa? Kobra Jawa memiliki kemampuan menyemburkan bisa ke mata yang dapat menyebabkan kerusakan kornea dan kebutaan, selain efek neurotoksik dari gigitannya.
  5. Apakah antibisa efektif untuk gigitan ular weling dan kobra? Meskipun antibisa tersedia, efektivitasnya untuk racun kobra Jawa masih belum optimal, dan penanganan medis cepat tetap krusial untuk kedua jenis gigitan.
  6. Mengapa ular weling berbahaya meskipun tidak agresif? Sifatnya yang tidak agresif membuat ular weling sering tidak terdeteksi hingga menggigit, sehingga korban mungkin tidak menyadari bahaya sampai terlambat.
  7. Apa tindakan pertama jika digigit ular weling atau kobra? Segera cari bantuan medis profesional dan jangan mencoba penanganan sendiri, karena kecepatan penanganan sangat penting untuk keselamatan.
Read Entire Article
Photos | Hot Viral |