Lebaran 2025 Jatuh Hari Apa? Cek Perkiraan Tanggal dan Versi Muhammadiyah vs Pemerintah

3 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Seiring mendekatnya akhir bulan suci Ramadan 1446 H, masyarakat mulai bertanya-tanya kapan tepatnya Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 2025 akan dirayakan. Penentuan tanggal Lebaran menjadi penting untuk berbagai persiapan umat Muslim, dari mudik, ibadah, hingga aktivitas sosial.

Berbagai metode digunakan untuk menentukan tanggal 1 Syawal, mulai dari hisab, rukyat, hingga kombinasi keduanya. Kementerian Agama, BMKG, serta ormas keagamaan seperti Muhammadiyah telah mempersiapkan pengamatan hilal pada Sabtu, 29 Maret 2025.

Berdasarkan prakiraan astronomis, baik pemerintah maupun Muhammadiyah sama-sama memperkirakan bahwa Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, penetapan resmi dari pemerintah tetap menunggu hasil sidang isbat. Lantas apakah lebaran tahun ini akan sama? simak informasinya, dirangkum Liputan6, Jumat (28/3).

Promosi 1

Pemerintah Akan Gelar Sidang Isbat pada 29 Maret 2025

Kementerian Agama RI telah menjadwalkan sidang isbat penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025, dengan rangkaian yang dimulai dari seminar posisi hilal hingga pengamatan di berbagai titik.

Meskipun prakiraan posisi hilal menunjukkan tidak terlihat, pemerintah tetap menjalankan observasi hilal sebagai bagian dari syiar dan layanan keagamaan kepada masyarakat.

Sidang akan digelar tertutup setelah Maghrib, dan hasilnya diumumkan langsung oleh Menteri Agama melalui konferensi pers resmi yang disiarkan secara nasional.

Versi Muhammadiyah: 1 Syawal 1446 H Jatuh pada Senin, 31 Maret

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang mengandalkan perhitungan posisi geometris bulan.

Menurut maklumat Muhammadiyah, pada 29 Maret 2025 hilal belum berada di atas ufuk saat matahari terbenam, sehingga Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari dan hari berikutnya ditetapkan sebagai 1 Syawal.

Penetapan ini dilakukan tanpa menunggu hasil rukyat karena metode hisab Muhammadiyah tidak mensyaratkan visibilitas hilal, cukup dengan keberadaannya di atas ufuk berdasarkan hitungan astronomis.

Kemenag Aceh Juga Prediksi Lebaran 2025 Serentak di Hari Senin 31 Maret 2025

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh turut menyampaikan bahwa berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi, hilal tidak akan terlihat pada 29 Maret, sehingga Lebaran diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025. Karena posisi hilal masih negatif atau minus pada hari ijtimak, maka seluruh lokasi pengamatan hilal di Aceh akan fokus pada kegiatan edukasi dan pemaparan astronomis, bukan pengamatan langsung.

Disampaikan Kepala Kemenag Aceh, Azhari mengatakan bahwa sidang akan digelar tertutup setelah Maghrib. Menurutnya, rukyatul hilal penentuan awal bulan hijriah dilakukan pada setiap tanggal 29 bulan Hijriah berjalan. Pada tanggal 29 juga, Kanwil kemenag Aceh juga akan melaksanakan penyampaian pers rilis yang dipusatkan di Gedung Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga Aceh Besar.

"Untuk penetapan awal Syawal akan dilakukan pada hari Sabtu, 29 Ramadhan 1446 Hijriah bertepatan dengan 29 Maret 2025 Masehi pada saat Magrib," katanya di Banda Aceh, Rabu lalu, dikutip dari ANTARA.

Alasan Ilmiah Mengapa Lebaran Diperkirakan Serentak

Perkiraan serentak Lebaran 2025 antara pemerintah dan Muhammadiyah didasari pada kesamaan hasil hisab, yakni bahwa hilal belum memenuhi syarat untuk bisa dirukyat, baik secara visual maupun astronomis.

Menurut kriteria Imkan Rukyat MABIMS, hilal harus berada minimal 3 derajat di atas ufuk dengan elongasi 6,4 derajat, dan data BMKG menunjukkan angka jauh di bawah ambang tersebut.

Kesamaan hasil ini membuka peluang bahwa umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Fitri secara bersamaan, menjadikan 31 Maret 2025 sebagai hari besar nasional yang disambut dengan satu suara.

“Dengan keadaan hilal masih minus di bawah ufuk pada hari ijtimak (29 Ramadhan) maka hilal dipastikan tidak akan terlihat dan bilangan bulan Ramadhan disempurnakan 30 hari,” tambah Kepala Kemenag Aceh, Azhari.

Ada Peran BMKG dalam Penentuan Awal Bulan Syawal

Salah satu aspek penting dalam penanggalan Islam adalah penggunaan kalender Qomariyah atau Hijriyah yang mengacu pada siklus peredaran bulan mengelilingi bumi, di mana sistem ini berperan krusial dalam menentukan waktu-waktu ibadah seperti awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai lembaga resmi negara memiliki peran strategis dalam mendukung proses penentuan awal bulan Hijriyah dengan menyediakan data ilmiah berupa perhitungan posisi bulan (hisab) dan pengamatan langsung hilal (rukyat) di berbagai wilayah Indonesia.

Untuk penentuan 1 Syawal 1446 H, BMKG tidak hanya menyampaikan hasil hisab saat matahari terbenam pada 29 dan 30 Maret 2025, tetapi juga menyediakan berbagai informasi teknis seperti waktu ijtima’ (konjungsi), peta ketinggian hilal, elongasi, umur bulan, fraksi iluminasi, hingga potensi gangguan observasi oleh objek astronomis lain, yang semuanya dapat diakses publik melalui kanal resmi BMKG.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Lebaran 2025 (People Also Ask Google)

1. Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

Diperkirakan jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

2. Apakah pemerintah dan Muhammadiyah sepakat soal tanggal 1 Syawal?

Ya, keduanya memprediksi 1 Syawal jatuh pada tanggal yang sama meski dengan metode berbeda.

3. Apa dasar pemerintah menetapkan awal bulan Syawal?

Menggunakan metode hisab dan rukyat melalui sidang isbat pada 29 Maret 2025.

4. Mengapa hilal tidak terlihat pada 29 Maret 2025?

Karena posisi hilal berada di bawah ufuk dengan ketinggian negatif.

5. Apakah hasil BMKG dipakai dalam sidang isbat?

Ya, data BMKG menjadi salah satu referensi ilmiah dalam pengambilan keputusan oleh Kemenag.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |