Liputan6.com, Jakarta Pantun Melayu adalah salah satu sastra lisan tertua. Pantun sendiri sudah sejak lama digunakan untuk menyampaikan nasehat, perasaan, hingga sindiran dengan cara yang lebih menarik dan indah. Sama seperti jenis pantun lainnya, pantun melayu terdengar indah karena paduan dan pilihan kata-kata serta makna yang terkandung di dalamnya.
Pantun bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan budaya dan kearifan lokal dari masyarakat Melayu, bukan seperti pantun penutup presentasi. Pantun ini tak hanya digunakan sebagai media penyampai nasihat, tapi juga bisa menjadi hiburan seperti contoh pantun jenaka. Keunikan pantun Melayu ini berasal dari keindahan irama dan permainan kata.
Mengenal Pantun Melayu
Pantun Melayu adalah contoh puisi lama yang berasal dari tradisi Masyarakat Melayu. Pantun ini dibuat dengan empat baris dan pola berima a-b-a-b. Dua baris pertama adalah sampiran yang berfungsi untuk pengantar. Sementara dua baris terakhir adalah isi yang memuat pesan utama.
Dalam budaya Melayu klasik, pantun adalah bagian penting sebagai media komunikasi yang santun dan beretika. Pantun Melayu digunakan di berbagai kegiatan seperti upacara adat, pernikahan, atau pertemuan resmi.
Pantun Melayu adalah cara orang Melayu untuk mengekspresikan perasaan secara halus. Nilai-nilai moral, sopan santun, dan kebijaksanaan juga biasa disampaikan melalui pantun dengan susunan kata yang indah. Jadi, pantun Melayu tidak hanya sebagai pelengkap budaya, tapi juga bisa menjadi alat pembentuk karakter.
Ciri-Ciri Pantun Melayu
Ada beberapa ciri khas pantun Melayu yang membedakannya dari bentuk puisi lain. Ciri-ciri ini menjadi pedoman dalam mengenali dan membuat pantun dengan struktur yang benar.
Beberapa karakteristik utamanya antara lain sebagai berikut:
- Terdiri atas empat larik atau baris dalam satu bait.
- Dua baris awal (sampiran) berfungsi sebagai pembuka, sementara dua baris berikutnya (isi) memuat makna pokok.
- Setiap baris berisi 8–12 suku kata. Jumlah ini bertujuan untuk menjaga irama agar terdengar indah saat dibaca.
- Memiliki pola rima bergantian (a-b-a-b). Pola ini memberikan irama yang indah sehingga pantun terasa menyenangkan dan gampang diingat.
- Mengandung keseimbangan antara sampiran dan isi. Walau sampiran sering tampak tidak berhubungan langsung, ia tetap mendukung suasana atau makna isi.
- Mengandung nilai moral dan budaya. Pantun disusun dengan bahasa sopan dan penuh makna, menggambarkan kehalusan budi masyarakat Melayu.
Ciri-ciri inilah yang menjadikan pantun bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan karya sastra yang kaya akan filosofi dan nilai kehidupan.
Jenis-jenis Pantun Melayu
Jika berdasarkan isinya, pantun Melayu dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pantun Suka Cita
Pantun Melayu yang berisi ungkapan kebahagiaan atau kegembiraan.
2. Pantun Duka Cita
Mengungkapkan kesedihan atau duka, seperti kehilangan atau rintihan hati.
3. Pantun Jenaka
Bertujuan menghibur, dengan unsur humor atau sindiran ringan untuk mencairkan suasana.
4. Pantun Cinta
Berisi ungkapan rasa kasih sayang atau romantisme, biasanya disampaikan antara orang muda.
5. Pantun Nasihat
Memuat pesan moral atau petuah yang bertujuan mendidik dan memberikan bimbingan.
6. Pantun Teka-teki
Contoh pantun teka-teki yang memberikan kesempatan bagi pendengar menebak jawabannya.
7. Pantun Peribahasa
Mengandung ungkapan dan pepatah yang sarat makna.
8. Pantun Perkenalan
Dipakai untuk proses memperkenalkan diri dan saling bertanya dalam pergaulan.
9. Pantun Perpisahan
Mengandung tema perpisahan, bukan hanya kematian, tapi juga perpisahan pada umumnya.
Contoh Pantun Melayu
Berikut adalah beberapa contoh pantun Melayu, yang beberapa dikutip dari buku 1000 Pantun Dondang Sayang Melaka:
Telah pulang ke tanah Melayu sang Haji
Bawa kopiah putih dan buah tangannya
Sudahlah tak pandai mengaji
Dengan orang tua melawan pula
Alangkah ramah Cik Gu menyapa
Manis senyumnya macam gula
Sudahlah buruk rupa
Tak tahu adat pula
Mengait benang dengan peniti
Hati-hati terkena jemari
Gembiranya perasaan hati
Melihat anak cucu datang kemari
Ribut sekali makcik arisan
Suara liar macam cambukan cemeti
Jika hanya bermalasan
Entah bagaimana hidupmu nanti
Berjalan kaki menuju Jimbaran
Cuaca hujan segera muncul pelangi
Alangkah senangnya menyambut lebaran
Keluarga besar datang mengunjungi
Ingin hati memakan kari
Kari cendawan batang keladi
Girang hati tidak terperi
Bertemu adik yang baik budi
Pakcik dan makcik saling berkedip mata
Bercanda mesra sambil makan kue serabi
Sekelompok lanun memegang senjata
Dikira hendak merampok malah bernyanyi
Alangkah elok emas dan intan
Mencari logam itu setengah mati
Kelompok lanun berlayar ke lautan
Tak tahu apa yang ia cari
Saling tegur sapa saat berpapasan
Senyum mengembang di antara mereka
Sudahlah tak tampan rupawan
Kelakuan macam setan pula
Para berandal pembuat rusuh
Kemana polisi yang harusnya menangkapnya
Mengenakan safari kebesaran dan lusuh
Ternyata dari datuk juga
Panglima Kelantan dari Bacuk
Hendak meminang puteri seberang
Banyak hutan sudah kumasuk
Belum kujumpa harimau yang garang
Orang seberang menjual cawan
Sambil menjual membawa raga
Harimau garang dibuat kawan
Lama-lama dimakan juga
Rotan dilipat panjang lima
Naik perahu belayar ke Jawa
Kalau dapat mati bersama
Biar sekubur kita berdua
Orang Jawa hendak ke seberang
Naik rakit berdayung galah
Jangan percaya kasih dan saying
Salah sedikit hati berubah
Terbang melayang burung tekukur
Hinggap mari di dahan jambu
Kasih sayang boleh kau ukur
Asalkan hati pada yang satu
Jatuh bertabur buah mengkudu
Malam-malam ditampar kelawar
Bila dah kena penyakit rindu
Pujuk rayu tak jadi penawar
Kelapa hijau dimasak minyak
Buat mengubat Bentara Dalam
Makan tak kenyang tidur tak nyenyak
Rindu meracau siang malam
Bunyi berderap suara dipadang
Serta pedang senapang peluru
Harap juga bunga berkembang
Kembang tak lama berbalik layu
Dalam petak disemai padi
Buat pagar kayu berduri
Memang belum pernah terjadi
Orang bijak menonjol diri
Buah cempedak di luar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar,
Kalau salah tolong tunjukkan
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa yang dimaksud dengan pantun Melayu?
Pantun Melayu adalah puisi lama berirama a-b-a-b yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral, nasihat, atau perasaan.
2. Berapa baris dalam satu bait pantun Melayu?
Setiap bait pantun terdiri dari empat baris.
3. Apa fungsi utama pantun Melayu?
Fungsinya untuk menyampaikan pesan, nasihat, dan hiburan dengan cara yang halus dan indah.
4. Apa perbedaan antara sampiran dan isi pantun?
Sampiran berfungsi sebagai pengantar, sementara isi menyampaikan makna utama pantun.
5. Apakah pantun masih relevan di era modern?
Ya, pantun tetap relevan dan kini sering digunakan di media sosial dan acara budaya.