Mengenal Apa Itu Investasi, Berikut Panduannya untuk Para Pemula

2 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta Di era digital yang semakin berkembang pesat, kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan finansial juga ikut meningkat. Tak hanya sekadar menabung, kini banyak orang mulai melirik investasi sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, termasuk kebebasan finansial. 

Terlebih dengan hadirnya revolusi industri 4.0 yang mengedepankan pemanfaatan teknologi digital, berbagai pilihan investasi pun semakin mudah diakses dan kian beragam. Namun, banyaknya jenis investasi yang tersedia di pasaran justru bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para pemula. 

Tanpa pemahaman yang cukup, risiko kerugian bisa saja mengintai. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang ingin memulai berinvestasi untuk memahami terlebih dahulu konsep dasar investasi, tujuan yang ingin dicapai, serta cara memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktunya. Berikut ulasan lebih lanjut tentang investasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (7/4/2025).

Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani umumkan daftar pengurus lengkap BPI Danantara. Sejumlah nama profesional dalam dan luar negeri masuk dalam daftar.

Apa Itu Investasi?

Investasi merupakan salah satu langkah strategis dalam pengelolaan keuangan yang bertujuan untuk mengembangkan aset dan mencapai target finansial di masa depan. Secara umum, investasi adalah kegiatan menanamkan sejumlah modal atau aset ke dalam suatu instrumen, dengan harapan akan memberikan keuntungan atau imbal hasil (return) di kemudian hari.

Keuntungan dari investasi ini dapat berupa berbagai bentuk, seperti bunga, dividen, maupun apresiasi nilai dari aset yang ditanamkan. Artinya, uang yang kita investasikan saat ini diharapkan akan bertambah nilainya seiring waktu.

Menurut definisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi adalah tindakan menempatkan dana ke dalam satu atau lebih jenis aset atau produk keuangan dengan tujuan memperoleh imbal hasil di masa depan. Aktivitas ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik individu maupun institusi, dan menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan kata lain, investasi bukan hanya tentang mencari keuntungan, tetapi juga merupakan alat untuk mencapai berbagai tujuan keuangan, seperti menyiapkan dana pensiun, biaya pendidikan, atau bahkan membeli rumah impian. Yang terpenting, investasi dilakukan dengan pertimbangan matang, sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial masing-masing individu.

Jenis-jenis Investasi Berdasarkan Tujuannya

Investasi bukanlah pendekatan satu untuk semua. Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda-beda, dan tujuan tersebut sangat menentukan jenis investasi yang sebaiknya dipilih. Berdasarkan jangka waktunya, investasi dibagi menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Masing-masing kategori memiliki karakteristik serta pilihan instrumen yang berbeda.

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam waktu kurang dari satu hingga tiga tahun. Karena waktunya relatif singkat, jenis investasi ini disarankan untuk bersifat likuid (mudah dicairkan) dan memiliki risiko rendah.

Misalnya, seorang pemuda berusia 25 tahun yang merencanakan pernikahan dalam tiga tahun ke depan, tentu membutuhkan dana segar yang cukup besar. Dalam kasus seperti ini, investasi di instrumen rendah risiko seperti deposito, reksa dana pasar uang, atau surat utang negara jangka pendek menjadi pilihan yang bijak.

Instrumen seperti saham tidak disarankan untuk tujuan ini karena fluktuasi harganya yang tinggi dalam jangka pendek bisa membahayakan dana yang dibutuhkan dalam waktu dekat.

2. Investasi Jangka Menengah

Investasi jangka menengah ditujukan untuk kebutuhan finansial yang akan datang dalam kurun waktu 3 hingga 10 tahun. Tujuannya bisa beragam, seperti biaya pendidikan anak, modal usaha, atau membeli kendaraan.

Contohnya, Bapak Budi yang ingin menyiapkan dana kuliah untuk putranya lima tahun mendatang. Dalam hal ini, ia bisa memilih instrumen investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito, namun dengan risiko yang masih terukur. Pilihan instrumennya antara lain reksa dana pendapatan tetap, obligasi swasta, atau reksa dana campuran.

3. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. Karena waktunya panjang, investor memiliki fleksibilitas lebih besar dalam memilih instrumen, termasuk yang berisiko tinggi sekalipun, karena ada cukup waktu untuk menyerap fluktuasi pasar.

Tujuan investasi jangka panjang bisa berupa dana pensiun, warisan, pembelian properti, atau biaya pendidikan anak dalam jangka panjang. Instrumen yang cocok untuk kategori ini antara lain logam mulia (emas), reksa dana saham, saham, dan properti.

Macam-macam Investasi yang Paling Diminati Masyarakat

Memilih jenis investasi yang tepat sangat penting, apalagi bagi para pemula yang baru mulai mengenal dunia finansial. Berikut ini beberapa macam investasi yang paling banyak diminati karena kemudahan, potensi keuntungan, serta tingkat risikonya yang beragam.

1. Reksa Dana

Reksa dana menjadi pilihan populer di kalangan investor pemula karena tergolong aman, mudah diakses, dan bisa dimulai dengan modal kecil. Investasi ini cocok bagi yang memiliki waktu terbatas atau tidak ingin repot menganalisis pasar secara langsung.

Ada beberapa jenis reksa dana, di antaranya:

  • Reksa Dana Pasar Uang
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap
  • Reksa Dana Campuran
  • Reksa Dana Saham
  • Reksa Dana Syariah

Reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi profesional dan bisa dibeli melalui bank, sekuritas, atau agen penjual yang terdaftar di OJK.

2. Emas

Investasi emas cocok untuk pemula karena nilainya cenderung stabil dan tahan terhadap inflasi. Selain itu, emas sangat likuid sehingga mudah dicairkan saat dibutuhkan. Investasi ini dapat dilakukan secara fisik maupun digital melalui platform online atau lembaga seperti Pegadaian dan Emas Antam.

Sebelum membeli, penting untuk memantau harga emas dari sumber terpercaya agar bisa membeli di waktu yang tepat.

3. Saham

Saham dikenal sebagai instrumen investasi dengan potensi keuntungan besar, namun juga memiliki risiko tinggi (high risk). Meski begitu, pemula tetap bisa memulainya dengan modal kecil dan pendekatan jangka panjang.

Disarankan untuk mempelajari analisis fundamental perusahaan dan memilih saham-saham dengan kinerja dan reputasi yang baik untuk mengurangi risiko.

4. Deposito

Deposito adalah bentuk investasi simpanan berjangka di bank yang menawarkan bunga tetap. Jenis investasi ini cocok untuk pemula karena memiliki risiko rendah dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.

Deposito memiliki jangka waktu tertentu dan bunga yang bisa disesuaikan dengan kebijakan masing-masing bank.

5. Surat Berharga Negara (SBN)

SBN adalah instrumen investasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dan kini bisa dibeli secara online. SBN menawarkan keuntungan dalam bentuk kupon yang dibayarkan secara berkala, serta jaminan keamanan dari negara.

Terdapat beberapa jenis SBN, seperti:

  • Saving Bond Ritel (SBR)
  • Sukuk Tabungan (SBSN/Syariah)
  • Obligasi Negara Ritel (ORI)

Investasi ini cocok bagi investor pemula yang mencari produk aman dengan imbal hasil yang tetap.

6. Barang Koleksi

Bagi yang memiliki hobi mengoleksi barang-barang tertentu, seperti jam tangan mewah atau motor antik, barang koleksi juga bisa menjadi bentuk investasi. Nilainya bisa meningkat seiring waktu, terutama jika barang tersebut langka dan diburu kolektor.

Namun, investasi ini memerlukan kejelian membaca tren dan nilai pasar barang yang dikoleksi, serta kesabaran karena keuntungannya biasanya tidak instan.

Manfaat Investasi untuk Keuangan Pribadi

Investasi bukan hanya soal menumbuhkan kekayaan, tapi juga menjadi strategi penting dalam mengelola keuangan secara lebih bijak dan berkelanjutan. Berikut beberapa manfaat utama dari investasi yang bisa dirasakan, baik oleh pemula maupun investor berpengalaman:

1. Potensi Keuntungan Jangka Panjang

Salah satu manfaat terbesar dari investasi adalah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang. Ketika investasi dilakukan dengan strategi yang tepat, nilai aset yang dimiliki bisa terus meningkat seiring waktu. Misalnya, investasi saham bisa memberikan return dari dua arah—kenaikan harga saham (capital gain) dan pembagian keuntungan perusahaan (dividen). Semakin lama Anda berinvestasi, potensi keuntungannya pun semakin besar.

2. Menciptakan Pendapatan Pasif

Beberapa instrumen investasi seperti obligasi dan properti bisa memberikan pendapatan pasif. Ini berarti Anda bisa mendapatkan penghasilan rutin tanpa harus aktif bekerja setiap hari. Contohnya, obligasi memberi bunga secara berkala, sementara properti bisa menghasilkan uang sewa. Pendapatan pasif ini sangat berguna untuk menambah sumber penghasilan, bahkan bisa menjadi cadangan saat pensiun nanti.

3. Melindungi Nilai Uang dari Inflasi

Salah satu tantangan keuangan yang sering tidak disadari adalah inflasi, yaitu naiknya harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Inflasi bisa menggerus daya beli uang yang hanya disimpan. Investasi menjadi solusi karena nilai aset cenderung naik mengikuti (bahkan melampaui) tingkat inflasi. Dengan berinvestasi, Anda menjaga agar kekayaan Anda tetap tumbuh dan tidak menyusut nilainya dalam jangka panjang.

4. Diversifikasi Risiko

Investasi juga memungkinkan Anda untuk menyebarkan dana ke berbagai instrumen. Ini dikenal sebagai diversifikasi. Tujuannya adalah mengurangi risiko kerugian. Jika satu jenis investasi mengalami penurunan nilai, ada peluang bahwa investasi lain justru menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, portofolio Anda tetap seimbang dan lebih tahan terhadap guncangan pasar.

Cara Memulai Investasi yang Bijak untuk Pemula

Di era digital saat ini, berinvestasi menjadi jauh lebih mudah diakses. Informasi seputar instrumen investasi, analisis pasar, hingga tutorial lengkap bisa ditemukan dengan cepat secara online. Namun, kemudahan akses ini tidak berarti investasi bisa dilakukan sembarangan. Untuk memastikan investasi Anda benar-benar mendatangkan manfaat dan membantu mewujudkan tujuan keuangan, berikut beberapa langkah penting yang perlu dilakukan:

1. Pastikan Kondisi Keuangan Sudah Sehat

Langkah pertama sebelum mulai berinvestasi adalah memastikan bahwa kondisi keuangan pribadi Anda dalam keadaan sehat. Ini berarti:

  • Sudah memiliki dana darurat yang cukup, setidaknya 3–6 bulan dari pengeluaran bulanan.
  • Memiliki perlindungan finansial, seperti asuransi kesehatan atau jiwa, untuk mengantisipasi risiko yang bisa menguras tabungan secara tiba-tiba.

Tanpa pondasi ini, investasi yang Anda lakukan bisa terganggu oleh kebutuhan tak terduga, bahkan berisiko menyebabkan kerugian.

2. Tentukan Tujuan Investasi

Investasi tanpa tujuan yang jelas ibarat perjalanan tanpa arah. Sebelum menanamkan dana, Anda perlu menetapkan untuk apa investasi tersebut dilakukan, misalnya:

  • Jangka pendek (1–3 tahun): seperti biaya liburan atau menikah.
  • Jangka menengah (3–10 tahun): seperti dana pendidikan anak atau DP rumah.
  • Jangka panjang (lebih dari 10 tahun): seperti dana pensiun atau warisan.

Setelah tahu tujuannya, Anda bisa memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan dan memilih instrumen investasi yang sesuai.

3. Kenali Profil Risiko Anda

Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda-beda. Ini disebut sebagai profil risiko, dan secara umum terbagi menjadi:

  • Konservatif: lebih suka investasi dengan risiko rendah, seperti deposito atau reksa dana pasar uang.
  • Moderat: bersedia menanggung risiko sedang demi hasil yang lebih besar, seperti obligasi atau reksa dana campuran.
  • Agresif: siap menghadapi fluktuasi tinggi demi potensi return besar, seperti saham atau kripto.

Mengetahui profil risiko akan membantu Anda memilih instrumen yang sesuai dan merasa lebih nyaman selama proses investasi berlangsung.

4. Pahami Jenis Risiko Investasi

Investasi tidak lepas dari risiko. Penting untuk mengenali dua jenis risiko utama:

  • Risiko sistematis: tidak bisa dihindari dan memengaruhi semua instrumen, contohnya inflasi, suku bunga, dan kondisi pasar global.
  • Risiko non-sistematis: bisa dikurangi dengan strategi diversifikasi, misalnya risiko bisnis, likuiditas, atau hukum dari suatu perusahaan.

Dengan memahami ini, Anda bisa lebih bijak dalam menyusun portofolio investasi yang seimbang dan tahan terhadap guncangan pasar.

5. Pertimbangkan Beberapa Faktor Kunci

Sebelum benar-benar memulai, ada baiknya Anda mempertimbangkan beberapa hal penting:

  • Apa tujuan utama Anda berinvestasi?
  • Berapa lama waktu yang Anda miliki untuk mencapai tujuan itu?
  • Seberapa besar toleransi risiko yang Anda miliki?
  • Sudahkah Anda menyusun strategi diversifikasi agar tidak bergantung pada satu instrumen saja?

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membangun fondasi investasi yang kuat dan berkelanjutan. Ingat, investasi bukan tentang menjadi cepat kaya, tetapi tentang membangun masa depan finansial yang stabil dan terencana. 

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |