150 Bahasa Sunda untuk Aktivitas Sehari-hari dan Makna yang Tersimpan di Dalamnya

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang paling populer di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat. Di sisi lain, penggunaan bahasa Sunda mulai menurun di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Padahal bahasa Sunda menyimpan nilai sopan santun, keramahan, dan cara pandang masyarakat Sunda yang dikenal lemah lembut. 

Berikut ini 150 kosakata bahasa Sunda untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari menyapa di pagi hari, bercengkerama dalam percakapan santai, hingga mengekspresikan perasaan. Belajar bahasa Sunda bisa menjadi cara sederhana melestarikan budaya, sama seperti saat orang tua membacakan dongeng pendek, dongeng lucu, atau kisah klasik seperti dongeng Timun Mas, dongeng Malin Kundang, atau cerita Kancil dan Buaya dalam dongeng sebelum tidur kepada anak-anak. 

Sejarah Bahasa Sunda

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa tertua di Nusantara yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini termasuk dalam cabang Melayu-Polinesia dan telah digunakan oleh masyarakat Sunda sejak zaman kuno. Bukti tertulis tertua dari penggunaan bahasa Sunda ditemukan di beberapa prasasti, seperti Prasasti Kawali di Ciamis yang diperkirakan dibuat pada abad ke-14. Namun, bahasa Sunda sudah digunakan secara lisan jauh sebelum masa itu, sebagai alat komunikasi di antara masyarakat kerajaan Sunda. Mengutip situs resmi Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Stekom), bahasa Sunda memiliki sejarah panjang yang tidak hanya mencerminkan perkembangan bahasa, tetapi juga perjalanan budaya dan peradaban masyarakat Sunda.

Dalam perkembangannya, bahasa Sunda mengalami beberapa periode penting yang menandai perubahan bentuk dan penggunaannya. Para ahli membagi sejarah bahasa Sunda menjadi tiga tahap, yaitu Sunda Kuno, Sunda Klasik, dan Sunda Modern. Bahasa Sunda Kuno digunakan pada masa kerajaan, ditulis dengan aksara Sunda Kuno atau aksara Buda di berbagai naskah seperti Carita Parahyangan dan Sanghyang Siksa Kandang Karesian. Pada masa peralihan menuju Sunda Modern, pengaruh budaya luar seperti Jawa dan Islam mulai masuk, memengaruhi kosakata dan gaya bahasanya. Kini, bahasa Sunda terus berkembang dan tetap digunakan secara luas oleh masyarakat Jawa Barat sebagai bagian penting dari identitas budaya mereka.

Perkembangan Bahasa Sunda

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sunda untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip situs Pusat Bahasa Al-Azhar, asal usul pasti kapan bahasa ini muncul memang tidak diketahui, tetapi bukti tertulis tertua ditemukan pada prasasti di Kawali, Ciamis, yang berasal dari abad ke-14. Prasasti tersebut ditulis menggunakan aksara dan bahasa Sunda Kuno pada masa pemerintahan Prabu Niskala Wastukancana. Isi prasasti itu menggambarkan kejayaan Kerajaan Sunda serta pesan moral bagi generasi penerus agar selalu berbuat kebaikan. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda sudah memiliki sistem tulisan dan fungsi penting dalam kehidupan sosial dan pemerintahan sejak masa lampau.

Selain prasasti, bukti lain penggunaan bahasa Sunda Kuno juga ditemukan dalam bentuk naskah yang ditulis di atas daun lontar dan enau antara abad ke-15 hingga ke-18. Naskah-naskah seperti Sanghyang Siksa Kandang Karesian dan Sewaka Darma menunjukkan bahwa bahasa Sunda digunakan dalam ajaran moral, keagamaan, serta kesusastraan. Pada masa itu, banyak kosakata dari bahasa Sanskerta yang masuk akibat pengaruh budaya India. Setelah Islam masuk ke Tatar Sunda, pengaruh bahasa Arab juga semakin kuat, terlihat dari kata-kata seperti niyat, duniya, dan salat yang kini dianggap sebagai bagian dari bahasa Sunda. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa Sunda selalu mengikuti dinamika sosial dan keagamaan masyarakatnya.

Memasuki abad ke-17 hingga ke-19, bahasa Sunda mulai dipengaruhi oleh bahasa Jawa akibat kekuasaan Mataram yang meluas ke wilayah Sunda. Pengaruh ini terlihat dari munculnya tingkatan bahasa atau undak usuk basa, yang menyerupai sistem tutur dalam bahasa Jawa. Namun meski peran bahasa Sunda sempat menurun di kalangan bangsawan, masyarakat tetap mempertahankannya dalam percakapan sehari-hari, terutama di pedesaan. Pada abad ke-19, bahasa Sunda kembali digunakan sebagai bahasa tulisan dengan aksara Latin, dan mulai menyerap kosakata Belanda seperti buku, kantor, dan masinis. Hingga kini, meskipun terpengaruh oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing, bahasa Sunda tetap hidup dan menjadi identitas budaya penting bagi masyarakat Jawa Barat.

Bahasa Sunda untuk Sapaan Sehari-hari

Dalam tradisi Sunda, sapaan bukan cuma ucapan formal. Ada rasa hormat dan keramahan dari pilihan kata yang digunakan. Tak heran jika banyak orang mengatakan bahwa bahasa Sunda terdengar sangat halus.

  1. Wilujeng énjing = Selamat pagi
  2. Wilujeng beurang = Selamat siang
  3. Wilujeng sonten = Selamat sore
  4. Wilujeng wengi = Selamat malam
  5. Wilujeng sumping = Selamat datang
  6. Tipayun nya! = Duluan ya!
  7. Kumaha, damang? = Bagaimana, sehat?
  8. Kumaha kabarna? = Bagaimana kabarnya?
  9. Anjeun damang? = Anda sehat?
  10. Sae pisan = Baik sekali
  11. Mangga calik! = Silakan duduk!
  12. Sok atuh dalahar! = Silakan makan!
  13. Punten = Permisi
  14. Hatur nuhun = Terima kasih
  15. Sami-sami = Sama-sama
  16. Hapunteun = Maafkan saya
  17. Ati-ati = Hati-hati
  18. Nepangkeun, wasta abdi... = Perkenalkan, nama saya...
  19. Abdi ti Bandung = Saya dari Bandung
  20. Abdi teh urang Sunda asli = Saya orang Sunda asli
  21. Kumaha ayeuna? = Bagaimana sekarang?
  22. Bade kamana? = Mau ke mana?
  23. Namina saha? = Siapa namanya?
  24. Leres pisan = Betul sekali
  25. Teu tiasa = Tidak bisa
  26. Nuhun pisan = Terima kasih banyak
  27. Wilujeng damel = Selamat bekerja
  28. Wilujeng istirahat = Selamat beristirahat
  29. Wilujeng tepang deui = Sampai jumpa lagi
  30. Mugia salamet = Semoga selamat

Sapaan-sapaan ini sering muncul dalam cerita rakyat dan cerita legenda singkat dari Sunda, yang biasa dibacakan dalam cerita pendek anak TK maupun diterjemahkan menjadi cerita pendek bahasa Inggris.

Bahasa Sunda tentang Aktivitas dan Percakapan Harian

Orang Sunda dikenal komunikatif dan ringan dalam berbicara. Kalimat sederhana pun dapat terasa hangat karena dibalut tata bahasa yang halus. Berikut ini bahasa Sunda yang sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

  1. Nuju naon? = Sedang apa?
  2. Keur naon? = Lagi apa?
  3. Nuju milarian naon? = Sedang mencari apa?
  4. Nuju ngantosan saha? = Sedang menunggu siapa?
  5. Manéh rék kamana? = Kamu mau ke mana?
  6. Timana asalna? = Dari mana asalnya?
  7. Kamana ayeuna? = Mau ke mana sekarang?
  8. Kapan panggih? = Kapan ketemu?
  9. Aya naon? = Ada apa?
  10. Bade meuli naon? = Mau beli apa?
  11. Sabaraha hargana? = Berapa harganya?
  12. Mirah pisan = Murah banget
  13. Awis teuing = Mahal sekali
  14. Kadieu atuh = Ke sini dong
  15. Hilap deui = Lupa lagi
  16. Teu terang = Tidak tahu
  17. Sakedap deui = Sebentar lagi
  18. Gampil pisan = Mudah sekali
  19. Tong hilap nya = Jangan lupa ya
  20. Tong ngalamun = Jangan melamun
  21. Tong ngambek atuh = Jangan marah dong
  22. Tong kitu atuh = Jangan begitu dong
  23. Tong sok api-api = Jangan pura-pura
  24. Tong asa-asa = Jangan ragu
  25. Bade, moal? = Jadi, tidak?
  26. Angger weh! = Tetap saja!
  27. Kumaha engké weh = Gimana nanti aja
  28. Sabodo teuing = Bodo amat
  29. Rame jigana = Seru kayaknya
  30. Nu leres? = Yang bener?

Bahasa Sunda untuk Ekspresi Perasaan

Dalam bahasa Sunda kata untuk mengekspresikan emosi juga dikenal tetap bernuansa halus. Pilihan katanya sering tidak bisa dimaknai hanya sekali dengar, kadang lucu, kadang halus, tetapi tetap ekspresif.

  1. Hoream ah = Malas ah
  2. Geuleuh ih = Jijik ih
  3. Tunduh euy = Ngantuk nih
  4. Hareudang euy = Gerah nih
  5. Gelo maneh = Gila kamu
  6. Karunya teuing = Kasihan banget
  7. Kaduhung = Menyesal
  8. Ngawadul = Bohong
  9. Lieur ah = Pusing ah
  10. Hoream pisan = Malas banget
  11. Geulis pisan = Cantik sekali
  12. Kasep pisan = Ganteng sekali
  13. Ngeunah pisan = Enak banget
  14. Endah pisan = Indah banget
  15. Raos pisan = Nikmat sekali
  16. Bageur pisan = Baik banget
  17. Karunya pisan = Kasihan banget
  18. Loba kahayang = Banyak maunya
  19. Hoyong pisan = Ingin banget
  20. Geulis euy = Cantik nih
  21. Rada leuwih = Agak lebih
  22. Lila pisan = Lama banget
  23. Kotor pisan = Kotor sekali
  24. Meni lucu euy = Lucu banget
  25. Meni rame euy = Ramai banget
  26. Sieun ah = Takut ah
  27. Reuwas = Kaget
  28. Bingung pisan = Pusing banget
  29. Kasép euy = Ganteng banget
  30. Nya enya atuh = Ya iya dong

Bahasa Sunda tentang Keluarga dan Hubungan Sosial

Keluarga merupakan pusat kehidupan masyarakat Sunda. Tak heran jika istilah untuk anggota keluarga sangat beragam dan bernuansa penuh kehangatan.

  1. Bapa = Ayah
  2. Indung = Ibu
  3. Salaki = Suami
  4. Pamajikan = Istri
  5. Aki = Kakek
  6. Nini = Nenek
  7. Anak = Anak
  8. Incu = Cucu
  9. Aa = Kakak laki-laki
  10. Teteh = Kakak perempuan
  11. Ujang = Anak laki-laki
  12. Eneng = Anak perempuan
  13. Mitoha = Mertua
  14. Minantu = Menantu
  15. Baraya = Kerabat
  16. Dulur = Saudara
  17. Réréncangan = Teman
  18. Mamang = Paman
  19. Bibi = Bibi
  20. Uwa = Kakak orang tua
  21. Suan = Keponakan dari adik
  22. Alo = Keponakan dari kakak
  23. Bojo = Istri (kasar)
  24. Akang = Suami (halus)
  25. Ema = Ibu (akrab)
  26. Abah = Ayah (akrab)
  27. Amang = Om (akrab)
  28. Néng = Adik perempuan
  29. Jang = Adik laki-laki
  30. Babaturan = Teman dekat

Bahasa Sunda untuk Waktu dan Angka

Sistem angka dan penyebutan waktu dalam bahasa Sunda sangat teratur. Penyebutan angka dalam bahasa Sunda semacam perpaduan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.

  1. Enol = Nol
  2. Hiji = Satu
  3. Dua = Dua
  4. Tilu = Tiga
  5. Opat = Empat
  6. Lima = Lima
  7. Genep = Enam
  8. Tujuh = Tujuh
  9. Dalapan = Delapan
  10. Salapan = Sembilan
  11. Sapuluh = Sepuluh
  12. Sabelas = Sebelas
  13. Dua belas = Dua belas
  14. Saratus = Seratus
  15. Saribu = Seribu
  16. Sajuta = Satu juta
  17. Samiliar = Satu miliar
  18. Kamari = Kemarin
  19. Ayeuna = Sekarang
  20. Isukan = Besok
  21. Wengi = Malam
  22. Beurang = Siang
  23. Énjing = Pagi
  24. Sakedap deui = Sebentar lagi
  25. Lila teuing = Lama sekali
  26. Gancang pisan = Cepat banget
  27. Nepi jam sabaraha? = Sampai jam berapa?
  28. Ayeuna jam sabaraha? = Sekarang jam berapa?
  29. Isukan panggih deui = Besok ketemu lagi
  30. Ayeuna mah waktuna reureuh = Sekarang waktunya istirahat

Pertanyaan seputar Bahasa Sunda

1. Apa arti kata “kumaha” dalam bahasa Sunda?

“Kumaha” berarti “bagaimana”, dan sering dipakai untuk menanyakan kondisi atau keadaan seseorang.

2. Apa bedanya “abdi” dan “aing”?

“Abdi” digunakan dalam bahasa halus, sedangkan “aing” bersifat kasar atau akrab.

3. Apa makna filosofis bahasa Sunda?

Bahasa Sunda mengandung nilai hormat, tata krama, dan kelembutan dalam bertutur.

4. Mengapa bahasa Sunda mulai jarang digunakan?

Generasi muda lebih sering memakai bahasa Indonesia atau bahasa asing dalam kehidupan harian.

5. Bagaimana cara melestarikannya?

Gunakan bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari, ajarkan kepada anak-anak, dan masukkan dalam materi pendidikan seperti dongeng, karangan sekolah, serta kegiatan budaya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |