Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri, kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, dirayakan umat Islam seluruh dunia dengan penuh sukacita. Salah satu ibadah penting yang dilaksanakan adalah sholat Idul Fitri.
Sholat sunnah muakkadah ini terdiri dari dua rakaat dan dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri setelah matahari terbit, sebelum masuk waktu dzuhur. Memahami tata cara sholat Idul Fitri, bacaan-bacaannya, hukum, dan sunnah-sunnahnya sangat penting bagi setiap muslim.
Bagi umat muslim, memahami cara sholat Idul Fitri sangat penting untuk menjalankan ibadah dengan benar dan mendapatkan pahala yang maksimal. Baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, wajib memahami tata cara sholat Idul Fitri. Sholat Idul Fitri juga merupakan momen untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan keimanan.
Sholat Idul Fitri, meskipun sunnah, sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) untuk dikerjakan, terutama secara berjamaah di lapangan terbuka atau masjid. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya. Namun, jika terhalang, sholat Idul Fitri boleh dikerjakan sendiri di rumah.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (4/3/2025).
Sholat Idul Fitri bagi umat muslim akan segera tiba. Ini dia syarat sholat ied massal versi fatwa MUI di masa pandemi Corona Covid-19.
Tata Cara Sholat Idul Fitri Berjamaah
Melansir berbagai sumber seperti Kemenag dan buku-buku fikih, berikut tata cara sholat Idul Fitri berjamaah:
1. Niat: Niat sholat Idul Fitri dibaca dalam hati sebelum takbiratul ihram. Lafal niat berbeda bagi imam dan makmum:
- Imam: 'أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَــالَى (Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini imāman lillāhi ta'āla) - Artinya: 'Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala.'
- Makmum: أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَــالَى (Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini ma'mūman lillāhi ta'āla) - Artinya: 'Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala.'
2. Takbiratul Ihram: 'اللهُ أَكْبَرُ' (Allāhu Akbar) - Allah Maha Besar.
3. Doa Iftitah: Setelah takbiratul ihram, membaca doa iftitah seperti sholat-sholat lainnya. Contoh: 'اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا (Allāhu akbar kabīran, wal-hamdu lillāhi kathīran, wa subḥāna llāhi bukratan wa aṣīlā).
4. Takbir: Pada rakaat pertama, setelah doa iftitah, disunnahkan melakukan takbir sebanyak tujuh kali. Di antara setiap takbir, dianjurkan membaca: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ (Subḥāna llāhi wal-hamdu lillāhi wa lā ilāha illā llāhu wa llāhu akbar). Pada rakaat kedua, takbir dilakukan sebanyak lima kali.
5. Ruku', I'tidal, Sujud, dan Duduk di antara dua sujud: Sama seperti sholat lainnya.
6. Tasyahud Awal dan Akhir: Sama seperti sholat lainnya.
7. Shalawat: Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
8. Salam: Memberikan salam ke kanan dan ke kiri.
Tata Cara Sholat Idul Fitri Sendiri
Melansir dari berbagai sumber, termasuk Kemenag, sholat Idul Fitri boleh dikerjakan sendiri di rumah jika ada halangan untuk berjamaah, misalnya karena sakit atau kondisi darurat lainnya. Tata caranya hampir sama dengan sholat berjamaah, namun tanpa takbir sebanyak tujuh atau lima kali.
1. Niat: Sama seperti niat makmum pada sholat berjamaah, namun dilakukan sendiri.
2. Takbiratul Ihram: 'اللهُ أَكْبَرُ' (Allāhu Akbar)
3. Doa Iftitah: Membaca doa iftitah seperti sholat-sholat lainnya.
4. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Lainnya: Membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya, seperti surat Al-A'la pada rakaat pertama dan surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
5. Ruku', I'tidal, Sujud, dan Duduk di antara dua sujud: Sama seperti sholat lainnya.
6. Tasyahhud Awal dan Akhir: Sama seperti sholat lainnya.
7. Shalawat: Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
8. Salam: Memberikan salam ke kanan dan ke kiri.
Hukum Sholat Idul Fitri
Sholat Idul Fitri hukumnya adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Ini berdasarkan kesepakatan ulama dari berbagai mazhab. Meskipun sunnah, keutamaan mengerjakannya sangat besar. Rasulullah SAW selalu melaksanakan sholat Idul Fitri dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya.
Berikut kutipan dari Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi Banten:
'القسم الثاني من النفل المؤقت وهو ما تسن فيه الجماعة (صلاة العيدين) الأصغر والأكبر وهي من خصائص هذه الأمة' yang artinya: 'Jenis kedua dari salat sunnah yang ditentukan waktunya adalah shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah adalah (salat dua Id, yaitu Idulfitri dan Iduladha). Salat Id disyariatkan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW,'
MUI juga telah mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan sholat Idul Fitri dikerjakan di rumah jika ada halangan yang dibenarkan secara syariat, seperti kondisi pandemi. Namun, jika tidak ada halangan, maka mengerjakan sholat Idul Fitri secara berjamaah di masjid atau lapangan terbuka lebih utama dan dianjurkan.
Dalam kondisi darurat, seperti pandemi Covid-19, MUI mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan sholat Idul Fitri dikerjakan di rumah. Hal ini didasarkan pada prinsip kemaslahatan dan untuk mencegah penyebaran penyakit. Namun, fatwa ini tetap menekankan pentingnya melaksanakan sholat Idul Fitri, baik berjamaah maupun sendiri, sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Kesimpulannya, sholat Idul Fitri merupakan ibadah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Meskipun boleh dilakukan sendiri di rumah jika ada udzur syar'i, melaksanakannya secara berjamaah lebih utama dan mendapatkan pahala yang lebih besar.
Sunnah Ketika Sholat Idul Fitri
-
Melaksanakan sholat Idul Fitri secara berjamaah: Sholat Idul Fitri berjamaah di masjid atau lapangan terbuka lebih utama dan dianjurkan. Hal ini karena Rasulullah SAW selalu melaksanakan sholat Idul Fitri secara berjamaah. Dengan berjamaah, kita dapat merasakan kebersamaan dan kekompakan dalam beribadah.
Berjamaah juga memberikan kesempatan untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri yang berisi pesan-pesan kebaikan dan nasihat yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Berjamaah juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
-
Memperbanyak takbir sebelum dan sesudah sholat: Takbir merupakan bentuk pujian dan pengagungan kepada Allah SWT. Memperbanyak takbir sebelum dan sesudah sholat Idul Fitri merupakan sunnah yang dianjurkan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan atas datangnya hari raya Idul Fitri.
Takbir juga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik di rumah, di jalan, maupun di tempat umum lainnya. Dengan memperbanyak takbir, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
-
Berjalan kaki menuju tempat sholat (jika memungkinkan): Rasulullah SAW menganjurkan untuk berjalan kaki menuju tempat sholat Idul Fitri jika memungkinkan. Hal ini sebagai bentuk ibadah dan untuk mendapatkan pahala tambahan.
Berjalan kaki juga dapat menjadi sarana untuk bersedekah dan berbagi kepada sesama, misalnya dengan memberi salam dan ucapan selamat kepada orang yang dijumpai di jalan. Berjalan kaki juga dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
-
Mendengarkan khutbah Idul Fitri setelah sholat: Khutbah Idul Fitri berisi pesan-pesan kebaikan dan nasihat yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Mendengarkan khutbah Idul Fitri merupakan sunnah yang dianjurkan.
Khutbah Idul Fitri juga dapat memberikan pencerahan dan motivasi bagi kita untuk selalu berbuat baik dan meningkatkan keimanan. Khutbah Idul Fitri juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
-
Bersedekah dan saling memaafkan: Bersedekah dan saling memaafkan merupakan sunnah yang sangat dianjurkan pada hari raya Idul Fitri. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan untuk membersihkan diri dari dosa.
Bersedekah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan zakat fitrah, infak, sedekah, atau membantu orang yang membutuhkan. Saling memaafkan juga dapat mempererat tali silaturahmi dan menciptakan suasana yang harmonis.