Liputan6.com, Jakarta Penyebab kutu beras muncul padahal beras masih baru sering mengejutkan banyak orang karena kutu beras tidak hanya ditemukan pada beras lama, tetapi juga pada beras yang terlihat bersih dan baru dibeli. Serangga kecil ini dapat merusak kualitas serta nilai gizi beras, sehingga penting untuk memahami mengapa kutu bisa muncul meski kemasan masih baru.
Kemunculan kutu beras umumnya dipicu oleh telur yang sudah ada sejak proses penyimpanan di gudang hingga kondisi penyimpanan yang kurang tepat di rumah. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut faktor penyebabnya serta cara mencegahnya, dirangkum Liputan6.com pada Senin (17/11).
1. Telur Kutu yang Sudah Ada Sejak Awal
Salah satu penyebab utama kemunculan kutu beras pada beras baru adalah keberadaan telur kutu yang tidak terlihat. Telur-telur ini dapat ada di dalam butiran beras sejak proses panen atau pengolahan. Mengutip studi International Journal Of Creative Research Thoughts (IJCRT) berjudul "Rice Weevil (Sitophilus Oryzae): Impact, Control Strategies, And Ecological Adaptation" oleh Mr. Sharvan Gurjar dan Jodhpur mengungkapkan bahwa salah satu ciri beras tersebut terdapat kutu adalah terdapatnya lubang di butiran beras.
Lubang ini sebenarnya bukan terjadi secara alami, melainkan dibuat oleh kutu betina untuk meletakkan telurnya di dalam, sehingga telur tidak terlihat dari luar. Telur kutu beras berukuran sangat kecil dan sulit dideteksi dengan mata telanjang. Telur ini dapat menetas menjadi larva dalam waktu sekitar 3 hingga 7 hari. Larva kemudian akan hidup dan berkembang di dalam butiran beras, memakan isinya, sebelum akhirnya menjadi kutu dewasa.
Proses ini menjelaskan mengapa beras yang baru dibeli dapat tiba-tiba memiliki kutu setelah beberapa waktu disimpan. Kutu dewasa yang muncul sebenarnya adalah hasil dari penetasan telur yang sudah ada di dalam beras sejak sebelum kemasan dibuka.
2. Kondisi Penyimpanan yang Tidak Tepat
Kondisi penyimpanan beras sangat mempengaruhi perkembangan kutu beras. Kutu beras berkembang biak dengan cepat dalam lingkungan yang hangat dan lembap. Suhu ideal untuk kutu beras adalah antara 25 hingga 30 derajat Celsius, dengan kelembapan tinggi.
Jika beras disimpan di tempat yang suhunya di bawah 17 derajat Celsius, kutu beras akan kesulitan bertahan hidup. Wadah penyimpanan yang tidak kedap udara atau tidak bersih juga dapat memicu kemunculan kutu.
Kelembapan berlebihan di dalam wadah atau area penyimpanan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung penetasan telur dan pertumbuhan larva. Oleh karena itu, menjaga kebersihan wadah dan area penyimpanan sangat penting untuk mencegah infestasi kutu beras.
3. Kontaminasi Silang dari Sumber Lain
Kutu beras dapat menyelinap masuk dari sumber lain melalui kontaminasi silang. Kontaminasi ini dapat terjadi jika beras disimpan berdekatan dengan bahan makanan kering lain yang sudah terinfeksi kutu. Kutu dewasa memiliki kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Jika ada bahan makanan kering lain yang mengandung kutu, serangga tersebut dapat dengan mudah berpindah ke wadah beras yang baru. Hal ini sering terjadi di dapur atau gudang penyimpanan yang tidak terorganisir dengan baik.
Penting untuk menjauhkan beras dari bahan makanan lain yang berpotensi menjadi sarang kutu. Pembersihan rutin area penyimpanan dan pemeriksaan berkala terhadap semua bahan pangan kering dapat membantu mencegah kontaminasi silang.
4. Kemasan yang Tidak Kedap Udara
Kemasan beras yang tidak kedap udara atau memiliki kerusakan kecil dapat menjadi pintu masuk bagi kutu beras. Meskipun beras terlihat baru dan tersegel, celah kecil pada kemasan dapat memungkinkan kutu dewasa masuk dan bertelur.
Kutu beras dapat menembus bahan kemasan yang tidak kuat untuk mencapai butiran beras di dalamnya. Setelah masuk, kutu dapat berkembang biak dengan cepat, terutama jika kondisi di dalam kemasan mendukung.
Oleh karena itu, setelah membeli beras, disarankan untuk segera memindahkannya ke wadah penyimpanan yang kedap udara. Wadah yang tertutup rapat akan mencegah kutu masuk dan juga membatasi kadar oksigen yang tidak disukai kutu.
5. Siklus Hidup Kutu Beras yang Cepat
Kutu beras memiliki siklus hidup yang relatif cepat, memungkinkan populasi mereka berkembang biak dalam waktu singkat. Kutu betina dapat bertelur antara 2 hingga 6 butir setiap hari. Selama masa hidupnya, seekor kutu betina mampu menghasilkan ratusan telur.
Telur-telur ini menetas menjadi larva dalam beberapa hari, kemudian larva hidup di dalam butiran beras selama sekitar 15-18 hari. Setelah itu, larva berubah menjadi pupa dan akhirnya menjadi kutu dewasa.
Kecepatan reproduksi ini berarti bahwa bahkan jika hanya ada sedikit telur yang tidak terlihat pada beras baru, populasi kutu dapat meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu.
6. Langkah Pencegahan dan Penanganan
Berdasarkan situs kesehatan Pemerintah Amerika Serikat, National Library Of Medicine, mencegah kemunculan kutu beras pada beras baru memerlukan beberapa tindakan proaktif. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda praktikkan:
- Pertama, beras bisa diberikan pengendalian kutu alami berupa minyak esensial seperti atsiri, atau daun-daun yang mengandung senyawa tertentu.
- Anda juga bisa memasukkan beras ke dalam freezer selama minimal 3-7 hari, setelah pembelian. Suhu dingin ekstrem akan membunuh telur, larva, dan kutu dewasa yang mungkin sudah ada di dalam beras.
- Kedua, simpan beras dalam wadah kedap udara yang bersih dan kering. Wadah yang terbuat dari kaca atau plastik tebal lebih disarankan daripada kemasan aslinya. Menjaga area penyimpanan tetap sejuk dan kering juga penting untuk menghambat perkembangbiakan kutu.
- Ketiga, gunakan bahan alami pengusir kutu seperti daun salam, bawang putih, atau cengkeh. Jika kutu sudah terlanjur muncul, menjemur beras di bawah sinar matahari juga dapat mengusir kutu.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Penyebab Kutu Beras Muncul Padahal Beras Masih Baru
Q: Apakah kutu beras berbahaya jika termakan?
A: Kutu beras tidak berbahaya jika termakan, tetapi dapat mengurangi kualitas beras.
Q: Bagaimana cara mengetahui beras sudah terkontaminasi telur kutu?
A: Tanda awal infestasi terlihat ketika larva atau kutu dewasa muncul dari beras.
Q: Berapa lama kutu beras bisa bertahan hidup?
A: Kutu beras dewasa dapat hidup selama 2-3 bulan dalam kondisi ideal.
Q: Apakah beras yang sudah berkutu masih bisa dikonsumsi?
A: Beras yang terinfeksi kutu masih dapat dikonsumsi jika dimasak dengan baik.
Q: Bahan makanan apa lagi yang bisa diserang kutu beras?
A: Kutu beras juga menyerang biji-bijian lain seperti gandum dan kacang-kacangan.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415133/original/051205500_1763361754-Unsplash_-James_Tiono.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411669/original/056311600_1763018862-b2df1c45-ff08-4ff0-a3da-2e3d864574ba.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415404/original/055262100_1763370273-Ilustrasi_Ngegame.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415340/original/036354400_1763368449-gamis_kombinasi_blazer_brokat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414935/original/047743800_1763355160-ilustrasi_instagram.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2402737/original/026699700_1541601715-HL__8_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415286/original/090552500_1763366956-Kebaya_couple_modern_untuk_prewedding.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5160851/original/041505700_1741843444-preparing-all-purpose-flour-make-dough_114579-37754.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4932745/original/042125900_1725027460-Pendaftar_CPNS_2024.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415145/original/053156500_1763361935-gamis_blazer__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415217/original/002661000_1763364247-WhatsApp_Image_2025-11-17_at_14.23.41.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415200/original/043166800_1763363900-Cicak_di_Dapur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415022/original/043676600_1763357278-Gemini_Generated_Image_t0tdj1t0tdj1t0td.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415142/original/045324300_1763361918-ular_di_septic_tank.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415165/original/067166500_1763362792-kulit_tahu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415140/original/097265800_1763361881-Pagar_Rumah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415004/original/097234200_1763356833-HP_mengakses_Chat_GPT__ada_laptop_di_sebelahnya__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415106/original/098411100_1763360931-ular3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415086/original/095748300_1763360332-model_dress_atasan_brokat_bawahan_batik.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295897/original/086370600_1753509077-Berita_Foto_BRI_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296109/original/084505100_1753519774-ChatGPT_Image_26_Jul_2025__15.48.32.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296141/original/004257200_1753523929-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301927/original/084578200_1753962313-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294266/original/006803800_1753360820-20250724-Latihan_Timnas_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5290007/original/084072200_1753086458-20250721-Drawing-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301461/original/004913900_1753948899-8ebcdc04-e2eb-4e2e-ad9d-02d939cb6c3d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295631/original/082193100_1753466557-20250725-Indonesia_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5290465/original/074464300_1753114380-20250721-Indonesia_vs_Malaysia_U-23-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301565/original/059885200_1753950655-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301436/original/083885300_1753948530-Gemini_Generated_Image_od5ormod5ormod5o.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296179/original/059865200_1753528042-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296744/original/042952000_1753606701-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295714/original/047320100_1753499141-Gemini_Generated_Image_rrl8kgrrl8kgrrl8.jpg)