Makanan Ekstrem Khas Vietnam Tumis Ulat Cassia, Lezat tapi Bikin Merinding

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Ulat bukanlah makanan yang paling menggugah selera bagi manusia. Tetapi, bagi masyarakat dataran tinggi Vietnam, ulat merupakan bahan utama dari hidangan tumis, seperti dilansir Liputan6.com dari Odditycentral, Kamis (15/5/2025).

Setiap tahun, pada bulan Maret dan April, pohon kayu manis di dataran tinggi Vietnam diserang oleh kawanan ulat kuning. Mereka melahap daun-daun cassia hingga kenyang, lalu turun untuk berubah menjadi kepompong sebelum akhirnya menjadi kupu-kupu.

Larva tersebut meninggalkan puncak pohon dan merangkak turun ke daun untuk membentuk kepompong, sebelum berubah menjadi kupu-kupu dan terbang pergi.

Namun, sebelum metamorfosis ini terjadi, masyarakat lokal lebih dulu memanen kepompong dan ulat cassia satu per satu. Bukan untuk dilepaskan, tapi untuk dimasak menjadi hidangan tumis yang cukup ekstrem bagi lidah kebanyakan orang.

Seorang juru masak di Bandung memadukan makanan khas jepang shusi dengan masakan sunda leunca, lotek dan karedok. Ide kreatif ini sekaligus menarik pelanggan untuk datang ke restorannya di masa pandemi corona.

Proses Pembersihan Hingga Siap Santap

Ulat-ulat ini tidak langsung dimasak. Mereka terlebih dulu dipelihara hidup-hidup selama 4–6 jam untuk membuang isi perutnya secara alami. Setelah itu, mereka dibersihkan, direbus sebentar, lalu diberi bumbu dasar seperti garam dan lada.

Meski ada yang suka membakarnya atau menggoreng dengan lemak hewan, cara paling populer adalah menumisnya.

Ulat dan kepompong dimasukkan ke dalam wajan panas berisi minyak babi, ditumis bersama bawang putih dan bawang merah cincang, kemudian diberi daun jeruk purut agar semakin wangi dan sedap.

Harga Setara Makanan Laut, Tapi Bisa Bikin Gatal

Hasil akhirnya adalah sajian berwarna keemasan dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam — mirip kepompong ulat sutra, namun lebih kaya rasa dan tidak terlalu berminyak.

Karena hanya bisa didapatkan selama musim tertentu, harga ulat cassia cukup tinggi, sekitar VND 200.000–250.000 per kilogram (Rp130.000–Rp160.000) di wilayah asalnya, dan bisa mencapai VND 350.000-400.000 per kilogram (Rp230.000–Rp265.000) di provinsi lain — setara harga makanan laut.

Meski terkenal enak dengan rasa gurih seperti kacang, beberapa orang mengalami efek samping berupa rasa gatal, mirip alergi. Bagi yang berani mencoba, hidangan ini adalah pengalaman kuliner ekstrem yang tak terlupakan.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |