:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342541/original/043893800_1757394827-1.jpg)
1/8
Seorang pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan saat aksi unjuk rasa di luar Parlemen di Kathmandu, Nepal pada 8 September 2025. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342542/original/066093500_1757394829-2.jpg)
1/8
Ribuan orang yang mayoritas anak-anak muda di Nepal menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan pemerintah yang dianggap mengekang kebebasan pada Senin pada 8 September 2025. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342543/original/029022700_1757394830-3.jpg)
1/8
Aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan. Sedikitnya 19 orang tewas pada Senin (8/9/2025), ketika polisi membubarkan aksi unjuk rasa di Kathmandu dan wilayah lain di Nepal yang menuntut pemerintah mencabut larangan media sosial dan menindak korupsi. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342544/original/075262600_1757394830-4.jpg)
1/8
Sebelumnya, massa yang rata-rata para pelajar dan mahasiswa berunjuk rasa di Kota Kathmandu untuk menentang keputusan pemerintah Nepal melarang platform media sosial utama termasuk Facebook, YouTube, X, dan WhatsApp. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342545/original/061751100_1757394831-5.jpg)
1/8
Total ada 26 platform media sosial yang dibekukan pemerintah Nepal sejak Jumat (5/9/2025). (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342546/original/073364500_1757394834-7.jpg)
1/8
Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai berubah rusuh setelah pihak kepolisian Nepal berupaya menghalau massa sehingga terjadi bentrokan. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342547/original/042478600_1757394837-8.jpg)
1/8
Kekerasan dari aparat semakin menjadi setelah beberapa pengunjuk rasa berupaya menembus area parlemen dengan menaiki pagar bangunan tersebut. (PRABIN RANABHAT/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5342548/original/040607400_1757394838-6.jpg)
1/8
Polisi juga menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan untuk menghalau pengunjuk rasa yang akan menerobos kawat berduri dan mencoba menyerbu area terbatas di dekat gedung parlemen. (PRABIN RANABHAT/AFP)