:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275531/original/084724600_1751881456-7.jpg)
1/7
Anak-anak berdiri di samping tenda-tenda di kamp yang menampung para pengungsi Palestina di kamp Al-Bureij, Jalur Gaza tengah pada 7 Juli 2025. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275532/original/022325100_1751881458-1.jpg)
1/7
Juru bicara UNICEF di Palestina, Kazim Abu Khalaf mengatakan bahwa runtuhnya sistem perawatan kesehatan menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan anak-anak di Jalur Gaza. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275533/original/074080700_1751881459-2.jpg)
1/7
Dalam pernyataannya, pada 4 Juni 2025, Kazim Abu Khalaf mengatakan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi tantangan besar di tengah perang yang terus berlangsung. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275534/original/026364600_1751881461-3.jpg)
1/7
Ia juga menekankan tidak ada tempat lain di dunia yang mencatat jumlah korban anak yang begitu tinggi setiap harinya. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275535/original/078868600_1751881462-4.jpg)
1/7
Dalam catatannya, sejak 7 Oktober 2023, rata-rata 27 anak telah meninggal setiap harinya. Jika korban cedera disertakan maka jumlah tersebut meningkat menjadi 83 anak dalam kurun waktu 20 bulan. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275536/original/030517400_1751881464-5.jpg)
1/7
Kazim Abu Khalaf juga menegaskan bahwa anak-anak termasuk yang paling terdampak oleh kelaparan yang melanda Jalur Gaza, dengan puluhan ribu anak tercatat membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi akut yang parah. (Eyad BABA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275537/original/066463300_1751881465-6.jpg)
1/7
Statistik awal menunjukkan lebih dari 40.000 anak telah menjadi yatim piatu dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Anak-anak di Gaza akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa pulih, tidak hanya dari cedera fisik tetapi juga dari trauma psikologis dan emosional. (Eyad BABA/AFP)