Apa Itu Mothering? Kenali Tanda dan Dampaknya pada Hubungan Asmara

14 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu mendengar istilah 'mothering' dalam konteks hubungan asmara? Istilah yang akhir-akhir ini viral di media sosial ini menggambarkan perilaku salah satu pasangan yang bertindak layaknya orang tua, khususnya ibu, terhadap pasangannya.

Pasangan yang mothering merawat, melindungi, dan mendukung pasangannya secara berlebihan. Meskipun terdengar positif, 'mothering' dalam hubungan asmara seringkali justru berdampak negatif dan merusak.

Artikel ini akan membahas secara detail apa itu mothering, penyebabnya, perbedaannya dengan sikap suportif, tanda-tandanya, dampak negatifnya, dan bagaimana cara menghindarinya. Dengan memahami hal ini, aku harap kamu dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan seimbang.

Promosi 1

Apa itu Mothering?

Mothering dalam konteks hubungan asmara mengacu pada perilaku salah satu pasangan yang bertindak layaknya seorang ibu terhadap pasangannya. Perilaku ini ditandai dengan tindakan merawat, melindungi, mendukung, dan memberikan kasih sayang secara berlebihan. Meskipun tampak positif, mothering seringkali menunjukkan dinamika yang tidak sehat dan merusak karena menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan.

Seseorang yang melakukan mothering seringkali merasa perlu untuk selalu mengatur dan mengontrol segala hal dalam kehidupan pasangannya. Mereka mungkin mengambil keputusan sepihak, melarang pasangan melakukan hal-hal tertentu, dan memperlakukan pasangannya layaknya anak kecil yang perlu selalu diperhatikan dan dijaga.

Intinya, mothering adalah sebuah bentuk kontrol terselubung di balik kedok kasih sayang dan perhatian yang berlebihan. Hal ini berbeda dengan sikap suportif yang sehat dan saling menghargai.

Penyebab Mothering

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan mothering terhadap pasangannya. Beberapa di antaranya adalah:

  • Naluri untuk mengasuh: Beberapa individu memiliki naluri kuat untuk mengasuh dan merawat orang lain, yang mungkin berakar dari pengalaman masa kecil atau nilai-nilai budaya.
  • Ketakutan akan kegagalan: Ketakutan bahwa pasangannya akan gagal atau menghadapi kesulitan tanpa bimbingan mereka.
  • Dinamika hubungan masa lalu: Pengalaman dalam hubungan sebelumnya di mana mengambil kendali tampak perlu untuk stabilitas.
  • Keinginan akan kesempurnaan: Upaya untuk mencapai visi ideal hubungan yang sempurna.
  • Kurangnya kepercayaan: Ketidakpercayaan pada kemampuan pasangan atau ketakutan bahwa pasangan tidak akan memenuhi harapan tertentu.
  • Ekspektasi budaya atau gender: Adanya norma budaya atau gender yang menentukan peran tertentu dalam hubungan.
  • Kebutuhan untuk mengontrol: Kebutuhan pribadi untuk mengontrol dan mengatur kehidupan.
  • Ketidakamanan pribadi: Ketidakamanan tentang nilai diri atau ketakutan dianggap tidak dibutuhkan.
  • Masalah pribadi yang belum terselesaikan: Trauma atau masalah pribadi yang belum terselesaikan yang memengaruhi perilaku.
  • Kesalahpahaman tentang cinta: Keyakinan bahwa perhatian dan arahan konstan sama dengan cinta dan kepedulian.

Beda Mothering dan Suportif

Mothering dan sikap suportif terhadap pasangan sangat berbeda. Sikap suportif didasari rasa hormat, kepercayaan, dan kesetaraan. Pasangan yang suportif mendorong kemandirian pasangannya, memberikan ruang untuk tumbuh, dan menghargai keputusan pasangannya. Mereka memberikan dukungan tanpa mengontrol atau mengatur.

Sebaliknya, mothering ditandai dengan kontrol, pengambilan keputusan sepihak, dan kurangnya kepercayaan pada kemampuan pasangan. Perilaku ini menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dan menghambat pertumbuhan pribadi pasangan.

Tanda-tanda Mothering

Berikut beberapa tanda-tanda mothering dalam sebuah hubungan:

  • Selalu ingin mengatur segala hal dalam kehidupan pasangan.
  • Membuat keputusan penting tanpa melibatkan pasangan.
  • Memanjakan pasangan secara berlebihan.
  • Meragukan kemampuan pasangan dan selalu campur tangan.
  • Merasa lebih berkuasa dan lebih tahu daripada pasangan.
  • Memberikan nasihat yang tidak diminta.
  • Mengambil alih tanggung jawab pasangan.
  • Menolak untuk mengakui kesalahan sendiri.
  • Menunjukkan ketidakpercayaan yang berlebihan.
  • Membatasi kebebasan dan kemandirian pasangan.

Dampak Mothering

Mothering dapat berdampak negatif pada hubungan dan kesehatan mental kedua belah pihak:

  • Kehilangan rasa hormat dan kepercayaan.
  • Ketidakseimbangan kekuasaan.
  • Perasaan terkekang dan tidak dihargai.
  • Kurangnya otonomi dan kemandirian.
  • Kerusakan komunikasi.
  • Kecemasan dan stres.
  • Resentmen dan frustrasi.
  • Penghambatan pertumbuhan pribadi.
  • Berkurangnya keintiman.
  • Perpisahan atau perceraian.

Cara Menghindari Mothering

Untuk menghindari perilaku mothering, cobalah langkah-langkah berikut:

  1. Tingkatkan komunikasi: Bicarakan perasaan dan kebutuhanmu dengan pasangan secara terbuka dan jujur.
  2. Berikan ruang dan kebebasan: Hormati kemandirian dan otonomi pasangan.
  3. Bangun kepercayaan: Percaya pada kemampuan pasangan untuk mengatasi masalahnya sendiri.
  4. Berhenti mengontrol: Biarkan pasangan membuat keputusan sendiri.
  5. Berbagi tanggung jawab: Kerjakan tugas rumah tangga dan tanggung jawab lainnya secara bersama-sama.
  6. Berikan dukungan tanpa menggurui: Berikan dukungan emosional tanpa mengatur atau mengontrol.
  7. Cari bantuan profesional: Jika kamu kesulitan mengatasi perilaku mothering, cari bantuan dari terapis atau konselor.
  8. Fokus pada kesetaraan: Bangun hubungan yang didasarkan pada kesetaraan dan saling menghormati.
  9. Sadari nilai diri sendiri: Ketahuilah bahwa kamu berharga dan tidak perlu mengontrol orang lain untuk merasa berharga.
  10. Belajar melepaskan kontrol: Menerima bahwa kamu tidak dapat mengontrol segala hal dalam hidup, termasuk kehidupan pasangan.
Read Entire Article
Photos | Hot Viral |