Unik, Kafe di Jepang Ini Hanya Mempekerjakan Wanita Berusia 65 Tahun ke Atas

9 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Di sudut kota yang jauh dari hiruk-pikuk Tokyo, berdiri sebuah kafe yang tak biasa. Bukan deretan pelayan muda dengan senyum manis dan seragam khas ala Prancis yang menyambut pengunjung, melainkan para wanita berusia lanjut dengan balutan gaun frilly yang tetap elegan.

Kafe ini bernama Shangri-La, sebuah tempat yang menghidupkan kembali keceriaan di usia senja. Di Jepang, konsep maid cafe telah menjadi bagian dari budaya populer, identik dengan pelayan muda yang imut dan interaksi penuh kehangatan.

Namun, Shangri-La membalikkan ekspektasi itu. Hanya wanita berusia 65 tahun ke atas yang bisa menjadi pelayan di tempat ini. Usia mereka berkisar antara 65 hingga 72 tahun, membuktikan bahwa pesona dan semangat melayani tak lekang oleh waktu.

Banyak yang datang dengan rasa ingin tahu, tetapi pulang dengan kesan mendalam. Lebih dari sekadar pengalaman bersantap, kafe ini menghadirkan refleksi tentang hidup dan waktu yang terus berjalan.

Bukan hanya tentang melayani, tetapi juga tentang mengubah cara pandang terhadap penuaan. Berikut ulasan lengkapnya, dilansir Liputan6.com dari 8days, Sabtu (22/2/2025).

Unik karena nama minuman-minuman di kafe itu menggunakan nama dari judul film dan lagu.

Kafe dengan suasana yang berbeda

Saat memasuki kafe ini, pengunjung disambut dengan interior yang unik dan penuh filosofi. Berbeda dengan maid cafe konvensional yang biasanya bernuansa manis dan penuh warna pastel, Shangri-La membawa elemen simbolik kehidupan dan kematian.

Salah satu daya tariknya adalah "pengalaman peti mati," di mana pengunjung bisa berbaring dalam replika peti mati dan merenungkan makna hidup. Ada pula jembatan bernama Rope Bridge Over the River Styx, yang terinspirasi dari mitologi Yunani tentang perjalanan menuju alam baka.

Namun, suasana yang tercipta jauh dari menyeramkan. Justru, pengalaman ini disajikan dengan nuansa humor dan pemikiran filosofis yang mendalam. Nama "Meido," dalam bahasa Jepang, adalah permainan kata yang menarik. Selain berarti "maid," kata ini juga merujuk pada dunia bawah dalam kepercayaan tradisional Jepang.

Konsep ini awalnya dirancang sebagai tempat berkumpul bagi lansia setempat. Seiring berjalannya waktu, kafe ini mulai menarik perhatian dari luar kota, bahkan hingga Osaka dan Tokyo. Dengan hanya buka sebulan sekali selama empat jam, reservasi di tempat ini menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan oleh para pelanggan setianya.

Memberi makna di waktu senja

Di balik setiap senyuman yang diberikan para 'maid' lansia, tersimpan kisah tentang bagaimana kafe ini mengubah hidup mereka. Banyak dari mereka awalnya ragu saat harus mengenakan seragam ala maid. Namun, dorongan dari sesama rekan membuat mereka semakin percaya diri.

Kini, mereka menemukan kembali semangat dalam melayani, bertemu orang baru, dan berbagi cerita dengan pelanggan dari berbagai usia. Ungkapan seperti ini memperlihatkan bagaimana interaksi sederhana dapat membawa dampak emosional yang mendalam. Bagi pelanggan, kafe ini bukan hanya tempat untuk menikmati teh atau kopi.

Ini adalah ruang di mana generasi berbeda bisa saling bertemu, berbagi cerita, dan merasakan kehangatan yang melampaui sekadar layanan pelanggan. Kehadiran para maid lansia ini membawa makna bahwa penuaan bukanlah akhir dari keceriaan, melainkan awal dari babak baru dalam hidup.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |