9 Tanda Asam Lambung Naik, Ketahui Faktor Pemicu dan Penanganannya

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Tanda asam lambung naik bisa dikenali dari sensasi panas di dada, mual, hingga rasa pahit di mulut. Gejala ini muncul ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, biasanya akibat melemahnya otot katup lambung.

Mengenali tanda asam lambung naik sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi. Beberapa gejala lain yang patut diwaspadai antara lain kembung, sering bersendawa, dan sulit menelan.

Untuk mencegah tanda asam lambung naik, disarankan menghindari makanan berlemak, pedas, serta tidak langsung berbaring setelah makan. Menjaga pola makan dan stres juga sangat membantu mengurangi risikonya.  

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang tanda asam lambung naik, Senin (21/7/2025).

Tanda Asam Lambung Naik

Asam lambung naik atau refluks asam adalah kondisi yang sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas harian. Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti radang kerongkongan (esofagitis) atau bahkan kerusakan jaringan.

Mengutip kajian yang dipublikasikan di JURNAL COMASIE - VOL. 07 NO. 07 (2022), asam lambung naik atau penyakit asam lambung banyak dialami oleh orang dewasa. Penyakit asam lambung disebabkan oleh peningkatan asam di kerongkongan atau lambung kerongkongan. Kondisi ini terjadi pada saluran pencernaan, yang menghubungkan radang mulut dan lambung.

Berikut ini beberapa tanda asam lambung naik yang umum dan perlu diwaspadai:

1. Sensasi Terbakar di Dada (Heartburn)

Ini adalah gejala paling umum dari refluks asam lambung. Sensasi panas atau terbakar biasanya muncul di bagian tengah dada, terutama setelah makan atau saat berbaring. Rasa panas ini dapat menjalar hingga ke tenggorokan.

2. Regurgitasi Asam

Regurgitasi terjadi saat isi lambung, terutama cairan asam, naik ke kerongkongan hingga ke mulut. Hal ini meninggalkan rasa asam atau pahit yang tidak menyenangkan, dan seringkali disertai rasa mual.

3. Kesulitan Menelan (Disfagia)

Asam lambung yang sering naik bisa menyebabkan iritasi atau luka di kerongkongan, yang kemudian membuat penderitanya merasa seperti ada yang mengganjal atau tersangkut saat menelan makanan.

4. Mual dan Muntah

Pada beberapa kasus, penderita refluks asam mengalami mual berkepanjangan atau bahkan muntah. Ini bisa terjadi bersamaan dengan gejala lainnya seperti perut terasa penuh dan nyeri ulu hati.

5. Bau Mulut yang Tidak Sedap

Asam yang naik ke kerongkongan dan mulut dapat menyebabkan bau napas yang kurang sedap, terutama saat bersendawa atau setelah bangun tidur.

6. Batuk Kronis dan Serak

Paparan asam lambung ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi, yang memicu batuk terus-menerus tanpa penyebab saluran pernapasan. Suara juga bisa menjadi serak, terutama di pagi hari.

7. Rasa Cepat Kenyang dan Sering Bersendawa

Gas berlebih dalam perut membuat penderita mudah merasa kenyang, bahkan setelah makan dalam porsi kecil. Sering bersendawa juga menjadi indikasi terganggunya sistem pencernaan akibat asam lambung.

8. Sakit Perut Bagian Atas

Nyeri di area ulu hati atau bagian atas perut dapat muncul akibat tekanan dan iritasi dari asam lambung yang berlebihan.

9. Gangguan Tidur

Rasa terbakar dan ketidaknyamanan yang dirasakan saat malam hari bisa mengganggu tidur. Posisi berbaring memperburuk kondisi ini karena memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Faktor Pemicu Asam Lambung Naik

Menurut Potter & Perry (2005) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Karya Kesehatan | Volume 02 | Nomor 01 | November 2021, pola makan yang tidak baik dan tidak teratur dapat meningkatkan asam lambung sehingga lambung menjadi sensitif dan menyebabkan terjadinya gatritis

Asam lambung naik atau refluks asam dapat dipicu oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan pola makan, gaya hidup, maupun kondisi medis tertentu. Memahami pemicu-pemicu ini sangat penting untuk mencegah kekambuhan dan membantu proses pengelolaan gejalanya. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Jenis Makanan dan Minuman Tertentu

Beberapa jenis makanan dan minuman diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung atau mengendurkan otot sfingter esofagus bawah—otot yang bertugas menahan agar asam lambung tidak naik ke kerongkongan. Ketika otot ini melemah, risiko refluks pun meningkat. Jenis makanan dan minuman yang menjadi pemicu umum antara lain:

- Makanan berlemak dan digoreng

- Makanan pedas dan asam

- Cokelat

- Minuman berkafein seperti kopi dan teh

- Minuman bersoda atau beralkohol

- Menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman tersebut dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas gejala refluks asam.

2. Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat

Pola makan yang buruk juga berperan besar dalam memicu naiknya asam lambung. Beberapa kebiasaan makan yang patut dihindari meliputi:

- Makan dalam porsi besar sekaligus

- Makan terlalu cepat tanpa mengunyah dengan baik

- Langsung berbaring atau tidur setelah makan

Untuk mengatasinya, disarankan untuk makan dalam porsi kecil namun sering, makan dengan perlahan, serta memberi jeda waktu minimal dua hingga tiga jam sebelum tidur setelah makan.

3. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Gaya hidup sehari-hari juga turut memengaruhi kesehatan lambung. Beberapa kebiasaan yang perlu diwaspadai antara lain:

- Obesitas: Berat badan berlebih dapat menambah tekanan di perut, sehingga mendorong isi lambung naik ke kerongkongan.

- Merokok: Kandungan nikotin dalam rokok dapat melemahkan sfingter esofagus bawah dan meningkatkan risiko refluks.

- Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup yang terlalu pasif memperlambat pencernaan dan memicu penumpukan gas, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan dalam perut.

4. Kondisi Fisiologis atau Medis Tertentu

Beberapa kondisi dalam tubuh juga dapat menyebabkan asam lambung mudah naik, antara lain:

- Kehamilan: Perubahan hormon dan tekanan dari janin yang berkembang dapat melemahkan sfingter esofagus serta memperlambat pengosongan lambung.

- Hernia hiatus: Kondisi ini terjadi saat sebagian lambung terdorong melewati diafragma, meningkatkan kemungkinan refluks asam.

- Stres berlebih: Faktor psikologis seperti stres atau kecemasan dapat memengaruhi kerja sistem pencernaan dan memperparah gejala GERD.

Langkah Penanganan dan Pencegahan Asam Lambung

Mengatasi tanda asam lambung naik memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari perubahan pola hidup hingga pengobatan yang tepat. Penanganan yang baik bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah kekambuhan, serta melindungi kerongkongan dari iritasi akibat asam lambung.

1. Perubahan Pola Makan

- Hindari makanan pemicu, seperti makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, minuman berkafein, dan soda.

- Makan dalam porsi kecil namun sering agar lambung tidak terlalu penuh.

- Kunyah makanan dengan perlahan, agar proses pencernaan di lambung lebih ringan.

- Hindari makan 2–3 jam sebelum tidur untuk mencegah asam lambung naik saat tubuh dalam posisi berbaring.

2. Perbaikan Gaya Hidup

Mengutip buku berjudul Sehat dalam Setiap Langkah: Mempraktikkan Gaya Hidup Sehat di Kehidupan Sehari-hari (2024) oleh Aloysius Fernandi, gaya hidup sehat berpengaruh pada kesehatan mental dan emosional. Pola tidur yang cukup, manajemen stres yang efektif, dan pengaturan waktu yang baik dapat meningkatkan kualitas tidur dan membantu mengurangi tingkat stres, kecemasan dan depresi. 

- Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi (menggunakan bantal tambahan atau menaikkan bagian kepala tempat tidur).

- Turunkan berat badan jika berlebih, karena obesitas meningkatkan tekanan di perut yang memicu refluks.

- Berhenti merokok, karena nikotin melemahkan otot sfingter esofagus bawah.Hindari pakaian ketat di sekitar perut, yang bisa menekan lambung dan mendorong asam naik ke kerongkongan.

3. Penggunaan Obat-obatan (Berdasarkan Anjuran Medis)

Jika perubahan gaya hidup belum cukup meredakan gejala, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, seperti:

- Antasida: Menetralkan asam lambung secara cepat, cocok untuk gejala ringan yang sesekali muncul.

- H2-receptor blockers: Mengurangi produksi asam lambung dan bekerja lebih lama dibanding antasida.

- Proton Pump Inhibitors (PPI): Menghambat produksi asam secara signifikan, cocok untuk penanganan jangka panjang dan kasus yang lebih berat.

4. Konsultasi dengan Dokter

- Jangan mengobati diri sendiri secara terus-menerus dengan obat bebas tanpa diagnosis yang jelas.

- Jika gejala asam lambung sering kambuh, berat, atau disertai keluhan lain seperti nyeri dada, sulit menelan, atau mual berkepanjangan, segera temui dokter.

- Pemeriksaan medis menyeluruh akan membantu menemukan penyebab utama refluks dan menentukan jenis terapi yang paling efektif sesuai kondisi individu.

Sumber: 

- Kajian berjudul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Asam Lambung pada Orang Dewasa Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web di JURNAL COMASIE - VOL. 07 NO. 07 (2022)

- Kajian berjudul Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Bagian Perlengkapan RumahTangga dan Protokoler Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Utara di Jurnal Ilmiah Karya Kesehatan | Volume 02 | Nomor 01 | November 2021

- Buku berjudul Sehat dalam Setiap Langkah: Mempraktikkan Gaya Hidup Sehat di Kehidupan Sehari-hari (2024) oleh Aloysius Fernandi

Q & A Seputar Topik

Apa saja tanda-tanda umum asam lambung naik?

Tanda asam lambung naik dapat berupa sensasi panas di dada (heartburn), nyeri ulu hati, mual, sering bersendawa, rasa asam atau pahit di mulut, hingga batuk kering yang muncul terutama saat malam hari. Gejala ini bisa memburuk setelah makan atau saat berbaring.

Makanan dan minuman apa yang bisa memicu asam lambung naik?

Beberapa pemicu umum meliputi makanan berlemak, pedas, atau asam, cokelat, kafein (seperti kopi dan teh), serta minuman bersoda dan beralkohol. Konsumsi berlebihan makanan tersebut dapat meningkatkan produksi asam atau mengendurkan katup lambung.

Bagaimana kebiasaan makan memengaruhi kondisi asam lambung?

Makan dalam porsi besar, terburu-buru tanpa mengunyah dengan baik, atau langsung tidur setelah makan dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan memicu refluks. Mengubah pola makan menjadi lebih sehat sangat penting dalam pencegahan gejala.

Apakah gaya hidup juga berpengaruh terhadap naiknya asam lambung?

Ya, gaya hidup sangat berpengaruh. Obesitas, merokok, kurang olahraga, serta stres berkepanjangan bisa memperparah kondisi ini. Mengelola berat badan, berhenti merokok, dan menjaga kebugaran fisik sangat membantu mengurangi risiko kambuhnya gejala.

Bagaimana cara menangani asam lambung yang kambuh?

Langkah awal adalah memperbaiki pola makan dan gaya hidup. Jika gejala tidak membaik, bisa digunakan obat seperti antasida, H2-receptor blockers, atau proton pump inhibitors (PPI). Konsultasi ke dokter sangat disarankan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |