Liputan6.com, Jakarta Warna dinding rumah bisa jadi penentu utama suasana sebuah ruangan. Saat kamu memilih warna cat yang tepat, hasil akhirnya bisa terlihat elegan, hangat, atau bahkan menyenangkan. Namun, warna yang salah justru bisa membuat rumahmu terasa kusam dan ketinggalan zaman.
Tren warna cat rumah selalu berubah setiap tahun. Warna yang sempat digandrungi beberapa tahun lalu, kini perlahan ditinggalkan karena tak lagi relevan. Karena itu, penting untuk mengikuti perkembangan tren agar rumahmu tetap terlihat kekinian.
Desainer interior melihat adanya pergeseran besar dalam dunia desain warna di tahun 2025. Fokus utama bergeser dari warna-warna dingin dan monoton ke nuansa yang lebih hangat dan personal. Perubahan ini muncul sebagai respons terhadap keinginan menciptakan rumah yang terasa nyaman dan menenangkan.
Sebelum kamu memilih warna cat baru, sebaiknya ketahui dulu warna-warna yang diprediksi akan ketinggalan zaman. Para desainer memberikan panduan jelas mengenai warna apa saja yang sebaiknya kamu hindari.
Jangan sampai niat mempercantik rumah justru membuatnya terlihat usang. Berikut tips dari para ahli desain interior tentang daftar warna cat rumah yang ketinggalan zaman dirangkum Liputan6.com dari Realsimple dan Thespruce, Kamis (8/5/2025).
Jurnalis Bola.com (Gerendo Pradigdo) berkesempatan untuk melihat-lihat arsitek klasik di Kota Munchen. Seperti apa keseruannya? Berikut ini video selengkapnya!
1. Abu-Abu: Dingin dan Kurang Ramah
Abu-abu sempat jadi warna netral favorit. Namun versi pucatnya kini dianggap terlalu dingin dan tidak ramah. Desainer menyarankan beralih ke abu-abu hangat yang lebih bersahabat.
Menurut Carolyn Cerminara, desainer interior senior di Cerminara Design, warna abu-abu kalem tidak lagi mencerminkan kehangatan rumah. Ia lebih memilih palet netral hangat untuk menciptakan suasana santai dan menyatu. Ini juga sesuai dengan tren rumah yang lebih bersifat personal dan tidak steril.
2. Hijau Permata: Kesan Tua yang Terlalu Dramatis
Dinding aksen berwarna permata kini dianggap kuno. Tren beralih ke satu warna menyeluruh agar tampilan lebih modern dan tenang. Warna mencolok justru membuat ruangan terasa berat.
Desainer interior Devin Shaffer, kepala desain di Decorilla, menjelaskan bahwa dinding aksen sudah tidak relevan dengan gaya rumah kontemporer. Ia menyarankan skema warna monokromatik untuk menciptakan kesinambungan visual dan nuansa yang menyatu.
3. Warna Retro: Terlalu Musiman dan Cepat Membosankan
Mustard, peach, dan teal memang ikonik, tapi cepat usang. Warna retro cenderung musiman dan cepat berganti. Rumah jadi terlihat seperti tema pesta, bukan tempat tinggal.
Nadia Watts, pendiri Nadia Watts Interior Design yang berbasis di Denver, menyebut warna retro kini dianggap terlalu spesifik. Menurutnya, palet warna netral memberikan fleksibilitas lebih dan bertahan lama seiring perubahan tren. Ini juga membantu menurunkan biaya renovasi jangka panjang.
4. Merah Muda: Sudah Kehilangan Pesona Awalnya
Merah muda pernah digemari karena tampilannya yang lembut. Namun sekarang dianggap terlalu kekanak-kanakan dan kurang dalam. Desainer memilih warna dengan karakter yang lebih dewasa.
Toledo Geller, firma desain interior asal New Jersey, menyatakan bahwa tren merah muda telah mencapai titik jenuh. Klien mereka kini menginginkan nuansa yang lebih kaya dan membumi seperti terakota dan sienna. Ini dianggap lebih mencerminkan identitas pemilik rumah.
5. Putih Cerah: Terlalu Steril dan Datar
Putih bersih dulu jadi pilihan universal. Namun kini warna ini dirasa terlalu dingin dan tidak memiliki karakter. Rumah pun terlihat seperti ruang publik, bukan tempat tinggal.
Sara Beverin, desainer dari Decorilla, menyarankan penggunaan warna seperti karamel dan taupe hangat. Warna-warna ini lebih ramah untuk mata dan menciptakan kesan rumah yang ‘mengundang’ dan nyaman. Ia menekankan bahwa nuansa personal kini lebih diutamakan daripada kesan minimalis kaku.
6. Hijau Mint: Terlalu Ringan untuk Tren Baru
Hijau mint dulu populer karena kesan segar. Kini warnanya terlalu ringan dan terlihat kekanak-kanakan. Tren bergeser ke hijau yang lebih dalam dan alami.
Colleen Bute Bennett, pemilik Bute Design di Atlanta, menyarankan hijau sage dan hijau hutan sebagai alternatif. Warna ini memberi kesan tenang dan matang. Menurutnya, warna yang berasal dari alam selalu relevan dalam desain rumah jangka panjang.
7. Beige Monoton: Tidak Lagi Menarik dan Terlalu Datar
Beige dulu dipilih karena aman dan netral. Namun versi monoton kini dianggap membosankan. Rumah pun terasa terlalu biasa tanpa karakter.
Colleen Bute Bennett juga menyoroti pentingnya kedalaman dalam warna netral. Ia menyarankan beige dengan sentuhan pink lembut atau cokelat muda agar tampilan lebih dinamis. Pilihan ini tetap netral, tapi tidak membuat ruangan terasa datar.
8. Warna Primer Cerah: Terlalu Mencolok untuk Ruangan Modern
Merah terang, biru neon, dan kuning cerah sekarang dianggap terlalu agresif. Ruangan terasa penuh tekanan visual dan kurang nyaman. Desain modern lebih mengedepankan ketenangan dan keharmonisan.
Menurut Bennett, warna-warna cerah primer kini hanya cocok untuk aksen kecil. Ia lebih merekomendasikan versi kusam dari warna primer yang terlihat lebih dewasa. Pilihan ini juga memberi fleksibilitas dekorasi dan furnitur.
9. Neon: Terlalu Terang dan Tidak Nyaman
Neon menarik perhatian, tapi melelahkan bagi mata. Ruangan terasa seperti ruang iklan atau game center. Desainer menghindari warna ekstrem ini untuk rumah tinggal.
Devin Shaffer dari Decorilla menegaskan bahwa warna neon membuat ruangan kehilangan kesan ‘retreat’ yang dicari pemilik rumah modern. Warna pastel atau warna tanah jauh lebih cocok untuk suasana damai. Ia menyarankan warna seperti lavender kusam, hijau zaitun, atau oranye tanah sebagai pengganti neon.