:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290705/original/056918900_1753154694-kurang_murid1.jpg)
1/6
Seorang guru memberikan pelajaran matematika kepada empat murid baru kelas X di SMA 1 Muhammadiyah Depok, Jawa Barat, Selasa (22/7/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290706/original/074855300_1753154695-kurang_murid2.jpg)
1/6
Memasuki tahun ajaran 2025/2026 jumlah murid baru baru di SMA Muhammadiyah 1 Depok hanya berjumlah empat orang. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290707/original/083914300_1753154696-kurang_murid3.jpg)
1/6
Hal tersebut diduga sebagai dampak Keputusan Gubernur Jabar Nomor 463.1/Kep.323-Disdik/2025 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan Anak Putus Sekolah ke Jenjang Pendidikan Menengah di Provinsi Jawa Barat. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290708/original/009513600_1753154698-kurang_murid5.jpg)
1/6
Dalam kebijakan tersebut, para siswa ditempatkan pada satuan pendidikan sekolah negeri sebanyak- banyaknya atau 50 peserta didik dalam satu kelas yang disesuaikan dengan hasil analisis data luas ruang. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290709/original/029656300_1753154699-kurang_murid7.jpg)
1/6
Penerapan kebijakan tersebut berimbas pada penurunan jumlah siswa di seluruh SMA Swasta Kota Depok. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5290710/original/042457800_1753154700-kurang_murid.jpg)
1/6
Kondisi ini memicu keprihatinan di serta menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan pendidikan dasar dan menengah. (merdeka.com/Arie Basuki)