Mengenal Pantun Melayu Lengkap dengan Ciri-ciri, Jenis, dan Contohnya

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Pantun Melayu adalah salah satu sastra lisan tertua. Pantun sendiri sudah sejak lama digunakan untuk menyampaikan nasehat, perasaan, hingga sindiran dengan cara yang lebih menarik dan indah. Sama seperti jenis pantun lainnya, pantun melayu terdengar indah karena paduan dan pilihan kata-kata serta makna yang terkandung di dalamnya.

Pantun bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan budaya dan kearifan lokal dari masyarakat Melayu, bukan seperti pantun penutup presentasi. Pantun ini tak hanya digunakan sebagai media penyampai nasihat, tapi juga bisa menjadi hiburan seperti contoh pantun jenaka. Keunikan pantun Melayu ini berasal dari keindahan irama dan permainan kata.

Mengenal Pantun Melayu

Pantun Melayu adalah contoh puisi lama yang berasal dari tradisi Masyarakat Melayu. Pantun ini dibuat dengan empat baris dan pola berima a-b-a-b. Dua baris pertama adalah sampiran yang berfungsi untuk pengantar. Sementara dua baris terakhir adalah isi yang memuat pesan utama.

Dalam budaya Melayu klasik, pantun adalah bagian penting sebagai media komunikasi yang santun dan beretika. Pantun Melayu digunakan di berbagai kegiatan seperti upacara adat, pernikahan, atau pertemuan resmi.

Pantun Melayu adalah cara orang Melayu untuk mengekspresikan perasaan secara halus. Nilai-nilai moral, sopan santun, dan kebijaksanaan juga biasa disampaikan melalui pantun dengan susunan kata yang indah. Jadi, pantun Melayu tidak hanya sebagai pelengkap budaya, tapi juga bisa menjadi alat pembentuk karakter.

Ciri-Ciri Pantun Melayu

Ada beberapa ciri khas pantun Melayu yang membedakannya dari bentuk puisi lain. Ciri-ciri ini menjadi pedoman dalam mengenali dan membuat pantun dengan struktur yang benar.

Beberapa karakteristik utamanya antara lain sebagai berikut: 

  • Terdiri atas empat larik atau baris dalam satu bait. 
  • Dua baris awal (sampiran) berfungsi sebagai pembuka, sementara dua baris berikutnya (isi) memuat makna pokok.
  • Setiap baris berisi 8–12 suku kata. Jumlah ini bertujuan untuk menjaga irama agar terdengar indah saat dibaca.
  • Memiliki pola rima bergantian (a-b-a-b). Pola ini memberikan irama yang indah sehingga pantun terasa menyenangkan dan gampang diingat.
  • Mengandung keseimbangan antara sampiran dan isi. Walau sampiran sering tampak tidak berhubungan langsung, ia tetap mendukung suasana atau makna isi.
  • Mengandung nilai moral dan budaya. Pantun disusun dengan bahasa sopan dan penuh makna, menggambarkan kehalusan budi masyarakat Melayu.

Ciri-ciri inilah yang menjadikan pantun bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan karya sastra yang kaya akan filosofi dan nilai kehidupan.

Jenis-jenis Pantun Melayu

Jika berdasarkan isinya, pantun Melayu dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Pantun Suka Cita

Pantun Melayu yang berisi ungkapan kebahagiaan atau kegembiraan.

2. Pantun Duka Cita

Mengungkapkan kesedihan atau duka, seperti kehilangan atau rintihan hati.

3. Pantun Jenaka

Bertujuan menghibur, dengan unsur humor atau sindiran ringan untuk mencairkan suasana.

4. Pantun Cinta

Berisi ungkapan rasa kasih sayang atau romantisme, biasanya disampaikan antara orang muda.

5. Pantun Nasihat

Memuat pesan moral atau petuah yang bertujuan mendidik dan memberikan bimbingan.

6. Pantun Teka-teki

Contoh pantun teka-teki yang memberikan kesempatan bagi pendengar menebak jawabannya.

7. Pantun Peribahasa

Mengandung ungkapan dan pepatah yang sarat makna.

8. Pantun Perkenalan

Dipakai untuk proses memperkenalkan diri dan saling bertanya dalam pergaulan.

9. Pantun Perpisahan

Mengandung tema perpisahan, bukan hanya kematian, tapi juga perpisahan pada umumnya.

Contoh Pantun Melayu

Berikut adalah beberapa contoh pantun Melayu, yang beberapa dikutip dari buku 1000 Pantun Dondang Sayang Melaka:

Telah pulang ke tanah Melayu sang Haji

Bawa kopiah putih dan buah tangannya

Sudahlah tak pandai mengaji

Dengan orang tua melawan pula

Alangkah ramah Cik Gu menyapa

Manis senyumnya macam gula

Sudahlah buruk rupa

Tak tahu adat pula

Mengait benang dengan peniti

Hati-hati terkena jemari

Gembiranya perasaan hati

Melihat anak cucu datang kemari

Ribut sekali makcik arisan

Suara liar macam cambukan cemeti

Jika hanya bermalasan

Entah bagaimana hidupmu nanti

Berjalan kaki menuju Jimbaran

Cuaca hujan segera muncul pelangi

Alangkah senangnya menyambut lebaran

Keluarga besar datang mengunjungi

Ingin hati memakan kari

Kari cendawan batang keladi

Girang hati tidak terperi

Bertemu adik yang baik budi

Pakcik dan makcik saling berkedip mata

Bercanda mesra sambil makan kue serabi

Sekelompok lanun memegang senjata

Dikira hendak merampok malah bernyanyi

Alangkah elok emas dan intan

Mencari logam itu setengah mati

Kelompok lanun berlayar ke lautan

Tak tahu apa yang ia cari

Saling tegur sapa saat berpapasan

Senyum mengembang di antara mereka

Sudahlah tak tampan rupawan

Kelakuan macam setan pula

Para berandal pembuat rusuh

Kemana polisi yang harusnya menangkapnya

Mengenakan safari kebesaran dan lusuh

Ternyata dari datuk juga

Panglima Kelantan dari Bacuk

Hendak meminang puteri seberang

Banyak hutan sudah kumasuk

Belum kujumpa harimau yang garang

Orang seberang menjual cawan

Sambil menjual membawa raga

Harimau garang dibuat kawan

Lama-lama dimakan juga

Rotan dilipat panjang lima

Naik perahu belayar ke Jawa

Kalau dapat mati bersama

Biar sekubur kita berdua

Orang Jawa hendak ke seberang

Naik rakit berdayung galah

Jangan percaya kasih dan saying

Salah sedikit hati berubah

Terbang melayang burung tekukur

Hinggap mari di dahan jambu

Kasih sayang boleh kau ukur

Asalkan hati pada yang satu

Jatuh bertabur buah mengkudu

Malam-malam ditampar kelawar

Bila dah kena penyakit rindu

Pujuk rayu tak jadi penawar

Kelapa hijau dimasak minyak

Buat mengubat Bentara Dalam

Makan tak kenyang tidur tak nyenyak

Rindu meracau siang malam

Bunyi berderap suara dipadang

Serta pedang senapang peluru

Harap juga bunga berkembang

Kembang tak lama berbalik layu

Dalam petak disemai padi

Buat pagar kayu berduri

Memang belum pernah terjadi

Orang bijak menonjol diri

Buah cempedak di luar pagar

Ambil galah tolong jolokkan

Saya budak baru belajar,

Kalau salah tolong tunjukkan

Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan pantun Melayu?

Pantun Melayu adalah puisi lama berirama a-b-a-b yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral, nasihat, atau perasaan.

2. Berapa baris dalam satu bait pantun Melayu?

Setiap bait pantun terdiri dari empat baris.

3. Apa fungsi utama pantun Melayu?

Fungsinya untuk menyampaikan pesan, nasihat, dan hiburan dengan cara yang halus dan indah.

4. Apa perbedaan antara sampiran dan isi pantun?

Sampiran berfungsi sebagai pengantar, sementara isi menyampaikan makna utama pantun.

5. Apakah pantun masih relevan di era modern?

Ya, pantun tetap relevan dan kini sering digunakan di media sosial dan acara budaya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |