Viral Reverse Parenting: Saat Anak Mengurus Rumah, Orang Tua Bersantai

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Fenomena Reverse Parenting sedang menjadi tren viral di Tiongkok yang mengubah paradigma pengasuhan anak tradisional. Reverse Parenting adalah konsep di mana anak-anak mengambil alih tugas rumah tangga dan tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh orang tua, sementara orang tua dapat bersantai dan menikmati waktu luang mereka. 

Tren ini telah menarik perhatian jutaan pengguna media sosial dengan topik terkait mendapatkan lebih dari 230 juta tayangan di platform media sosial Tiongkok. Video-video menunjukkan anak-anak memasak makanan lezat, berbelanja bahan makanan, dan bahkan memarahi orang tua mereka yang "malas" telah menjadi konten viral dengan jutaan tayangan. 

Para ahli menyatakan bahwa Reverse Parenting dapat menantang otoritas orang tua tetapi juga membantu anak-anak membangun kemandirian yang lebih kuat. Zhang Jianyong, pekerja sosial anak dari Tiongkok, menjelaskan bahwa orang tua yang menunjukkan sedikit "kelemahan" dapat mendorong anak-anak untuk lebih bertanggung jawab dan proaktif. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya pada Kamis (8/5).

Seperti apa tips parenting yang wajib diketahui keluarga muda? Yuk, kita cek video di atas!

Kisah Yuanyuan: Contoh Nyata Reverse Parenting

Salah satu contoh paling populer dari tren ini adalah Yuanyuan, seorang siswa sekolah dasar dari provinsi Liaoning di China timur laut. Dengan mini kamera yang disematkan pada pakaiannya, Yuanyuan mendokumentasikan kehidupan sehari-harinya dan telah mengumpulkan hampir satu juta pengikut di platform media sosial China. Kisahnya menggambarkan bagaimana Reverse Parenting bekerja dalam praktiknya.

Dua hingga tiga kali seminggu, Yuanyuan bangun pukul 5 pagi untuk mengajak jalan anjing tetangganya dengan bayaran lima yuan (70 sen AS) per anjing. Kegiatan ini menunjukkan bagaimana anak-anak dalam situasi Reverse Parenting tidak hanya mengurus rumah tangga tetapi juga mulai mengembangkan keterampilan kewirausahaan sejak dini.

Setelah pulang sekolah, rutinitas Yuanyuan mencakup menelepon ibunya untuk menanyakan menu makan malam, kemudian berbelanja bahan makanan segar, menawar dengan pedagang, dan membayar dengan uang tunai. Semua ini adalah tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa, namun dalam kasus Reverse Parenting, anak-anak mengambil alih peran ini.

Di rumah, Yuanyuan memasak hidangan seperti udang rebus dan iga babi, biasanya menyajikan dua hidangan daging dan sayuran. Setelah makan malam siap, ia memanggil ibunya yang sering menonton TV untuk makan. Ibunya mengatakan bahwa dia merasa tenang mengetahui putranya dapat menyeimbangkan sekolah dan pekerjaan rumah tangga sendiri.

Dampak Sosial dan Reaksi Publik

Fenomena Reverse Parenting telah memicu berbagai reaksi di media sosial China. Topik terkait telah menarik lebih dari 230 juta tayangan, menunjukkan betapa besarnya minat publik terhadap gaya pengasuhan yang tidak konvensional ini. Banyak netizen melihat Yuanyuan sebagai contoh utama dari Reverse Parenting, sebuah tren yang berkembang di mana anak-anak mengambil peran kepemimpinan sementara orang tua mereka bersantai.

Video viral lain yang menarik perhatian adalah seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang memarahi orang tuanya karena malas. Dalam klip tersebut, orang tua terlihat berbaring di tempat tidur sepanjang sore sementara anak berdiri di pintu, dengan marah menunjukkan tutup toilet yang berdebu dan rak buku yang berantakan. Video ini mendapatkan hampir 1,4 juta suka, menggambarkan bagaimana Reverse Parenting kadang-kadang dapat mengubah dinamika kekuasaan tradisional dalam rumah tangga.

Seorang ibu lain, dikenal secara online sebagai Nini, berbagi bahwa putrinya yang berusia tujuh tahun menangani semua rencana perjalanan keluarga mereka, mulai dari memesan penerbangan hingga mengatur jadwal harian. Ini terjadi setelah insiden di Hong Kong tahun lalu ketika Nini salah mengingat waktu penerbangan pulang dan keluarga terjebak di bandara semalaman. Sejak saat itu, putrinya mengambil alih perencanaan perjalanan, menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, Reverse Parenting dipicu oleh situasi di mana anak-anak merasa perlu mengambil alih karena ketidakmampuan atau kelalaian orang tua.

Berbagai komentar online menunjukkan spektrum luas pendapat tentang tren ini. Sementara beberapa orang tua dengan bangga membagikan cerita tentang kemandirian anak-anak mereka, yang lain mengkhawatirkan beban tanggung jawab yang mungkin terlalu berat untuk anak-anak. Perbedaan pendapat ini mencerminkan perdebatan yang lebih luas tentang norma pengasuhan dan harapan sosial.

Pandangan Ahli dan Implikasi Jangka Panjang

Para ahli pengasuhan anak dan psikolog memiliki pandangan beragam tentang fenomena Reverse Parenting ini. Zhang Jianyong, seorang pekerja sosial anak dari provinsi Hubei, China tengah, berpendapat bahwa orang tua yang menunjukkan sedikit "kelemahan" dapat menginspirasi anak-anak untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab dan lebih proaktif. Perspektif ini menyoroti potensi manfaat dari Reverse Parenting dalam membangun kemandirian dan keterampilan hidup anak-anak.

Di sisi lain, beberapa ahli khawatir bahwa Reverse Parenting yang berlebihan dapat menantang otoritas orang tua dengan cara yang tidak sehat dan menempatkan beban emosional yang tidak semestinya pada anak-anak. Meskipun membantu anak-anak membangun kemandirian, ada kekhawatiran bahwa mereka mungkin kehilangan masa kanak-kanak mereka jika dibebani dengan terlalu banyak tanggung jawab orang dewasa.

Implikasi jangka panjang dari Reverse Parenting masih perlu diteliti lebih lanjut. Apakah anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini akan menjadi orang dewasa yang lebih mandiri dan bertanggung jawab? Atau apakah mereka akan mengalami burnout dini atau kesulitan dalam hubungan dengan figur otoritas di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan kebutuhan akan studi longitudinal tentang dampak Reverse Parenting terhadap perkembangan anak.

Terlepas dari perdebatan, jelas bahwa Reverse Parenting mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam norma keluarga dan pengasuhan di era modern. Dengan semakin banyak orang tua yang bekerja menghadapi tekanan waktu dan stres, anak-anak yang mengambil lebih banyak tanggung jawab rumah tangga mungkin menjadi fenomena yang semakin umum, tidak hanya di China tetapi juga di seluruh dunia.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |