Penyakit Misterius, Pria Ini Merasa Panas Saat Sentuh Es dan Dingin Saat Pegang Api

19 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda Australia bernama Aidan McManus mengalami penyakit saraf misterius yang membuat indra perasa panas dan dinginnya terbalik. Aidan, kini berusia 22 tahun, tinggal di Australia dan mulai mengalami gejala ini sejak usianya 17 tahun. Ia pertama kali merasakan mati rasa dan kesemutan di kakinya saat duduk di bangku akhir sekolah menengah.

Gejala itu kemudian memburuk hingga membuatnya merasa seperti menginjak paku payung setiap kali berjalan. Ketika tangannya mulai ikut terdampak, sensasi panas dan dingin mulai tertukar secara ekstrem. Saat memegang sesuatu yang dingin, tangannya seperti terbakar, dan sebaliknya, saat menyentuh benda panas, ia merasa sangat dingin.

Diagnosis awal dari dokter sempat mengarah ke retensi cairan hingga sindrom iritasi usus besar pasca-virus. Namun setelah bertahun-tahun pemeriksaan, akhirnya ia didiagnosis mengidap neuropati perifer akson, sebuah gangguan saraf langka yang memengaruhi pengiriman sinyal tubuh. Sayangnya, belum ada pengobatan yang diketahui dapat menyembuhkan kondisi ini.

Meski penyakitnya terus berkembang, Aidan belum mendapat dukungan dari Badan Asuransi Disabilitas Nasional Australia (NDIA). Berikut kisah lengkapnya dirangkum Liputan6.com dari 9news, Minggu (11/5/2025). 

Ternyata mandi dengan air dingin di pagi hari memiliki manfaat-manfaat tak terduga bagi kesehatan tubuh.

1. Ketika Es Terasa Membakar

Aidan McManus tidak lagi bisa merasakan suhu seperti manusia pada umumnya. Kaleng minuman dingin di tangannya terasa seperti bara api.

“Kami diberi tahu bahwa pada akhirnya benda itu akan jatuh ke tangan Aidan,” kata ibunya, Angela McManus. “Kami berpikir hal itu mungkin terjadi 10-15 tahun ke depan, tetapi suatu malam, Aidan datang kepada saya dan berkata, 'Bu, saya mengambil kaleng Coke dan tangan saya terasa seperti terbakar’.”

Setiap sentuhan menjadi taruhan rasa sakit yang tidak bisa dikira. Panas dan dingin bukan lagi dua rasa yang mudah dibedakan baginya.

2. Bertahun-tahun Menunggu Nama Penyakit

Selama lima tahun terakhir, Aidan menjalani puluhan tes dan prosedur invasif. Dokter bahkan sampai memotong sebagian saraf di kakinya untuk mencari petunjuk.

Namun, hasilnya tetap tak memberi kejelasan apa pun untuk waktu yang lama. Baru belakangan ia didiagnosis mengidap neuropati perifer akson.

Gangguan ini membuat komunikasi antar saraf terganggu, sehingga persepsi suhu jadi terbalik. Kondisi ini masih belum memiliki pengobatan yang pasti hingga kini.

3. Perjuangan untuk Sembuh

Meski kondisi Aidan dinyatakan tak bisa disembuhkan, permohonannya ke NDIA ditolak. Alasannya karena ia dianggap belum mencoba semua pilihan pengobatan.

Padahal, dokter telah menyatakan bahwa Aidan mengidap penyakit neurologis progresif. Dalam surat resmi, sang dokter bahkan menyebut Aidan seharusnya memenuhi syarat dukungan.

“Saya yakin bahwa dia memiliki cacat yang tidak dapat disembuhkan dan akan terus memburuk,” tulis dokter dalam suratnya ke lembaga tersebut. Tanpa dukungan, Aidan dan keluarganya harus berjuang sendirian.

Ingin pembahasan tambahan seperti kutipan dari dokter atau penjelasan medis tentang neuropati perifer akson?

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |