:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316691/original/093714400_1755247515-1.jpg)
1/8
Foto ini diambil pada 11 Agustus 2025 menunjukkan seorang pekerja pabrik genteng yang berpose sambil memegang genteng selama kompetisi binaraga tradisional di pabrik genteng di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316692/original/052631600_1755247517-2.jpg)
1/8
Kompetisi binaraga tradisional ini berbeda dengan ajang serupa yang diikuti para atlet profesional. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316693/original/070779000_1755247519-3.jpg)
1/8
Kompetisi binaraga tradisional ini diikuti perajin ataupun pekerja pabrik genteng. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316694/original/083811800_1755247521-6.jpg)
1/8
Mereka sehari-harinya bekerja memompa dan mengolah tanah liat menjadi produk genteng khas daerah mereka. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316695/original/094093100_1755247523-4.jpg)
1/8
Untuk diketahui, wilayah Jatiwangi yang terletak di Kabupaten Majalengka yang berjarak hampir 200 kilometer dari Jakarta, dikenal sebagai pusat produksi genteng tanah liat terbesar di Indonesia. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316696/original/056768200_1755247526-5.jpg)
1/8
Dengan lumuran minyak dan tampilan sikap penuh percaya diri, perajin ataupun pekerja pabrik yang ikut dalam kompetisi ini seakan menyampaikan pesan bahwa mereka masih ada, dan tidak akan kemana-mana meninggalkan profesi dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316697/original/068268800_1755247527-7.jpg)
1/8
Tradisi yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 ini menjadi medium kreatif para perajin ataupun pekerja pabrik menarik perhatian publik terhadap nasib industri genteng tanah liat. (Aditya Irawan/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5316698/original/026369200_1755247529-8.jpg)
1/8
Mereka berharap tradisi ini tak lekang tergerus perkembangan zaman sebagaimana genteng yang kian terdesak oleh material bangunan modern. (Aditya Irawan/AFP)