Zionis Adalah Gerakan Politik Bangsa Yahudi Israel, Pahami Sejarahnya

6 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Zionis adalah gerakan politik yang muncul pada akhir abad ke-19, dipelopori oleh bangsa Yahudi Eropa yang ingin mendirikan negara nasional Yahudi di wilayah Palestina. Gerakan ini bermula sebagai respons atas maraknya anti-Semitisme dan diskriminasi di Eropa, yang memunculkan gagasan bahwa Yahudi tidak akan aman tanpa tanah air sendiri.

Seiring waktu, Zionisme berkembang dari idealisme menjadi kekuatan politik global yang mewujud dalam pendirian negara Israel pada 1948, dan sejak saat itu menjadi bagian sentral dari konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. 

Dalam buku The Jewish State (1896) karya Theodor Herzl, menjelaskan bahwa bangsa Yahudi membutuhkan tanah mereka sendiri untuk menyelamatkan diri dari penganiayaan dan pengasingan. Pernyataan ini menjadi dasar utama gerakan Zionis, yang kemudian mendorong kolonisasi Yahudi ke Palestina di bawah dukungan kekuatan kolonial Inggris dan lembaga internasional. Herzl memandang Zionisme sebagai misi modern bagi kaum Yahudi untuk hidup bebas dalam kerangka negara berdaulat. 

Sementara itu, dalam buku Palestina: Sebuah Novel Grafis karya Joe Sacco, digambarkan secara dokumentatif dampak nyata Zionisme terhadap masyarakat Palestina. Melalui reportase bergambar yang kuat, Sacco mencatat berbagai kesaksian warga sipil Palestina yang terusir dan mengalami kekerasan struktural akibat proyek Zionis di tanah mereka.

Maka dari itu, memahami bahwa Zionis adalah gerakan politik dengan sejarah panjang dan kompleks menjadi penting untuk menilai konflik Israel–Palestina secara lebih kritis dan berimbang. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Jum’at (4/7/2025).  

Ledakan besar terlihat di langit Gaza pada Selasa dini hari, saat serangan udara Israel kembali mengguncang wilayah tersebut.Sehari sebelumnya, setidaknya 74 warga Palestina tewas, termasuk 30 orang di sebuah kafe tepi pantai yang dipenuhi perempuan ...

Zionis Adalah 

Secara umum, Zionis adalah sebutan bagi penganut atau pendukung Zionisme, yaitu sebuah gerakan nasionalisme Yahudi yang bertujuan untuk mendirikan tanah air bagi bangsa Yahudi di wilayah Palestina. Gerakan ini muncul sebagai respons atas maraknya anti-Semitisme di Eropa dan ketidakamanan yang dirasakan oleh komunitas Yahudi diaspora. Zionisme tidak muncul dari ajaran agama Yahudi, melainkan dari semangat nasionalisme sekuler yang berkembang pada akhir abad ke-19. 

Dikutip dari buku The Jewish State (1896) karya Theodor Herzl, dijelaskan bahwa zionisme lahir karena Yahudi dianggap tidak mungkin dapat hidup aman dan bebas di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, Herzl mengusulkan solusi politik berupa pendirian negara Yahudi. Gagasan ini kemudian berkembang menjadi gerakan sistematis yang dikenal sebagai Zionisme. Dalam konteks ini, Zionis adalah individu atau kelompok yang mendukung realisasi ide tersebut. 

Sedangkan dalam penelitian berjudul Ideologi Zionisme Dalam Timbangan Teologi Islam: Kajian Atas Rasisme dalam Pemikiran Zionisme (2021) oleh M. Kholid Muslih, dkk, zionis atau zionisme digambarkan sebagai salah satu agenda besar bangsa Yahudi untuk menguasai dunia. Ideologi gerakan ini dikritik karena dianggap jauh dari nilai kemanusiaan. 

Ideologi zionis adalah didasarkan pada Kitab Talmud dan Protocols of Zion. Isinya menegaskan bahwa bangsa Yahudi merupakan bangsa terbaik di dunia, sedangkan bangsa lain dianggap bukan keturunan Adam bahkan dianggap hewan.  

Sejarah Lahirnya Gerakan Zionis 

Zionisme mulai mendapatkan momentum politik pada akhir abad ke-19, seiring dengan berkembangnya paham nasionalisme di Eropa. Pada tahun 1897, Kongres Zionis Pertama diselenggarakan di Basel, Swiss, yang dipimpin oleh Herzl dan menghasilkan rencana pembentukan negara Yahudi di Palestina. Saat itu, wilayah Palestina masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman. 

Selama Perang Dunia I, gerakan Zionis mendapatkan dukungan dari pemerintah Inggris melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang menyatakan dukungan Inggris terhadap pembentukan "tanah air nasional" bagi Yahudi di Palestina. Setelah Perang Dunia II dan tragedi Holocaust yang menewaskan jutaan orang Yahudi, desakan internasional untuk menyediakan tanah bagi bangsa Yahudi semakin menguat. Pada tahun 1948, negara Israel resmi diproklamasikan, yang menandai kemenangan utama gerakan Zionisme. 

Namun, pembentukan negara Israel juga menjadi awal konflik berkepanjangan dengan penduduk asli Palestina, yang merasa wilayah mereka dirampas secara sepihak. Gerakan Zionis, yang awalnya bertujuan menciptakan tempat aman bagi Yahudi, mulai berubah arah menjadi proyek kolonial dan militeristik, yang secara sistematis melakukan ekspansi dan pendudukan wilayah Palestina. 

Dalam buku Palestina: Sebuah Novel Grafis karya Joe Sacco, tergambar bagaimana rakyat Palestina menghadapi dampak langsung dari ekspansi Zionis, mulai dari pengusiran, kekerasan, hingga blokade wilayah. Sacco menyebut bahwa Zionisme telah menjelma menjadi alat politik yang tidak hanya menjanjikan keamanan bagi Yahudi, tetapi juga menindas hak-hak penduduk asli.  

Tujuan Zionisme dan Konflik yang Ditimbulkan 

Tujuan utama dari Zionisme adalah menciptakan sebuah negara Yahudi di wilayah Palestina. Akan tetapi, pencapaian tujuan ini telah memicu konflik yang berkepanjangan dengan penduduk Palestina, yang juga mengklaim wilayah tersebut sebagai tanah air mereka. 

Konflik ini telah menimbulkan berbagai kontroversi dan kritik terhadap Zionisme. Beberapa di antaranya termasuk tuduhan rasisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Bahkan, ada pihak yang menyamakan kebijakan Israel terhadap Palestina dengan sistem apartheid. 

Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang Zionisme sebagai gerakan politik yang kompleks. Sejarahnya panjang dan dampaknya signifikan terhadap Timur Tengah dan dunia. Menyamakan Zionisme dengan Yahudi adalah sebuah kesalahpahaman yang berbahaya dan tidak akurat.  

Perbedaan Zionis dan Yahudi 

Masih banyak orang yang keliru menganggap bahwa semua orang Yahudi adalah Zionis. Padahal, tidak semua Yahudi mendukung gerakan Zionis, dan tidak semua Zionis berasal dari kalangan Yahudi. Zionisme adalah gerakan politik, sedangkan Yahudi adalah identitas etnis sekaligus agama. Dalam hal ini, kita perlu memahami perbedaannya secara rinci. 

1. Asal-usul dan Tujuan 

Yahudi adalah agama monoteistik kuno yang muncul di Timur Tengah dengan kitab sucinya yaitu Taurat. Sementara itu, Zionisme muncul dari gerakan nasionalisme modern yang berkembang di Eropa sebagai respons terhadap diskriminasi. Tujuan utama Zionisme adalah pendirian dan pelestarian negara Yahudi di Palestina, bukan penyebaran ajaran Yahudi. 

2. Sifat dan Isi Ajaran 

Yahudi sebagai agama berisi ajaran tentang ibadah, hukum makanan, etika, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Sebaliknya, Zionisme tidak mengajarkan aspek spiritual, melainkan strategi politik, pengorganisasian komunitas, dan usaha diplomatik untuk menguasai wilayah tertentu. 

3. Sikap terhadap Palestina 

Sebagian besar Zionis mendukung negara Israel dalam bentuk yang eksklusif untuk Yahudi, meskipun dengan mengorbankan hak-hak penduduk asli Palestina. Sebaliknya, banyak kelompok Yahudi ortodoks maupun liberal di seluruh dunia yang menolak Zionisme karena bertentangan dengan nilai-nilai agama mereka, termasuk prinsip kasih sayang dan keadilan. 

4. Dukungan Global 

Zionisme mendapatkan dukungan dari negara-negara besar seperti Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara sekutu lainnya, sementara Yahudi sebagai umat beragama tersebar di banyak negara dengan pandangan politik yang beragam. Bahkan terdapat organisasi Yahudi anti-Zionis seperti Neturei Karta yang menentang pendirian negara Israel secara teologis.  

QnA Seputar Zionis 

Q: Apa itu Zionis? 

A: Zionis adalah sebutan bagi pendukung Zionisme, yaitu gerakan politik nasionalis yang bertujuan mendirikan dan mempertahankan negara bagi bangsa Yahudi, khususnya di wilayah Palestina. Gerakan ini bermula pada akhir abad ke-19 sebagai respons atas diskriminasi terhadap Yahudi di Eropa. 

Q: Apakah Zionis sama dengan Yahudi? 

A: Tidak. Zionisme adalah gerakan politik, sementara Yahudi adalah agama dan identitas etnis. Tidak semua Yahudi adalah Zionis, dan tidak semua Zionis beragama Yahudi. Banyak orang Yahudi justru menolak Zionisme karena bertentangan dengan nilai-nilai agama mereka. 

Q: Apakah Zionisme merupakan ajaran agama Yahudi? 

A: Bukan. Zionisme berasal dari ide nasionalisme sekuler yang muncul di Eropa. Ia bukan bagian dari doktrin agama Yahudi. Bahkan banyak pemimpin Yahudi ortodoks menolak Zionisme karena dianggap mencampurkan urusan agama dan politik secara tidak sah. 

Q: Apa hubungan Zionisme dengan berdirinya negara Israel? 

A: Zionisme menjadi kekuatan pendorong utama berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Gerakan ini berhasil melobi kekuatan besar dunia, seperti Inggris melalui Deklarasi Balfour (1917), dan akhirnya mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina, yang memicu konflik hingga hari ini. 

Q: Apakah semua orang Yahudi mendukung negara Israel? 

A: Tidak. Banyak komunitas Yahudi di dunia, termasuk kelompok anti-Zionis seperti Neturei Karta, menolak keberadaan negara Israel secara ideologis dan agama. Mereka percaya bahwa negara Yahudi tidak boleh didirikan sebelum datangnya Mesias. 

Q: Mengapa Zionisme dianggap kontroversial? 

A: Karena dalam praktiknya, proyek Zionis mengakibatkan pengusiran dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Banyak pengamat menyebut Zionisme telah berubah menjadi proyek kolonial yang merampas tanah dan hak-hak penduduk asli. 

Q: Apakah mengkritik Zionisme berarti anti-Yahudi? 

A: Tidak. Mengkritik Zionisme adalah hak dalam kebebasan berpendapat terhadap gerakan politik. Anti-Yahudi (antisemitisme) adalah kebencian terhadap agama atau etnis Yahudi. Keduanya adalah hal yang berbeda dan tidak boleh disamakan. 

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |