Liputan6.com, Jakarta Bagi umat Muslim, malam Nisfu Sya'ban merupakan salah satu malam yang istimewa dan memiliki kedudukan tinggi. Salah satu amalan yang dianjurkan pada malam tersebut adalah mengerjakan sholat sunnah Nisfu Sya'ban. Namun, banyak yang masih bertanya-tanya, sholat Nisfu Sya'ban berapa rakaat yang sebaiknya dikerjakan dan bagaimana tata cara pelaksanaannya yang benar sesuai tuntunan.
Pemahaman tentang sholat Nisfu Sya'ban berapa rakaat menjadi penting mengingat amalan ini tidak dilakukan setiap hari sehingga banyak yang lupa atau belum mengetahui secara pasti. Berdasarkan keterangan dari kitab-kitab ulama, jumlah sholat Nisfu Sya'ban berapa rakaat sebenarnya cukup fleksibel, bisa dikerjakan mulai dari 2 rakaat hingga 100 rakaat, tergantung kemampuan masing-masing.
Untuk memaksimalkan ibadah pada malam yang penuh berkah ini, mari pahami lebih dalam tentang sholat Nisfu Sya'ban berapa rakaat yang sebaiknya dikerjakan beserta tata cara, waktu pelaksanaan, dan doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca setelahnya. Dengan memahami panduan ini, diharapkan kita dapat melaksanakan amalan tersebut dengan lebih khusyuk dan sesuai tuntunan.
Berikut ini telah Liputan6.com rangkum panduan lengkapnya, pada Jumat (21/3).
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pastikan tidak bakal menggelar sholat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS) pada tahun ini. Rencananya, sholat Idul Fitri bakal dipindah ke Balai Kota DKI Jakarta.
Jumlah Rakaat Sholat Nisfu Sya'ban
Pertanyaan tentang berapa rakaat sholat Nisfu Sya'ban memiliki jawaban yang cukup fleksibel. Mengutip dari buku "Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet" karya Ibnu Watiniyah, sholat Nisfu Sya'ban dapat dikerjakan dengan jumlah rakaat mulai dari 2 hingga 100 rakaat. Yang perlu diperhatikan adalah sholat ini dikerjakan dengan dua rakaat satu salam, sehingga jika dikerjakan sebanyak 100 rakaat, maka akan ada 50 kali salam.
Hal ini juga sejalan dengan keterangan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin yang menyebutkan bahwa sholat Nisfu Sya'ban dikerjakan sebanyak 100 rakaat dengan 50 kali salam. Dalam setiap rakaat, setelah membaca surah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 11 kali.
وأما صلاة شعبان فليلة الخامس عشر منه يصلي مائة ركعة كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضاً مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة
Latin: Wa amma shalatu sya'ban fa lailatul khamisa 'asyara minhu yushalli mi'ata rak'atin kulla rak'ataini bitaslimatin yaqra'u fi kulli rak'atin ba'dal fatihati qul huwallaahu ahad ihda 'asyrata marratan wa in sya'a shalla 'asyra raka'atin yaqra'u fi kulli rak'atin ba'dal fatihati mi'ata marratin qul huwallaahu ahad fa hadza aidhan marwiyyun fi jumlatis shalawati kanas salafu yushalluna hadzihis shalata wa yusammuunaha shalaatal khairi wa yajtami'una fiha wa rubbama shalluha jama'atan.
Artinya: "Adapun shalat sunah Sya'ban adalah malam kelima belas bulan Sya'ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah."
Meski demikian, perlu dipahami bahwa jumlah rakaat ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Yang terpenting adalah niat untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan Sholat Nisfu Sya'ban
Seperti namanya, sholat Nisfu Sya'ban dilaksanakan pada malam Nisfu Sya'ban, yaitu malam ke-15 bulan Sya'ban dalam kalender Hijriah. Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, waktu pelaksanaannya dimulai setelah Magrib pada malam ke-15 Sya'ban.
Berdasarkan kalender Hijriah 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, 15 Syaban 1446 H jatuh pada tanggal 14 Februari 2025. Namun, karena dalam penanggalan Islam pergantian hari terjadi saat Magrib, maka malam Nisfu Sya'ban dimulai sejak waktu Magrib pada tanggal 13 Februari 2025. Dengan demikian, sholat Nisfu Sya'ban dapat dilaksanakan setelah sholat Magrib pada Kamis, 13 Februari 2025.
Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah malam, sehingga bisa dikerjakan kapan saja dalam rentang waktu setelah Magrib hingga sebelum Subuh. Namun, sebaiknya dilaksanakan di awal waktu untuk memaksimalkan keberkahan malam tersebut dan memastikan kita tidak melewatkannya karena tertidur atau halangan lainnya.
Adapun keutamaan malam Nisfu Sya'ban sendiri sangat besar. Dikutip dari Buku "Mana Dalil Malam Nisfu Syaban" karya Ustaz Ma'ruf Khozin, disebutkan bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan (Raqib dan Atid) akan menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT.
فِيهَا يُكْتَبُ كُلُّ مَوْلُوْدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ وَفِيْهَا يُكْتَبُ كُلُّ هَالِكِ مِنْ بَنِي آدَمَ في هَذِهِ السَّنَةِ وَفِيهَا تُرْفَعُ أَعْمَالُهُمْ وَفِيهَا تُنْزَلُ أَرْزَاقُهُمْ
Latin: Fiha yuktabu kullu mauludin min bani adama fi hadzihis sanati wa fiha yuktabu kullu halikin min bani adama fi hadzihis sanati wa fiha turfa'u a'maluhum wa fiha tunzalu arzaquhum.
Artinya: "Di malam Nishfu Sya'ban dicatat setiap anak manusia yang lahir di tahun itu. Di malam Nishfu Sya'ban juga dicatat setiap anak manusia yang mati di tahun itu. Di malam Nishfu Sya'ban amal mereka dicatat dan di malam itu juga rezeki mereka diturunkan."
Niat dan Tata Cara Sholat Nisfu Sya'ban
Sholat Nisfu Sya'ban dikerjakan seperti sholat sunnah pada umumnya, yang membedakan hanyalah niat dan bacaan surat setelah Al-Fatihah. Berikut adalah panduan lengkap tentang niat dan tata cara pelaksanaannya:
Niat Sholat Nisfu Sya'ban
Seperti halnya ibadah lainnya, niat merupakan syarat utama dalam pelaksanaan sholat Nisfu Sya'ban. Berikut adalah beberapa versi bacaan niat yang bisa digunakan:
Niat Sholat Nisfu Sya'ban (Versi 1):
أُصَلَّى سُنَّةً لِإِحْيَاءِ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرْ.
Latin: Ushalli sunnatan li-ihyaʻi lailati nishfi sya'bâna rak'ataini mustaqbilal qiblati lillâhi ta'âlâ. Allâhu Akbar...
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Nishfu Sya'ban dua rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Taala. Allahu Akbar..."
Niat Sholat Nisfu Sya'ban (Versi 2):
أُصَلَّى لَيْلَةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرْ.
Latin: Ushalli lailata nishfi sya'bâna rak'ataini mustaqbilal qiblati sunnatan lillâhi ta'âlâ. Allâhu Akbar...
Artinya: "Saya niat sholat sunnah Nishfu Sya'ban dua rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala. Allahu Akbar..."
Niat Sholat Al-Khair (nama lain dari Sholat Nisfu Sya'ban):
أُصَلَّى سُنَّةَ الْخَيْرِ فِي لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرْ.
Latin: Ushalli sunnatal khairi fi lailati nishfi sya'bana rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala. Allahu Akbar...
Artinya: "Saya niat sholat sunah al-Khair pada malam Nishfu Sya'ban, dua rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Taala. Allahu Akbar..."
Niat Sholat Lailatul Bara'ah (nama lain dari Sholat Nisfu Sya'ban):
أُصَلِّي سُنَّةً لَيْلَةَ الْبَرَاثَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ تَقَرُّبًا إِلَى اللَّهِ تَعَالَى. اللهُ أَكْبَرْ.
Latin: Ushallî sunnatan lailatal barââti rak'ataini mustaqbilal qiblati taqarruban ilallâhi ta'ala. Allahu Akbar...
Artinya: "Saya niat sholat sunah malam pembebasan (dari kecelakaan dan kehinaan), dua rakaat dengan menghadap kiblat, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah Taala. Allahu Akbar..."
Tata Cara Pelaksanaan
Setelah niat, tata cara pelaksanaan sholat Nisfu Sya'ban adalah sebagai berikut:
- Takbiratul Ihram
- Membaca Surat Al-Fatihah
- Membaca Surat Al-Ikhlas (sebanyak 10 atau 11 kali, sesuai ketentuan yang dipilih)
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud pertama
- Duduk antara dua sujud
- Sujud kedua
- Berdiri untuk rakaat kedua
- Membaca Surat Al-Fatihah
- Membaca Surat Al-Ikhlas (sebanyak 10 atau 11 kali)
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud pertama
- Duduk antara dua sujud
- Sujud kedua
- Tahiyat akhir
- Salam
Setelah salam, disunnahkan untuk membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali dengan niat yang berbeda-beda. Pertama, membaca Surat Yasin dengan niat agar Allah SWT memanjangkan umur dalam keadaan beribadah. Kedua, membaca Surat Yasin dengan niat agar Allah SWT memberi rezeki yang halal. Ketiga, membaca Surat Yasin dengan niat agar Allah SWT menetapkan iman dan Islam serta memberikan husnul khatimah.
Doa Setelah Sholat Nisfu Sya'ban
Setelah melaksanakan sholat Nisfu Sya'ban, disunnahkan untuk membaca doa khusus. Doa ini memiliki makna yang sangat dalam, berisi permohonan kepada Allah SWT untuk menghapus segala keburukan yang telah ditakdirkan dan menggantinya dengan kebaikan. Berikut adalah doa yang dianjurkan:
اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَى فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِي أُمَ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَاقْتَارِ رِزْقِي وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمَ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أم الكِتَابِ الهِي بِالتَّجَلَّى الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا اَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. أَمِينَ
Latin: Allâhumma yâ dzal manni walâ yamunnu 'alaika yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzath thauli wal in'âm lâ ilâha illâ anta, dzhahral lâjîn, wa jârul mustajîrîn, wa amânal khâ'ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan au mahrûman au mathrûdan au muqtarran 'alayya fir rizqi famhu. Allâhumma bi fadlika fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî wa thardî waiq târi rizqî wa ats- bitnî 'indaka fî ummil kitâbi sa'îdan marzûqan muwaffaqal lil khairât. Fa innaka qulta wa qaulukal haqqu fî kitâbikal munzali 'alâ nabiyyikal mursali, yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitâbi. Ilâhî bittajallil a'dzhami fî lailatin nishfi min syahri sya'bânal mukarramil latî yufraqu fîhâ kullu amrin hakîm wa yubramu ishrif 'annî minal balâ'i mâ a'lamu wa mâ lâ a'lamu wa anta 'allâmul ghuyûbi birahmatika yâ arhamar râhimîn. Wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ Muhammadin wa 'alâ âlihi wa shahbihi wa sallama. Âmîn.
Artinya: "Ya Allah, Dzat Pemilik anugerah, bukan penerima anugerah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai Dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah-Mu, dari Ummul Kitab, akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sungguh Engkau telah berfirman, dan firman-Mu pasti benar, dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan melalui lisan Nabi-Mu yang terutus: Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab. Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak pada malam pertengahan bulan Sya'ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin."
Doa di atas merupakan permohonan kepada Allah SWT untuk mengubah segala ketentuan buruk yang mungkin telah ditetapkan bagi kita dalam takdir. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd ayat 39 yang menyebutkan bahwa "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab."
Malam Nisfu Syaban adalah malam yang penuh berkah dan rahmat. Perbanyaklah ibadah dan amal sholeh di malam ini, seperti sholat sunnah Nisfu Syaban dengan jumlah rakaat yang disesuaikan dengan kemampuan, membaca Al-Qur'an, berzikir, bersedekah, dan berdoa. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita.