Liputan6.com, Jakarta Gigitan ular adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat agar dampak racun tidak semakin parah dan membahayakan nyawa. Saat seseorang atau seseorang di sekitar kita tergigit ular, hal paling penting adalah menjaga agar korban tetap tenang dan beristirahat, karena kegelisahan dan aktivitas yang berlebihan dapat mempercepat penyebaran racun ke seluruh tubuh. Langkah-langkah pertolongan pertama yang benar dapat mencegah komplikasi serius sebelum mendapatkan penanganan medis profesional.
Penanganan pertama juga harus difokuskan pada pencegahan penyebaran bisa ular dengan cara menjaga posisi area gigitan agar lebih rendah dari jantung dan mengurangi gerakan ekstremitas yang tergigit. Menghindari kesalahan pertolongan seperti mengisap racun, mengompress dengan es, atau menggunakan alkohol pada luka juga sangat penting agar kondisi korban tidak bertambah buruk. Dalam artikel ini akan dibahas detail langkah-langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan saat digigit ular.
Tenang dan Istirahat
Langkah pertama dalam menghadapi gigitan ular adalah menjaga kondisi mental korban agar tetap tenang. Panik dan kecemasan justru akan memicu percepatan peredaran darah dan limfa, sehingga racun tersebar lebih cepat. Oleh karena itu, berikan dukungan emosional pada korban supaya pasien mampu mengontrol nafas dan tetap rileks meskipun merasa takut atau sakit akibat gigitan.
Selain menenangkan diri, korban harus segera mencari tempat aman dan beristirahat dengan posisi tubuh yang nyaman. Istirahat ini berfungsi untuk meminimalkan aktivitas fisik yang memacu aliran darah dan getah bening, sehingga memperlambat laju penyebaran racun ular dalam tubuh. Hindari korban berjalan atau bergerak terlalu banyak hingga mendapatkan bantuan medis.
Menciptakan lingkungan tenang di sekitar korban juga sangat penting. Pastikan tidak ada gangguan atau keadaan stres tambahan yang membuat korban sulit beristirahat. Tenangkan korban dengan kalimat yang menenangkan sambil terus memantau kondisi untuk mengantisipasi gejala yang memburuk.
Posisikan Area Gigitan Lebih Rendah dari Jantung
Salah satu prinsip penting dalam mengurangi penyebaran bisa ular adalah dengan menjaga posisi ekstremitas atau area yang tergigit lebih rendah daripada posisi jantung. Dengan posisi ini, racun akan sulit untuk naik ke bagian tubuh yang lebih vital seperti jantung dan otak. Posisi ini diyakini dapat memperlambat pergerakan racun melalui pembuluh darah dan getah bening.
Caranya, jika gigitan terjadi di tangan atau kaki, posisikan anggota tubuh tersebut dibiarkan dalam keadaan menggantung di bawah posisi dada saat korban beristirahat. Hindari mengangkat bagian tubuh yang tergigit ke atas tanpa panduan medis, karena akan mempercepat aliran racun dalam darah.
Selain posisi, stabilisasi anggota tubuh penting untuk mencegah pergerakan yang justru memperparah penyebaran racun. Bila perlu, gunakan penyangga seperti bidai sederhana untuk menjaga posisi ini tetap stabil selama menunggu evakuasi medis.
Longgarkan Pakaian dan Aksesori
Gigitan ular sering menimbulkan pembengkakan di sekitar area luka akibat reaksi racun. Untuk menghindarkan pembengkakan lebih parah yang dapat menghambat aliran darah dan memperburuk kondisi, penting untuk segera melepas semua pakaian ketat, perhiasan, jam tangan, dan aksesori lain yang menempel di sekitar lokasi gigitan. Hal ini bertujuan agar area yang bengkak tidak terjepit, sehingga membawa efek buruk seperti menghambat sirkulasi darah.
Longgarkan juga ikat pinggang, sepatu, maupun sarung tangan bila diperlukan agar aliran darah tetap lancar dan tidak terjadi tekanan yang berlebihan. Membiarkan anggota tubuh yang tergigit dalam kondisi bebas tekanan adalah langkah vital untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut akibat sirkulasi yang terhambat.
Hindari penggunaan torniket kecuali atas instruksi medis karena secara umum penerapan torniket dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak dilakukan dengan benar. Jika digunakan, torniket harus dipasang hanya dalam kondisi darurat dan untuk waktu yang sangat singkat.
Bersihkan Luka dengan Air dan Sabun
Setelah memastikan korban dalam keadaan stabil, langkah berikutnya adalah membersihkan luka gigitan ular dengan cara yang tepat. Gunakan air bersih dan sabun ringan untuk membersihkan luka dengan lembut agar mencegah infeksi bakteri. Menjaga kebersihan luka membantu mempercepat proses penyembuhan dan menghindari komplikasi infeksi sekunder yang dapat membahayakan.
Penting untuk diingat bahwa tidak dianjurkan memakai alkohol, obat antiseptik yang keras, atau bahan kimia lain pada luka karena dapat memperparah jaringan sekitar luka dan mengiritasi kulit yang sudah terluka. Selain itu, jangan menggosok luka atau mengompres dengan air panas dan es karena dapat mempercepat kerusakan jaringan dan menyebarkan racun lebih cepat.
Langkah membersihkan luka juga harus diikuti dengan menutup luka menggunakan kain atau perban bersih dan kering untuk melindungi area bekas gigitan dari kotoran dan kerusakan lebih lanjut. Jika memungkinkan, catat waktu gigitan sebagai informasi penting untuk penanganan medis.
Tutup Luka dengan Kain atau Perban Bersih
Setelah luka dibersihkan, menutup luka gigitan dengan kain atau perban yang bersih adalah tindakan berikut yang perlu dilakukan. Penutupan ini berfungsi mencegah infeksi akibat paparan debu atau kuman dari lingkungan sekitar serta menghindarkan luka dari kontak langsung yang dapat memperparah kondisi.
Gunakan bahan yang kering dan steril sesering mungkin untuk mencegah kelembaban di area luka yang bisa menjadi media berkembangnya mikroorganisme penyebab infeksi. Balutan yang rapi namun tidak terlalu ketat juga membantu menjaga sirkulasi darah tetap baik di sekitar luka.
Jangan gunakan bahan yang keras atau material yang menimbulkan tekanan tinggi ke area luka. Selain itu, jika terjadi pembengkakan pada area luka, catat waktu dan perubahan ukuran luka agar petugas medis bisa memetakan perkembangan racun dan tingkat keparahan gigitan.
Jangan Menyedot Bisa atau Menyayat Luka
Mitos lama yang menyarankan menyedot racun dari luka gigitan ular harus dihindari. Menyedot racun dengan mulut bukan saja tidak efektif menghilangkan racun, tetapi juga berisiko menyebabkan infeksi serius pada luka, bahkan infeksi sistemik pada penyedot. Selain itu, penyedotan bisa memperparah perdarahan dan merusak jaringan sekitar luka.
Begitu pula menyayat atau membuat sayatan di sekitar gigitan untuk mengeluarkan racun sangat tidak dianjurkan karena prosedur tersebut dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang memperburuk kondisi korban. Penyayat juga membuka risiko infeksi kuman dan komplikasi perdarahan yang parah.
Metode modern dalam pertolongan gigitan ular adalah segera membawa korban ke fasilitas medis agar mendapatkan antivenom (serum antibisa) yang efektif menetralkan racun ular. Penanganan medis inilah satu-satunya cara aman dan terbukti untuk mencegah kematian akibat gigitan ular berbisa.
Imobilisasi dan Minimalkan Gerakan
Imobilisasi ekstremitas yang tergigit adalah tindakan penting untuk memperlambat penyebaran racun melalui sistem limfatik dan pembuluh darah. Gerakan yang berlebih seperti berjalan atau menggoyangkan anggota tubuh dapat mempercepat penyebaran racun ke seluruh tubuh, sehingga memperburuk kondisi.
Untuk melakukan imobilisasi, gunakan bidai sederhana atau bahan yang kuat namun ringan untuk menahan anggota tubuh dalam posisi fungsional. Pastikan imobilisasi tidak terlalu ketat hingga menghambat aliran darah, namun cukup menjaga agar anggota tubuh tidak banyak bergerak.
Selain imobilisasi, korban juga harus diupayakan tetap dalam keadaan diam dan beristirahat total saat menunggu pertolongan medis. Hindari segala bentuk aktivitas fisik yang dapat meningkatkan detak jantung dan mempercepat peredaran racun dalam darah.
Segera Hubungi Bantuan Medis
Langkah paling penting setelah melakukan pertolongan pertama adalah segera menghubungi layanan medis darurat atau ambulans. Korban gigitan ular membutuhkan penanganan profesional dengan pemberian antivenom sesuai jenis ular penyebab gigitan agar racun dapat dinetralisir secara efektif.
Sambil menunggu bantuan, jika memungkinkan, usahakan untuk mengabadikan gambar ular yang menggigit sebagai identifikasi oleh dokter. Namun, pastikan ini dilakukan dengan aman tanpa membahayakan diri sendiri atau korban.
Jangan menunda pengangkutan korban ke fasilitas kesehatan meskipun kondisi tampak stabil karena racun ular bisa menyebabkan komplikasi yang berkembang secara lambat tetapi fatal. Penanganan di rumah sakit mencakup observasi intensif, pemberian serum antibisa, dan perawatan suportif yang sangat krusial bagi pemulihan korban.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Berikut kesalahan fatal yang sering terjadi saat menangani gigitan ular dalam bentuk poin lengkap dengan penjelasan masing-masing:
- Panik dan Bergerak Berlebihan: Panik dapat meningkatkan detak jantung dan aliran darah sehingga racun ular menyebar lebih cepat ke seluruh tubuh. Gerakan berlebihan seperti berjalan atau berlari mempercepat penyebaran racun, memperburuk kerusakan jaringan dan risiko komplikasi. Oleh karena itu, menjaga korban tetap tenang dan membatasi aktivitas fisik adalah hal yang sangat krusial untuk memperlambat penyebaran racun.
- Menyedot Bisa dengan Mulut: Mitos umum menyarankan untuk menyedot racun dari luka gigitan dengan mulut, padahal tindakan ini sangat berbahaya bagi korban dan penyedot. Bisa ular yang tersedot dapat meracuni mulut penyedot dan menyebabkan infeksi serius. Selain itu, penyedotan tidak efektif mengeluarkan racun sehingga justru menunda penanganan medis yang benar.
- Mengikat Luka Terlalu Kencang dengan Torniket: Memasang ikatan atau torniket sangat kencang di atas dan bawah luka gigitan sering dianggap dapat mencegah penyebaran racun. Dalam praktiknya, ini justru menyebabkan kerusakan jaringan karena aliran darah terhenti total, beresiko nekrosis, kebusukan, bahkan amputasi pada area tersebut. Pengikatan harus dilakukan dengan teknik imobilisasi lembut tanpa memutus aliran darah, hanya oleh tenaga medis.
- Menyayat, Memotong, atau Menggunakan Benda Tajam pada Luka: Penanganan dengan membuat sayatan, tusukan, atau menggores luka gigitan bertujuan mengeluarkan racun adalah kesalahan besar. Tindakan ini meningkatkan risiko perdarahan hebat dan infeksi serius, serta tidak menghilangkan racun ular. Penanganan luka yang benar adalah membersihkan dengan air dan sabun serta menutupnya dengan kain bersih, tanpa manipulasi lebih lanjut.
- Mengoleskan Bahan Tak Terbukti seperti Oli atau Ramuan Herbal: Tidak jarang orang menggunakan oli bekas atau ramuan tradisional untuk mengobati luka gigitan ular. Cara ini tidak hanya tidak efektif tetapi juga berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi, infeksi, dan menunda penanganan medis yang sesungguhnya diperlukan. Penanganan luka yang tepat adalah menjaga kebersihan dan segera ke fasilitas kesehatan.
- Menggunakan Es atau Air Dingin Langsung pada Luka: Metode menggunakan es atau air dingin pada luka gigitan sering dilakukan dengan tujuan mengurangi rasa sakit. Namun, pendinginan ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga racun tetap terperangkap di area luka dan meningkatkan kerusakan jaringan lokal. Tindakan ini tidak dianjurkan dan dapat memperberat kondisi korban.
- Memberikan Obat Sendiri atau Obat Tradisional tanpa Konsultasi Medis: Memberikan obat pereda nyeri, herbal, atau jamu tanpa pengawasan dokter dapat memperburuk kondisi karena interaksi obat tidak diketahui dan bisa menutupi gejala penting yang perlu penanganan segera. Penanganan dengan obat harus berdasarkan evaluasi medis yang tepat agar pasien mendapat terapi yang aman dan efektif.
- Menunda Membawa Korban ke Rumah Sakit: Kesalahan fatal lainnya adalah menunda atau mengabaikan membawa pasien ke fasilitas kesehatan. Penanganan antivenom dan perawatan medis lanjutan sangat penting untuk mencegah kerusakan organ dan kematian yang bisa terjadi akibat racun ular. Penanganan di rumah sakit adalah satu-satunya cara yang terbukti efektif mengatasi gigitan ular.
Pertanyaan dan Jawaban
T: Apa yang harus dihindari saat digigit ular?
J: Hindari menyedot racun, menyayat luka, mengompres dengan es, dan bergerak berlebihan karena dapat memperparah penyebaran racun.
T: Apakah semua gigitan ular berbahaya?
J: Tidak semua ular berbisa; namun tetap perlu waspada dan segera periksa ke dokter untuk penanganan tepat.
T: Bagaimana cara mengidentifikasi ular pemberi gigitan?
J: Jika aman, foto atau deskripsikan ciri fisik ular kepada petugas medis untuk membantu identifikasi jenis dan penanganan.
T: Apakah luka gigitan harus dibersihkan?
J: Ya, gunakan air dan sabun ringan, tetapi jangan pakai alkohol atau bahan kimia keras yang bisa memperparah kondisi.
T: Apakah boleh menggunakan torniket?
J: Torniket hanya boleh dipasang oleh tenaga medis dalam keadaan darurat dan jangka waktu sangat singkat untuk mencegah komplikasi.