Liputan6.com, Jakarta Ubi yang selama ini dikenal sebagai bahan pangan tradisional ternyata memiliki potensi bisnis yang sangat kuat berkat sifatnya yang mudah diolah, harganya yang stabil dan murah, serta tren kuliner modern yang semakin menerima sajian berbahan dasar lokal sehingga membuka peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk menciptakan produk kuliner kekinian yang diminati pasar dan dapat diproduksi dengan modal terbatas namun tetap menghasilkan laba yang signifikan dalam waktu singkat.
Di tengah persaingan usaha kuliner yang semakin ketat, pelaku UMKM kini dituntut untuk mengolah bahan sederhana menjadi produk bernilai tambah tinggi, dan ubi menjadi salah satu bahan yang paling fleksibel karena dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan mulai dari camilan manis, makanan ringan gurih, hingga kue kekinian yang tampil modern, sehingga memungkinkan para pemilik usaha untuk menghasilkan variasi menu yang luas meskipun menggunakan bahan baku yang sama dan mudah dicari sepanjang tahun.
Melihat tingginya minat konsumen terhadap makanan unik, estetik, dan affordable, maka olahan ubi menjadi pilihan yang tepat untuk memulai usaha kuliner dengan risiko kecil namun potensi besar, dan oleh karena itu artikel ini menyajikan rangkuman lengkap lima ide usaha berbahan dasar ubi yang dapat diolah secara efisien, dipasarkan secara luas, serta dihitung berdasarkan estimasi modal dan potensi harga jual sehingga dapat menjadi panduan komprehensif bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis kuliner dari nol.
1. Bola Ubi Kopong Isi Keju: Camilan Viral dengan Tekstur Unik
Bola ubi kopong isi keju menjadi salah satu produk yang paling mudah menarik perhatian konsumen karena tekstur kulitnya yang renyah, bagian tengahnya yang kosong namun terasa ringan saat digigit, serta isiannya berupa keju lumer yang memberikan sensasi kejutan sehingga menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan, dan untuk memproduksinya dibutuhkan bahan-bahan sederhana seperti ubi kukus, tepung tapioka, sedikit gula, garam, baking powder, dan keju, yang seluruhnya dapat dibeli dengan modal sekitar Rp20.000 untuk menghasilkan kurang lebih 30 bola ubi ukuran kecil hingga sedang.
Ketika produk ini dijual di pasar, pelaku usaha dapat menetapkan harga sekitar Rp2.000 per biji sehingga omzet per batch mencapai Rp60.000 dan menghasilkan keuntungan kotor sekitar Rp40.000, dan nilai ini dapat meningkat signifikan apabila jumlah batch ditambah atau jika pelaku usaha menjualnya pada jam-jam ramai seperti sore hari, akhir pekan, atau melalui platform online yang biasanya memunculkan permintaan lebih besar terutama dari kalangan anak muda yang menyukai camilan viral.
Jika produksi dilakukan secara konsisten dan kualitas rasa tetap terjaga, usaha bola ubi kopong isi keju dapat berkembang cepat karena proses pembuatannya mudah dipelajari, tidak membutuhkan peralatan mahal, dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan ke level branding dengan menambahkan varian rasa seperti cokelat, matcha, atau tiramisu sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan dan penjual bisa meningkatkan nilai jual produk dalam skala bertahap.
2. Keripik Ubi Kriuk: Varian Rasa yang Tidak Pernah Kehilangan Pasar
Keripik ubi merupakan salah satu produk berbasis ubi yang paling mudah diterima pasar karena memiliki tekstur renyah, daya simpan yang panjang, serta fleksibel dalam hal bumbu sehingga dapat disesuaikan dengan selera konsumen, dan untuk memproduksi 1 kilogram keripik ubi diperlukan bahan berupa ubi segar, minyak goreng berkualitas baik, serta bumbu tabur seperti balado, keju, pedas manis, atau original gurih, yang semuanya dapat dibeli dengan estimasi modal sekitar Rp20.000–Rp25.000.
Dari 1 kilogram ubi tersebut biasanya dapat dihasilkan sekitar 10 bungkus keripik ukuran kecil yang siap dijual dengan harga sekitar Rp5.000 per bungkus, sehingga omzet per kilogram bisa mencapai Rp50.000 dan memberikan keuntungan sekitar Rp25.000–Rp30.000, dan angka ini tentu akan meningkat jika penjual menggunakan kemasan yang lebih menarik, meningkatkan brand awareness, atau menjualnya dalam ukuran lebih besar untuk pasar online.
Keunggulan utama dari usaha keripik ubi adalah skalabilitasnya karena produksi dapat dimulai dari skala rumahan menggunakan peralatan sederhana, namun dapat berkembang menjadi bisnis besar bila pelaku usaha mampu mengatur stok bahan baku, meningkatkan kapasitas penggorengan, serta menjaga konsistensi rasa sehingga keripik tetap renyah meski disimpan dalam jangka waktu lama, sesuatu yang menjadi faktor penting dalam usaha makanan ringan.
3. Donat Ubi: Sentuhan Modern dalam Olahan Kue Tradisional
Donat ubi menghadirkan cita rasa yang lebih lembut dan sedikit manis alami dibandingkan donat tepung biasa sehingga membuatnya lebih disukai oleh segmen konsumen yang mencari makanan ringan mengenyangkan dengan tampilan kekinian, dan untuk membuat satu batch berisi sekitar 20 buah donat, pelaku usaha memerlukan ubi kukus, tepung terigu, telur, mentega, gula, baking powder, ragi, minyak goreng, serta topping seperti keju, cokelat, atau gula halus, dengan modal total sekitar Rp35.000.
Dengan harga jual sekitar Rp4.000 per buah, omzet per batch bisa mencapai Rp80.000 dan memberi keuntungan kotor sekitar Rp45.000, dan nilai tersebut dapat meningkat apabila donat ubi dikemas secara menarik atau dijual dalam bentuk paket seperti box 6 pcs atau 12 pcs yang biasanya lebih digemari konsumen untuk acara kecil maupun sebagai bingkisan.
Bisnis donat ubi dapat berkembang cepat karena tampilannya dapat disesuaikan dengan tren kuliner seperti topping warna-warni, glaze modern, atau bentuk mini yang mudah dibawa, serta dapat dipromosikan dengan strategi pre-order harian, penjualan di sekolah, kantor, pasar kue, atau gerobak sekitar perumahan sehingga memungkinkan penjual menjangkau konsumen lebih luas tanpa perlu membuka toko besar.
4. Bolu Kukus Ubi Ungu: Kue Lembut dengan Warna Alami yang Menggoda
Bolu kukus ubi ungu menjadi salah satu produk berbahan ubi yang paling menarik secara visual karena warna ungunya muncul secara alami tanpa pewarna tambahan sehingga membuatnya terlihat lebih sehat dan modern di mata konsumen, dan untuk memproduksi satu loyang bolu yang menghasilkan sekitar 15 potong, dibutuhkan ubi ungu, tepung, gula, telur, baking powder, dan bahan pelengkap lain dengan estimasi modal produksi sekitar Rp25.000.
Ketika setiap potong dijual dengan harga sekitar Rp3.500, omzet per loyang dapat mencapai Rp52.500 dan menghasilkan keuntungan kotor sekitar Rp27.500, dan bila penjual mampu memproduksi dua hingga empat loyang per hari, potensi keuntungan harian bisa berada di kisaran Rp55.000–Rp110.000 yang cukup ideal untuk usaha kue rumahan berskala kecil.
Produk ini memiliki daya tarik tinggi karena cocok dipasarkan melalui media sosial berkat tampilannya yang estetik, cocok digunakan untuk snack box acara kantor atau pengajian, serta dapat dijadikan varian tambahan untuk toko kue basah sehingga peluang penjual mendapatkan pelanggan tetap semakin besar seiring meningkatnya permintaan harian.
5. Comro Pedas: Camilan Tradisional dengan Sentuhan Pedas Kekinian
Comro pedas yang dibuat dari ubi atau singkong parut berisi oncom tumis pedas tetap menjadi salah satu camilan tradisional yang tidak pernah kehilangan pasar karena rasanya yang gurih, pedas, harum, dan mengenyangkan sekaligus cocok untuk berbagai kalangan, dan untuk membuat satu batch sekitar 25 biji, pelaku usaha memerlukan ubi parut, oncom, bawang merah, bawang putih, cabai, daun bawang, bumbu penyedap, serta minyak goreng, dengan estimasi modal sekitar Rp25.000.
Dengan harga jual sekitar Rp2.000 per biji, omzet satu batch mencapai Rp50.000 dengan keuntungan kotor sekitar Rp25.000, dan keuntungan dapat naik dua hingga tiga kali lipat jika pelaku usaha menambah varian rasa seperti comro ekstra pedas, comro isi mozzarella, atau comro mini yang biasanya populer untuk acara keluarga atau pesanan snack box modern.
Comro sangat cocok dijual pada sore hingga malam hari karena banyak konsumen mencari makanan ringan gurih sebagai teman minum teh atau kopi, dan penjual dapat memaksimalkan pemasaran dengan membuka lapak di depan rumah, menitipkan di warung, atau menjual melalui aplikasi pesan makanan, karena comro merupakan jenis camilan yang terus dicari konsumen sehari-hari.
Pertanyaan dan Jawabannya
1. Apakah usaha olahan ubi cocok untuk pemula?
Ya, usaha olahan ubi sangat cocok untuk pemula karena bahan bakunya murah, mudah diolah, dan produk akhirnya memiliki pasar yang luas dari anak-anak hingga orang dewasa.
2. Berapa modal minimum untuk memulai usaha olahan ubi?
Modal awal dapat dimulai dari Rp20.000–Rp35.000 untuk satu batch produksi tergantung jenis olahan yang dipilih.
3. Apakah olahan ubi bisa dijual secara online?
Bisa, terutama produk seperti bola ubi, donat ubi, dan keripik ubi yang lebih tahan lama dan populer di platform pesan antar makanan.
4. Varian olahan ubi apa yang paling menguntungkan?
Donat ubi dan bola ubi termasuk yang paling tinggi margin keuntungannya karena modal kecil namun dapat dijual dengan harga lebih tinggi per porsi.
5. Bagaimana cara meningkatkan penjualan olahan ubi?
Gunakan kemasan menarik, tawarkan varian rasa baru, aktif berpromosi di media sosial, dan manfaatkan jam ramai seperti sore hari untuk meningkatkan peluang penjualan.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414281/original/013926500_1763273938-crinkle__5_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414269/original/030010200_1763273559-cicak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,45,600,0)/kly-media-production/medias/2789753/original/097182800_1556281104-IMG_2632.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414231/original/016176100_1763269374-Cover___Lead__5_.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414223/original/029307700_1763269253-garasi4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4667291/original/060510700_1701233203-freak-tailed-maltese-wall-lizard.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414192/original/053881200_1763268017-gamis_brokat7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414086/original/087099100_1763262496-ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414201/original/076841600_1763268088-9ed8af10-de67-4de6-903c-39033b89151b.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414085/original/006478800_1763262436-cireng.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2766027/original/094187800_1554088882-lizard-2679327_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413724/original/071896900_1763192630-model_carport_rumah_di_gang_sempit.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411922/original/018270500_1763026048-model_carport_tertutup__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5060214/original/075353400_1734755748-Semangkuk_mangut_ikan_pe_asap_kemangi.__Liputan6.comIGallsnackbandung_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/721293/original/3.-Tips-Ampuh-Berwisata-di-Yogyakarta-Dengan-Cara-Hemat1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413841/original/051954200_1763201514-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413781/original/043591700_1763196299-model_kebaya_brokat_dengan_rok_payung.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5097382/original/019141600_1737081590-Screenshot_20250117_092432_Chrome.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5413806/original/033776200_1763197575-unnamed__16_.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295897/original/086370600_1753509077-Berita_Foto_BRI_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296109/original/084505100_1753519774-ChatGPT_Image_26_Jul_2025__15.48.32.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296141/original/004257200_1753523929-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301927/original/084578200_1753962313-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288357/original/083441700_1752911494-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294266/original/006803800_1753360820-20250724-Latihan_Timnas_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301436/original/083885300_1753948530-Gemini_Generated_Image_od5ormod5ormod5o.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5290007/original/084072200_1753086458-20250721-Drawing-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295631/original/082193100_1753466557-20250725-Indonesia_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5290465/original/074464300_1753114380-20250721-Indonesia_vs_Malaysia_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301461/original/004913900_1753948899-8ebcdc04-e2eb-4e2e-ad9d-02d939cb6c3d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296744/original/042952000_1753606701-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296179/original/059865200_1753528042-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5290046/original/062820600_1753088111-kop1.jpg)