4 Jenis Ular yang Bisa Memangsa Manusia dan Habitatnya, Waspadai Keberadaannya

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Mengetahui jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi Anda yang sering beraktivitas di alam terbuka. Edukasi tentang jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan yang berakibat fatal. Meskipun kasus ular memangsa manusia tergolong langka, pengetahuan ini tetap sangat vital untuk keselamatan dan kewaspadaan kita semua.

Jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya memang memiliki karakteristik khusus, mulai dari ukuran tubuh raksasa, kekuatan lilitan, hingga kemampuan berburu di lingkungan yang sulit dijangkau manusia. Informasi mengenai jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya tak hanya penting bagi para petualang, namun juga wajib diketahui masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, hutan, atau sekitar sungai dan rawa, karena area ini merupakan habitat alami dari sebagian besar ular besar pemangsa.

Simak penjelasan lengkap yang telah Liputan6 rangkum tentang jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya berikut ini, mulai dari ciri fisik, perilaku berburu, hingga tips aman jika bertemu ular di alam bebas, pada Sabtu (15/11). Pengetahuan ini akan membekali Anda agar tetap tenang, waspada, dan tahu langkah yang harus diambil apabila bertemu dengan ular raksasa berbahaya di habitat aslinya.

1. Sanca Kembang (Malayopython reticulatus): Ular Terpanjang di Dunia

Sanca kembang (Malayopython reticulatus) adalah salah satu jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya tersebar luas di Asia Tenggara. Wilayah persebarannya meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Bangladesh. Ular ini dikenal sebagai ular terpanjang di dunia, dengan panjang yang bisa mencapai 10 meter dan berat hingga 175 kg. Karena ukurannya sangat besar, hewan ini sudah beberapa kali tercatat memangsa hewan berukuran besar, dan bahkan manusia.

Habitat favorit sanca kembang adalah hutan hujan tropis, rawa-rawa, dan daerah pinggiran sungai yang memiliki tutupan vegetasi rapat. Ular ini biasanya aktif berburu pada malam hari (nokturnal) dan mampu mendeteksi panas tubuh serta getaran mangsa. Ketika mendapat kesempatan, sanca kembang menerapkan teknik lilitan super kuat untuk menaklukkan korbannya, yang kemudian akan ditelan utuh.

Meskipun merupakan predator alami berbagai satwa liar, kasus sanca kembang memangsa manusia telah tercatat, khususnya di daerah pedesaan yang dekat dengan hutan. Interaksi yang tinggi antara manusia dan satwa liar di area tersebut meningkatkan potensi pertemuan yang berujung pada insiden.

2. Anakonda Hijau (Eunectes murinus): Penguasa Sungai Amazon

Anakonda hijau (Eunectes murinus) dikenal sebagai ular terberat di dunia. Ular ini dapat tumbuh hingga mencapai 9 meter dengan bobot lebih dari 200 kg. Habitat utama anakonda hijau berada di wilayah hutan hujan Amazon, terutama sekitar sungai yang dangkal, rawa, dan daerah banjir musiman di Amerika Selatan. Negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Peru, dan Bolivia merupakan bagian dari distribusinya.

Anakonda hijau lebih sering berburu di air daripada di darat. Teknik berburu dari dalam air membuat ular ini sangat sulit dideteksi oleh mangsanya. Ular ini memangsa berbagai satwa besar seperti caiman (buaya kecil), rusa, babi hutan, bahkan kapibara. Walaupun manusia bukan mangsa utama, dalam situasi tertentu, anakonda hijau bisa saja memangsa manusia yang berada sendiri di dekat habitatnya.

Cara berburu anakonda tak jauh berbeda dengan sanca, yaitu memanfaatkan kekuatan tubuhnya yang besar untuk melilit dan menelan utuh mangsa. Hingga kini, belum ada laporan resmi anakonda hijau memangsa manusia, namun potensi tersebut sangat besar terutama di habitat aslinya yang lebat dan terpencil.

3. Piton Batu Afrika (Python sebae): Sang Monster dari Sabana Sub-Sahara

Piton batu Afrika (Python sebae) adalah ular raksasa yang dapat hidup di berbagai jenis habitat. Ular ini ditemukan di hutan, savana, padang rumput, dan daerah pinggir sungai di kawasan sub-Sahara Afrika, khususnya di Afrika Tengah dan Barat. Dengan panjang yang bisa melebihi enam meter dan bobot hingga 50 kg, piton batu Afrika memangsa berbagai satwa besar, mulai dari kijang, monyet, babi hutan, hingga predator lain seperti buaya muda.

Piton batu Afrika terkenal agresif saat merasa terancam. Ular ini sering ditemukan di sekitar kawasan manusia, terutama ketika sedang mencari mangsa atau habitat baru akibat terganggunya habitat asli. Kasus serangan bahkan memangsa manusia, terutama anak-anak, sudah beberapa kali tercatat di Afrika.

Habitat ular ini yang kerap bersentuhan dengan populasi penduduk membuat potensi konflik manusia-ular lebih sering terjadi, utamanya saat manusia memasuki daerah sabana liar dan pinggir sungai. Kewaspadaan sangat diperlukan saat beraktivitas di wilayah persebaran ular ini.

4. Sanca Bodo/Piton Burma (Python bivittatus): Predator dari Asia Tenggara

Sanca bodo atau piton Burma (Python bivittatus) adalah jenis ular besar yang umum ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Ular ini hidup di hutan lebat, rawa, daerah persawahan, dan tepian sungai di Myanmar, Thailand, dan sebaran terbatas di Indonesia bagian barat. Dengan panjang tubuh rata-rata 5 meter, bahkan pernah ditemukan yang mencapai 7 meter lebih, piton Burma bisa memangsa hewan besar, dan sesekali memangsa manusia jika ada peluang.

Piton Burma terkenal sebagai salah satu ular yang mahir berenang dan memanjat, namun setelah dewasa, kemampuan memanjat cenderung berkurang. Habitat alami ular ini yang berada di dekat sumber air membuatnya sering bersinggungan dengan hewan mamalia besar bahkan manusia, terutama anak-anak atau manusia dewasa bertubuh kecil. Beberapa kasus penyerangan yang berakibat fatal pada manusia pernah terjadi di wilayah distribusinya.

Faktor Risiko Bertemu Ular Besar Pemangsa Manusia

Risiko bertemu jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sekitar habitat asli ular-ular tersebut. Perluasan permukiman, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, aktivitas perburuan liar, dan berkurangnya jumlah mangsa alami bisa memicu ular masuk ke wilayah manusia. Bahkan di daerah pedalaman Asia Tenggara, laporan sanca kembang memangsa manusia kerap terjadi di daerah dengan tingkat interaksi tinggi antara manusia dan satwa liar.

Di wilayah Amazon dan sub-Sahara Afrika, masyarakat lokal telah terbiasa menghadapi risiko semacam ini dan umumnya memiliki kearifan lokal dalam menghindari ancaman ular besar. Namun wisatawan, peneliti, atau masyarakat pendatang baru perlu memiliki pemahaman soal jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya agar tetap aman di alam liar. Edukasi dan kewaspadaan adalah kunci utama untuk meminimalkan risiko.

Tips & Langkah Aman Jika Bertemu Ular Besar Pemangsa Manusia

Berikut ini langkah-langkah yang wajib diketahui ketika Anda berada di habitat jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya:

  • Jangan Panik: Usahakan tetap tenang jika melihat ular besar. Panik hanya akan membuat gerak Anda tidak terkontrol dan memancing agresivitas ular.
  • Jaga Jarak Aman: Selalu berikan ruang untuk ular pergi. Jangan dekati atau ganggu ular, apalagi mencoba menangkap atau mengusirnya dengan tongkat.
  • Amati Sekitar: Jika Anda berada di hutan, rawa, atau pinggir sungai, amati area sekitar sebelum duduk atau berjalan ke tempat tersembunyi (bawah semak, tumpukan batu, dahan rendah).
  • Gunakan Peralatan Tepat: Saat melintasi habitat ular besar, kenakan sepatu boot tinggi, celana panjang, dan hindari berjalan sendirian di malam hari.
  • Jangan Berisik atau Mengganggu: Ular cenderung menjauh dari manusia jika tidak diganggu. Buat suara sewajarnya, jangan menginjak-injak semak dengan kasar.
  • Bila Digigit atau Diserang: Jangan menarik anggota tubuh yang dililit. Usahakan tetap tenang agar detak jantung tidak meningkat drastis, dan sebisa mungkin minta pertolongan secepatnya.
  • Panggil Bantuan: Setelah berhasil melepaskan diri atau menjauh, segera cari bantuan medis dan informasikan lokasi serangan untuk evakuasi lanjutan.

QnA Seputar Jenis Ular yang Bisa Memangsa Manusia dan Habitatnya

Q: Apa saja jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya?

A: Beberapa jenis ular tersebut adalah sanca kembang (Asia Tenggara), anakonda hijau (Amazon, Amerika Selatan), sanca bodo/piton burma (Asia Tenggara), dan piton batu Afrika (Afrika sub-Sahara).

Q: Apakah kasus ular memangsa manusia sering terjadi?

A: Kasusnya sangat jarangnamun tetap tercatat beberapa insiden tiap tahunnya di dekat habitat asli ular besar tersebut terutama pada penduduk sekitar hutan atau perkebunan.

Q: Bagaimana cara menghindari serangan jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya?

A: Hindari beraktivitas di malam hari di habitat utama merekajangan mengganggu ular besarkenali habitatnya, dan gunakan pakaian pelindung jika memasuki area berisiko.

Q: Apakah seluruh ular raksasa berbisa?

A: Tidaksemua jenis ular yang bisa memangsa manusia dan habitatnya yang disebut di atas tidak berbisamereka melumpuhkan dan memangsa mangsanya dengan teknik lilitan kuat.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |