Liputan6.com, Jakarta Malam 1 Suro memiliki makna spiritual mendalam dalam tradisi masyarakat Jawa, terutama bagi mereka yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya leluhur. Pada momen ini, banyak orang memanfaatkan waktu untuk lebih mendekatkan diri secara batin dan lahir kepada Sang Pencipta. Salah satu cara yang diyakini mampu memperkuat koneksi spiritual adalah dengan menjalankan amalan malam 1 Suro, baik melalui doa-doa khusus, tafakur, maupun laku prihatin.
Tradisi leluhur mengajarkan bahwa amalan malam 1 Suro dapat menjadi sarana introspeksi, membersihkan hati dari hal-hal negatif, serta memohon keselamatan sepanjang tahun ke depan. Dalam suasana hening yang syahdu, orang-orang sering memilih menyendiri di tempat sunyi atau di masjid untuk menenangkan pikiran dan menata kembali arah hidup. Kegiatan ini menjadi wujud ikhtiar memperbaiki kualitas jiwa dan memperkuat spiritualitas.
Di balik suasana sakral ini, banyak keluarga atau komunitas adat menggelar kegiatan bersama, mulai dari ziarah, doa lintas generasi, hingga kenduri malam hari. Semua itu dijalankan sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya dan warisan spiritual nenek moyang. Tak heran jika amalan malam 1 Suro terus lestari hingga kini, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat yang menjunjung harmoni antara nilai agama dan tradisi.
Berikut ini amalan malam 1 Suro yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/6/2025).
Malam 1 Suro 2022 atau 1 Muharram 1444 H jatuh pada 29 Juli 2022, menandakan awal tahun baru penanggalan Islam dan Jawa. Malam 1 Suro juga dipercaya sebagai waktu munculnya lelembut ke alam manusia. Untuk itu, ada sejumlah pantangan bagi masyarakat J...
1. Menegakkan Salat Fardu dan Salat Sunah
Mengisi bulan Muharram dengan memperbanyak ibadah kepada Allah adalah salah satu bentuk penghambaan yang dianjurkan. Salah satu bentuknya adalah menegakkan salat, baik yang bersifat wajib lima waktu maupun menambahkan amalan sunah seperti salat tahajud, dhuha, atau rawatib. Momentum awal tahun Hijriah menjadi titik refleksi yang tepat untuk memperbaiki kualitas salat, menjaga kekhusyukan, serta menambah kedisiplinan dalam menunaikannya secara tepat waktu.
2. Melaksanakan Puasa Muharram
Puasa pada bulan Muharram sangat dianjurkan, bahkan disebut sebagai salah satu jenis puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi Muhammad SAW menekankan keutamaan puasa Muharram dalam berbagai hadis. Tidak ada ketentuan khusus mengenai jumlah hari puasa yang harus dilakukan dalam bulan ini. Umat Islam bebas menjalankannya satu, dua, beberapa hari, atau bahkan sepanjang bulan selama tidak menyulitkan diri. Terdapat hari-hari utama yang disarankan untuk berpuasa, seperti hari ke-9 (Puasa Tasu’a), hari ke-10 (Puasa Asyura), serta tanggal 13, 14, dan 15 (Ayyamul Bidh).
3. Menjalin Tali Silaturahmi
Bulan Muharram juga menjadi momen yang tepat untuk mempererat hubungan dengan sesama, terutama melalui silaturahmi. Membangun dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, kerabat, tetangga, maupun sahabat adalah ajaran Rasulullah yang sebaiknya diamalkan secara konsisten. Dalam banyak riwayat, menjaga silaturahmi menjadi jalan terbukanya rezeki dan bertambahnya umur dalam keberkahan.
4. Membiasakan Diri Bersedekah
Perbuatan memberi, khususnya dalam bentuk sedekah, merupakan amal yang sangat dianjurkan sepanjang tahun, terlebih lagi pada bulan-bulan mulia seperti Muharram. Rasulullah SAW mencontohkan untuk meningkatkan kepedulian sosial selama bulan ini. Bersedekah tidak hanya terbatas pada harta, tetapi juga dalam bentuk bantuan tenaga, ilmu, dan kebaikan lainnya. Pada hari Asyura, sedekah yang diberikan kepada keluarga dan sesama diyakini akan membawa kelapangan rezeki sepanjang tahun.
5. Melakukan Mandi Sunah Menjelang Hari Asyura
Salah satu sunah yang dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Muharram adalah mandi sebelum memasuki hari Asyura. Tujuannya bukan hanya untuk menyucikan badan secara fisik, melainkan sebagai bentuk persiapan menyambut hari yang istimewa dengan kebersihan lahir dan batin. Mandi sunah ini juga diyakini dapat menjadi sebab kesehatan dan perlindungan tubuh dari penyakit selama setahun ke depan.
6. Menggunakan Celak Mata dengan Itsmit
Bagi kaum perempuan, menggunakan celak atau eyeliner dari batu itsmit saat hendak tidur merupakan sunah yang pernah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Kandungan dalam celak itsmit dipercaya dapat memperjelas penglihatan serta merangsang pertumbuhan bulu mata. Bahkan Rasulullah pernah menganjurkan memakai celak, berikut bunyi haditsnya:
عَلَيْكُمْ بِالْإِثْمِدِ عِنْدَ النَّوْمِ، فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ، وَيُنْبِتُ الشَّعَرَ
Artinya: "Bercelaklah dengan itsmid, karena ia dapat menerangkan pandangan dan menumbuhkan bulu (mata)," (HR At Tirmidzi).
7. Melaksanakan Ziarah Kubur
Mengunjungi makam keluarga atau ulama pada bulan Muharram merupakan praktik mulia yang bisa mendekatkan hati dengan kematian dan akhirat. Ziarah bukan sekadar mengingat orang-orang terkasih, tetapi juga sebagai sarana merenung dan berdoa agar diri senantiasa berada di jalan kebenaran. Mendoakan orang-orang yang telah wafat menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengingat akan kefanaan dunia.
8. Menjenguk Orang yang Sedang Sakit
Salah satu bentuk kepedulian sosial yang bernilai ibadah adalah menjenguk mereka yang sedang terbaring lemah karena sakit. Dalam bulan Muharram, amalan ini semakin bernilai karena dilakukan di waktu-waktu penuh keberkahan. Menjenguk dengan niat ikhlas, memberikan semangat, dan turut mendoakan kesembuhan merupakan cerminan akhlak Rasulullah SAW.
9. Memberi Nafkah Tambahan untuk Keluarga
Bagi seorang kepala keluarga, memperluas nafkah atau mencukupi kebutuhan anggota keluarga selama bulan Muharram, terutama pada hari Asyura di mana merupakan sunah yang dianjurkan. Dalam salah satu riwayat, disebutkan bahwa siapa saja yang memberikan kelapangan nafkah untuk keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun tersebut.
10. Merawat Diri dengan Memotong Kuku
Salah satu kebiasaan bersih diri yang menjadi sunah di bulan ini adalah memotong kuku. Berbeda dengan larangan memotong kuku menjelang Idul Adha bagi mereka yang hendak berkurban, pada Muharram justru dianjurkan agar menjaga kebersihan diri, termasuk dengan merapikan kuku dan mencukur bulu-bulu halus.
11. Membaca Surah Al-Ikhlas dalam Jumlah Banyak
Salah satu amalan yang bisa diamalkan selama bulan Muharram adalah memperbanyak membaca Surah Al-Ikhlas. Dalam sebagian riwayat, disunnahkan membacanya hingga seribu kali, khususnya pada hari Asyura. Selain sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah, membaca surah ini juga menjadi sarana memohon keikhlasan dan penjagaan spiritual.
12. Bersedekah pada Hari Asyura
Memberikan sedekah pada hari ke-10 Muharram atau hari Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa siapa pun yang memperluas pemberian kepada keluarganya pada hari tersebut, Allah akan memberinya kelapangan rezeki sepanjang tahun. Ibnu Uyainah bahkan menyatakan bahwa ia telah membuktikan faedahnya selama puluhan tahun.
13. Bertaubat
Amalan di bulan Muharram sesuai sunnah lainnya adalah bertaubat pada hari Asyura. Sebagaimana Qatadah RA berpendapat, taubat yang dilakukan Nabi Adam AS adalah pada hari Asyura.
Ia juga mengatakan, terkait puasa hari Asyura, Rasulullah SAW bersabda, "Akan digantikan kejahatan-kejahatan pada tahun sebelumnya dengan kebaikan (amal ini)." (HR Muslim).
Menurut Ibnu Allan dalam kitab Syarhul Adzkar menjelaskan, orang-orang pada masa Jahiliyah dulu pun mengagungkan bulan Muharram. Tidak sedikit pula kabilah Arab memuliakan Muharram pada tahun tertentu dan menyebutnya dengan nama Safar Awal.
15. Zikir
Seperti bulan lainnya, bulan Muharram dapat diisi dengan banyak mengingat Allah atau zikir. Perintah untuk mengingat Allah ini telah disebutkan dalam beberapa surat dalam Al Quran, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 41-42 sebagai berikut,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dikatakan bahwa orang yang membaca dzikir akan dikelilingi oleh malaikat rahmat. Dari Abu Hurairah RA berkata:
"Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majlis yang di dalamnya menyebut (dzikir) nama Allah, melainkan malaikat mengepungnya dalam rahmat menyelimutinya, dan Allah menyebut mereka sebagai golongan yang berada di sisiNya." (HR Muslim).
Q and A Seputar Amalan Malam 1 Suro
1. Apa makna spiritual dari amalan malam 1 Suro bagi masyarakat Jawa?
Jawaban: Amalan malam 1 Suro memiliki makna sebagai bentuk perenungan dan introspeksi diri dalam menyambut tahun baru Hijriyah versi Jawa. Masyarakat memaknainya sebagai momen penyucian lahir batin, menenangkan pikiran, serta memohon keselamatan kepada Tuhan agar diberi perlindungan dan petunjuk dalam menjalani hari-hari ke depan.
2. Mengapa malam 1 Suro dianggap istimewa untuk melakukan amalan tertentu?
Jawaban: Malam ini dipercaya sebagai waktu transisi yang sakral, di mana alam spiritual lebih terbuka dan energi spiritual lebih kuat. Oleh sebab itu, amalan malam 1 Suro diyakini mampu memperkuat ikatan batin dengan Tuhan serta membuka jalan bagi keberkahan, keselamatan, dan kekuatan batiniah.
3. Amalan apa saja yang sering dilakukan pada malam 1 Suro?
Jawaban: Amalan yang biasa dilakukan antara lain puasa mutih, wirid atau dzikir khusus, salat hajat, menyendiri (tirakat), hingga ziarah kubur leluhur. Ada pula yang mengadakan doa bersama atau kenduri sebagai bentuk syukur dan permohonan keselamatan kepada Allah SWT.
4. Apakah amalan malam 1 Suro harus dilakukan secara berjamaah?
Jawaban: Tidak harus. Banyak orang melakukannya secara pribadi karena sifatnya yang lebih bersifat kontemplatif dan spiritual. Namun, dalam komunitas atau keluarga, amalan malam 1 Suro juga kerap dilakukan secara bersama-sama sebagai bentuk penguatan spiritual kolektif.