Liputan6.com, Jakarta Matahari adalah sumber kehidupan di tata surya kita, menyediakan cahaya dan panas yang mendukung kelangsungan makhluk hidup di Bumi. Namun, seperti bintang lainnya, Matahari memiliki siklus hidup dan suatu saat akan kehabisan bahan bakarnya. Para astronom memperkirakan bahwa dalam sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan memasuki fase akhir kehidupannya dan berubah menjadi bintang yang jauh berbeda dari yang kita kenal sekarang.
Seiring berjalannya waktu, Matahari terus membakar hidrogen di intinya untuk menghasilkan energi. Ketika hidrogen habis, bintang ini akan mengalami perubahan drastis, menyebabkan dampak besar bagi planet-planet di sekitarnya, termasuk Bumi. Proses ini akan berlangsung dalam beberapa tahap, mulai dari ekspansi besar-besaran hingga akhirnya menyusut menjadi bintang kerdil putih.
"Ketika sebuah bintang mati, ia akan melepaskan massa gas dan debu ke luar angkasa, yang disebut selubung bintang. Ini bisa mencapai setengah dari total massa bintang," kata astronom Albert Zijlstra dari University of Manchester, dikutip dari space.com.
Tahap Pertama: Matahari Memasuki Fase Raksasa Merah
Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun ke depan, Matahari akan mengalami kehabisan hidrogen sebagai bahan bakar utama. Ketika ini terjadi, inti Matahari akan mulai menyusut karena gaya gravitasi, sementara lapisan luarnya akan mengembang drastis. Proses ini akan menjadikannya sebagai raksasa merah, sebuah tahap yang akan berlangsung sekitar 1 miliar tahun.
Saat Matahari memasuki fase ini, ukurannya akan bertambah lebih dari 200 kali lipat dibandingkan saat ini, cukup besar untuk menelan planet-planet terdekat, termasuk Merkurius dan Venus. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan kemungkinan bahwa Bumi akan ikut tersapu dalam ekspansi ini.
Jika Bumi selamat dari ekspansi Matahari, ia tetap akan mengalami suhu yang sangat tinggi akibat peningkatan radiasi Matahari. Lautan akan menguap, atmosfer akan terhempas ke luar angkasa, dan kehidupan di permukaan akan musnah. Dengan kata lain, Bumi akan menjadi planet kering seperti Mars.
Tahap Kedua: Matahari Kehilangan Lapisan Atmosfernya
Seiring waktu, Matahari akan mulai kehilangan massa melalui angin bintang yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan dari lapisan luar akan menyebar ke angkasa, menciptakan nebula planet yang mengandung unsur-unsur seperti karbon dan oksigen.
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada Matahari, tetapi juga pada banyak bintang lain yang telah memasuki tahap akhir kehidupannya. Para ilmuwan percaya bahwa nebula planet ini bisa menjadi tempat lahirnya bintang-bintang baru di masa depan.
Tahap Ketiga: Matahari Menjadi Kerdil Putih
Setelah kehilangan atmosfernya, Matahari akan memasuki tahap akhir hidupnya sebagai kerdil putih, yaitu inti panas yang tersisa setelah semua bahan bakar nuklirnya habis. Meski ukurannya akan menyusut hingga hanya seukuran Bumi, kerapatannya akan sangat tinggi.
Pada titik ini, Matahari tidak lagi menghasilkan energi melalui reaksi fusi, melainkan perlahan mendingin selama miliaran tahun. Dengan tidak adanya sumber panas dan energi yang cukup, Bumi akan menjadi batuan dingin yang mengorbit Matahari yang telah mati.
Jika Bumi masih ada pada tahap ini, ia akan menjadi dunia yang gelap dan beku tanpa atmosfer, air, atau kehidupan. Planet-planet lain di tata surya juga akan mengalami nasib serupa, meskipun beberapa gas raksasa seperti Jupiter dan Saturnus mungkin akan tetap ada dalam bentuk yang lebih ringan akibat hilangnya massa Matahari.
Apa yang Terjadi Selanjutnya? Apakah Ada Harapan untuk Tata Surya?
Meskipun Matahari akan mati, sisa-sisa material yang dilepaskannya bisa menjadi bahan pembentuk bintang dan planet baru di masa depan. Dalam skala waktu yang sangat panjang, nebula yang terbentuk dari sisa-sisa Matahari bisa mengalami kolaps gravitasi dan membentuk sistem bintang baru.
Namun, ini bukan berarti tata surya kita akan hidup kembali. Planet-planet yang tersisa kemungkinan besar hanya akan menjadi sisa-sisa yang dingin dan mati, berputar di sekitar kerdil putih yang terus meredup. Kehidupan, jika masih ada di tempat lain, harus mencari cara untuk bertahan di luar sistem ini.
Pertanyaan Umum Seputar Kematian Matahari
1. Berapa lama lagi Matahari akan mati?
Para ilmuwan memperkirakan bahwa Matahari akan mati dalam waktu sekitar 7 hingga 8 miliar tahun lagi.
2. Apakah Matahari akan menjadi lubang hitam?
Tidak, Matahari tidak memiliki massa yang cukup untuk menjadi lubang hitam. Ia hanya akan berakhir sebagai kerdil putih.
3. Apakah ada kemungkinan kehidupan bisa bertahan setelah Matahari mati?
Kehidupan seperti yang kita kenal kemungkinan besar tidak akan bertahan, tetapi kehidupan mungkin bisa berkembang di planet lain yang mengorbit bintang berbeda.
4. Apakah ada bintang lain yang bisa menggantikan Matahari?
Mungkin saja, tetapi ini memerlukan waktu miliaran tahun. Jika ada sistem bintang baru yang terbentuk dari sisa-sisa Matahari, kemungkinan planet yang layak huni juga bisa muncul.