Liputan6.com, Jakarta Internet kembali dihebohkan dengan perdebatan tak masuk akal. Siapa yang akan menang dalam pertarungan tanpa aturan antara 100 pria biasa melawan satu gorila jantan dewasa? Pertanyaan aneh ini viral di Reddit, TikTok, YouTube, hingga Instagram, dan memicu ribuan komentar, teori, dan meme.
Beberapa netizen berargumen bahwa manusia dulunya berburu mammoth, jadi jelas kita bisa menang. Tapi tak sedikit yang mengingatkan bahwa gorila silverback bisa mengangkat hampir 1.000 kg dan melempar orang dewasa seperti boneka kain. Kekuatan fisiknya benar-benar luar biasa dan menakutkan.
Meskipun ini bukan teka-teki yang benar-benar perlu dijawab, seperti biasa, internet tetap ramai dengan pendapat. Ada yang serius menganalisis, ada juga yang hanya ikut bersenang-senang. Tapi di balik semua candaan, perdebatan ini menyentuh sisi menarik dari siapa kita sebagai manusia.
Di balik kekonyolan debat ini, terselip kesempatan untuk merenungkan evolusi manusia. Terbersit pertanyaan apa yang bisa kita pelajari dari gorila, 'sepupu' jauh kita yang kuat, besar, namun terancam punah.
Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir Liputan6.com dari news.com.au, Sabtu (3/5/2025).
Kebun Binatang Brookfield di pinggiran kota Chicago, Amerika Serikat, menghujani kandang gorila peliharaannya dengan berondong jagung dalam perayaan Hari Popcorn Nasional tanggal 20 Januari.
Gorila dan manusia: dua cabang dari pohon evolusi yang sama
Gorila adalah salah satu kerabat terdekat manusia, bersama simpanse, bonobo, dan orangutan dalam keluarga kera besar (Hominidae). Gorila memiliki kesamaan DNA sekitar 98,4% dengan manusia.
Nenek moyang bersama terakhir manusia dan gorila hidup sekitar 10 juta tahun lalu. Sejak saat itu, jalur evolusi keduanya berbeda—gorila beradaptasi di hutan lebat dan pegunungan, sementara manusia berkembang untuk hidup di berbagai lingkungan.
Meski berbeda habitat, gorila dan manusia memiliki banyak kesamaan: ibu jari yang bisa digunakan mencengkeram, ekspresi wajah, perilaku sosial yang kompleks, dan kecerdasan emosional.
Gorila menguasai kekuatan hutan
Gorila adalah penguasa kekuatan hutan. Dalam hal kekuatan fisik murni, gorila jelas unggul. Gorila jantan dewasa (silverback) bisa berbobot lebih dari 160 kg dan mampu mengangkat hampir satu ton tanpa latihan seperti manusia.
Kekuatan tubuh bagian atas mereka luar biasa—hasil dari evolusi yang dipicu oleh persaingan antar jantan untuk mendapatkan pasangan. Selain kuat, gorila juga tangguh, tenang, dan memiliki kecerdasan sosial tinggi.
Mereka berkomunikasi dengan suara, gestur, dan bahkan pukulan dada dari jarak jauh. Gorila juga mampu menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan empati, dan meratapi kematian—tanda kemampuan kognitif yang kompleks.
Manusia lemah secara fisik, tapi kuat karena otak
Dalam pertarungan nyata, 100 pria mungkin kalah fisik dari satu gorila, tapi manusia akan datang dengan senjata, strategi, dan teknologi seperti drone serta api.
Secara fisik, manusia lemah dibanding banyak mamalia lain. Namun kekuatan utama kita terletak pada kemampuan beradaptasi dan bekerja sama dalam kelompok besar.
Otak manusia secara proporsional tiga kali lebih besar dari otak gorila. Evolusi ini memungkinkan kita berpikir abstrak, menggunakan bahasa simbolik, dan mewariskan pengetahuan kompleks antar generasi.
Inilah "kekuatan super" manusia: kolaborasi dalam skala besar, jauh melebihi unit sosial gorila yang umumnya hanya sampai 30 individu. Kita menukar kekuatan otot dengan kompleksitas sosial, budaya, dan teknologi—dan itu menjadikan manusia spesies paling fleksibel sekaligus paling berbahaya di Bumi.
Jadi, siapa pemenangnya?
Dalam duel satu lawan satu, gorila jelas menang dalam hal kekuatan fisik. Tapi manusia tak bermain adil — lewat strategi, senjata, dan kecerdasan, kita bisa menang dalam jangka panjang.
Manusia telah menguasai seluruh planet, mengubah ekosistem, bahkan pergi ke Bulan. Tapi gorila juga bentuk keberhasilan evolusi—hidup selaras dengan alam, kuat namun tenang.
Pesan utamanya bukan soal siapa yang menang, tapi menyadari bahwa manusia dan gorila, meski 'sepupu' dekat, menempuh jalan evolusi yang sangat berbeda—dan keduanya adalah pencapaian alam yang luar biasa.