Liputan6.com, Yogyakarta Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Imam Sudjarwo, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan Jakarta Bhayangkara Presisi yang keluar sebagai juara PLN Mobile Proliga 2025. Dalam laga puncak yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (11/5/2025), Jakarta Bhayangkara menaklukkan Jakarta Lavani Livin’ Transmedia dalam pertandingan yang berlangsung dramatis dengan skor 3-2 (19-25, 23-25, 25-22, 25-22, 15-9).
Jakarta Bhayangkara Presisi berhasil membawa pulang piala, medali, serta uang pembinaan senilai Rp400 juta. Sementara itu, Jakarta LavAni Livin’ Transmedia yang finis di posisi kedua memperoleh hadiah sebesar Rp250 juta. Adapun Surabaya Samator yang berada di peringkat ketiga mendapatkan Rp150 juta, dan Palembang Bank Sumselbabel yang menempati posisi keempat membawa pulang Rp100 juta.
Imam menyebut, seluruh tim yang berlaga di babak empat besar memiliki kekuatan yang seimbang. Oleh karena itu, menurutnya, siapa pun pemenangnya, mereka merupakan hasil kompetisi yang adil dan berkualitas dalam pertandingan bola voli bergensi ini.
“Dalam empat besar, memang kekuatannya sama dan tentu ada yang menang, ada yang kalah. Jadi tentu pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada para pemenang,” ujarnya saat ditemui usai pertandingan di Gor Amongrogo, Minggu (11/5/2025).
Aksi-aksi Megawati Hangestri pada penampilan pertamanya bersama Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia menghadapi Jakarta Pertamina Enduro pada seri ketiga Final Four Proliga 2025 di GOR Sritex Arena, Solo, Jumat (2/5/2025).
Cetak Atlet Potensial
Imam juga menyoroti munculnya banyak pemain muda potensial di Proliga tahun ini. Pemain-pemain potensial ini dinilainya merupakan sinyal positif bagi regenerasi tim nasional.
“Yang menggembirakan adalah di Proliga tahun 2025 ini lahir atlet-atlet baru yang berbakat yang tentu bisa diikutkan menjadi pemain nasional (timnas), yang akan berlaga di event-event internasional di masa akan datang seperti SV League, AVC Challenge Cup, dan SEA Games di bulan Desember,”
Imam juga menyoroti antusiasme luar biasa masyarakat sepanjang Proliga 2025, mulai dari babak reguler hingga grand final. Serangkaian kompetisi Proliga 2025 yang diselenggarakan di sejumlah daerah ini sukses menarik perhatian para pencinta bola voli.
“Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Final four di Kediri, Semarang, Solo, semua penuh. Dan grand final di Jogja ini luar biasa. Tidak muat di dalam, pada di luar. Ini menunjukkan bahwa kecintaan masyarakat Indonesia terhadap bola voli semakin meningkat,” ucap Imam.
Rencana Proliga 2026: Salary Cap dan Format Baru
Menjawab antusiasme publik, Imam mengungkapkan bahwa PBVSI telah menyiapkan sejumlah perubahan untuk Proliga 2026. Salah satu yang paling krusial adalah pemberlakuan sistem salary cap atau batas maksimum gaji pemain.
Dalam konteks Proliga 2026, PBVSI akan memberlakukan salary cap agar lebih banyak klub bisa ikut serta tanpa terbebani biaya besar, sekaligus menjaga agar kompetisi tetap kompetitif.
“Tahun depan kita sudah berlakukan yang namanya salary cap. Itu adalah batas maksimum untuk honor atlet, baik lokal maupun asing. Kenapa diatur seperti itu? Agar klub-klub kecil yang punya atlet bagus bisa tetap bersaing. Ini akan menciptakan pemerataan,” jelas Imam.
Selain itu, PBVSI menargetkan jumlah peserta minimal delapan tim putra dan delapan tim putri pada musim depan. Sebelumnya, Proliga 2025 diikuti oleh empat tim putra dan empat tim putri. Imam juga membocorkan bahwa beberapa klub berencana untuk kembali berlaga.
Dari sisi penyelenggaraan, Imam mengungkapkan bahwa Proliga 2026 akan dimulai pada Januari hingga Mei, termasuk tetap berlangsung selama bulan Ramadan. Langkah ini diambil dengan harapan, para atlet bisa mengejar kompetisi-kompetisi internasional yang terus berjalan.
Lokasi Baru
Terkait lokasi grand final di 2026, PBVSI masih mempertimbangkan antara Indonesia Arena di Jakarta dan Stadion Manahan Solo yang kini sedang diperluas kapasitasnya.
“Manahan tahun ini bisa selesai dan kapasitasnya 9.000. Jadi kita pertimbangkan antara Indonesia Arena atau Manahan Solo. Tahun lalu sudah di Jakarta, sekarang Jogja, mungkin tahun depan gantian (daerah lain),” kata Imam.
Berakhirnya Proliga 2025 dengan meriah membuat PBVSI optimistis bahwa bola voli Indonesia akan semakin bersinar, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.
“Dengan pembinaan yang bagus seperti ini, mudah-mudahan perbola-voli-an Indonesia ini di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia semakin membaik ke depan,” pungkas Imam.