:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340055/original/073334400_1757142647-3.jpg)
1/5
Para pengawal keraton yang dikenal secara lokal sebagai ‘abdi dalem’ membawa gunungan, sebuah persembahan berbentuk gunung dari hasil panen, selama upacara Grebeg, tradisi suci Keraton Yogyakarta pada 5 September 2025. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340056/original/080101900_1757142648-1.jpg)
1/5
Keraton Yogyakarta menggelar prosesi Grebeg Maulud, salah satu budaya Yogyakarta yang rutin dilakukan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340057/original/088385300_1757142649-2.jpg)
1/5
Melalui simbol-simbol yang dihadirkan, tradisi ini mengajarkan nilai kebersamaan, berbagi rezeki, serta hubungan harmonis antara pemimpin dan rakyat. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340058/original/008333000_1757142651-4.jpg)
1/5
Ribuan warga dan wisatawan tumpah ruah memadati kawasan Masjid Agung Solo untuk menyaksikan prosesi kirab dua gunungan yang menjadi ikon perayaan. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5340059/original/011458000_1757142652-5.jpg)
1/5
Melalui Grebeg Maulud tahun ini diharapkan dapat memberikan nuansa yang lebih khidmat dalam peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. (DEVI RAHMAN/AFP)