:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270639/original/072983900_1751436384-sep1.jpg)
1/6
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan alas kaki di industri rumahan sepatu wanita OB Shoes di kawasan Pondok Petir, Depok, Jawa Barat, Rabu (2/7/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270640/original/024146900_1751436385-sep3.jpg)
1/6
Pasca-perayaan Lebaran 2025 pada April lalu, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di industri rumahan sepatu wanita OB Shoes mengaku mengalami penurunan omzet produksi. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270641/original/079603100_1751436385-sep6.jpg)
1/6
Hingga kini, penurunan omzet bisa mencapai 70 persen dari biasanya. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270642/original/030490900_1751436386-sep4.jpg)
1/6
Kondisi ini disebabkan karena turunnya permintan pasar dan penurunan daya beli masyarakat. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270643/original/082932300_1751436386-sep8.jpg)
1/6
Maraknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) disinyalir menjadi penyebab utama turunnya daya beli masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5270644/original/038947400_1751436387-sep9.jpg)
1/6
Akibat penurunan omzet produksi ini, industri rumahan sepatu wanita OB Shoes hanya mampu mempekerjakan lima dari sebelumnya 20 orang pekerja. (merdeka.com/Arie Basuki)