Kucing Ini Dipasangi Gigi Emas Rp 82 Juta, Pemilik Ungkap Alasan Tak Terduga

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita bernama Clarrisse Bosman rela merogoh kocek hingga $5.000 sekitar Rp 82 Juta demi memasang gigi palsu emas untuk kucing peliharaannya. Peristiwa unik ini terjadi di Denver, Amerika Serikat, pada Desember 2024 saat Bosman sedang berada di luar negeri. Kucing bernama Tofu itu mengalami patah gigi setelah mengunyah kotak musik dari kayu balsa.

Tofu dikenal sebagai kucing yang gemar mengunyah benda-benda tak seharusnya, termasuk buluh alat musik milik Bosman. Saat diperiksa dokter hewan, gigi Tofu dinyatakan rusak parah dan harus dicabut atau dipasangi mahkota emas. Bosman tanpa ragu memilih opsi kedua, meski biayanya selangit.

Proses pemasangan gigi emas tidak murah karena melibatkan berbagai prosedur medis. Mulai dari perawatan saluran akar, anestesi, hingga pembuatan mahkota emas campuran logam mulia dilakukan untuk memastikan kesehatan Tofu. Kini, Tofu tampil menawan dengan gigi emas barunya yang tak hanya estetik tapi juga fungsional.

Kisah Tofu langsung viral setelah dibagikan Bosman di akun TikTok miliknya. Dari seekor kucing jalanan, kini Tofu menjelma menjadi bintang dengan "senyum" berkilau emas. Berikut kisah unik kucing dengan gigi emas dirangkum Liputan6.com dari Newsweek, Kamis (15/5/2025).

Gigi Tofu yang patah membuat dokter menawarkan dua pilihan, cabut gigi atau pasang mahkota emas. Bosman tanpa ragu memilih opsi gigi emas demi kesehatan jangka panjang kucingnya. "Kalau dia terpisah dari kami, kami ingin dia punya kesempatan sebaik mungkin," kata Bosman.

Keputusan ini diambil karena faktor kesehatan rahang dan kebutuhan makan Tofu yang spesifik. Meski biayanya mencapai $5.000, Bosman merasa itu keputusan tepat. "Ada banyak alasan praktis yang kami pilih," tambahnya.

Gigi emas dipilih juga karena materialnya hipoalergenik, aman untuk hewan. Mahkota emas Tofu terbuat dari campuran emas, perak, paladium, indium, seng, dan iridium. “Mahkota gigii dari emasnya dimaksudkan bersifat hipoalergenik sehingga tidak menimbulkan reaksi negatif,” jelas Bosman.

Tofu awalnya hanyalah kucing liar di Golden, Colorado. Ia ditemukan saat berusia 10 bulan dan sempat tinggal di penampungan hewan. "Dia menarik perhatian kami dengan menggesek-gesekkan tubuhnya pada jeruji kandang," kenang Bosman.

Setelah masa tunggu, Bosman membawa Tofu pulang ke Denver. Sejak saat itu, Tofu menjadi bagian keluarga yang aktif dan penuh tingkah.

"Dia telah menjadi anggota keluarga kami yang riuh selama hampir dua tahun sekarang," ujar Bosman.

Kisah gigi emas Tofu kemudian mencuri perhatian di TikTok. Video unggahan Bosman viral dengan 11 juta penonton dan 1,8 juta likes. Kini, Tofu dikenal luas berkat "senyum" emasnya yang ikonik.

Total biaya $5.000 setara Rp 80 juta untuk gigi emas Tofu mencakup banyak prosedur medis penting. Bosman harus membayar pemeriksaan darah, anestesi, saluran akar, hingga rontgen gigi. 

“Daftarnya masih panjang,” kata Bosman tentang rincian biayanya.

Meski mahkota emas itu sendiri mahal, operasinya yang memakan biaya terbesar. Semua prosedur dilakukan demi memastikan kesehatan dan kenyamanan Tofu. Bosman menegaskan, kesejahteraan Tofu adalah prioritas utamanya.

Kini, Tofu bukan hanya punya gigi emas tapi juga punya cerita hidup yang luar biasa. Bosman pun tak menyesali pengeluarannya demi sang kucing kesayangan. 

"Tofu telah menjadi bintang kecil kami dengan cara yang unik," tutup Bosman.

Menariknya, seekor kucing bernama Nala adalah kucing Siamese campuran tabby asal California yang menjadi kucing terkaya di dunia. Ia memiliki kekayaan hingga £84 juta atau sekitar Rp1,85 triliun, berkat popularitas di Instagram. “Setiap postingan Nala bisa menghasilkan sekitar £12.000,” lapor media The Sun.

Nala lahir dan ditinggalkan di pusat penyelamatan hewan Los Angeles sebelum akhirnya diadopsi Varisiri Mathachittiphan. Varisiri, yang dijuluki Pookie, langsung jatuh cinta dan membuat akun Instagram untuk Nala sejak 2012. Akun tersebut kini sudah punya lebih dari 4,5 juta pengikut dengan sekitar 7.000 postingan.

Kesuksesan Nala di media sosial menunjukkan bahwa hewan peliharaan bisa menjadi fenomena global sekaligus sumber penghasilan besar. Kisahnya menginspirasi banyak pemilik hewan untuk memaksimalkan potensi sosial media. "Nala merekam kehidupannya dari perspektif kucing," ujar Varisiri, pemilik sekaligus manajernya.