:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356507/original/061400800_1758452864-1.jpg)
1/7
Para demonstran ikut serta dalam aksi unjuk rasa untuk menentang korupsi setelah terungkapnya skandal proyek pengendalian banjir palsu, salah satu skandal korupsi terbesar di negara ini dalam puluhan tahun, di Monumen Kekuatan Rakyat di Kota Quezon, Metro Manila pada 21 September 2025. (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356508/original/053360700_1758452867-2.jpg)
1/7
Ribuan warga Filipina turun dan memenuhi jalan-jalan utama di Manila pada Minggu 21 September 2025. (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356509/original/036407400_1758452871-3.jpg)
1/7
Mereka berunjuk rasa untuk menyuarakan protes terhadap skandal proyek pengendali banjir fiktif yang diyakini merugikan negara hingga miliaran dolar Amerika Serikat (USD). (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356510/original/018604500_1758452874-5.jpg)
1/7
Kemarahan publik Filipina ini menyusul skandal proyek infrastruktur "hantu" yang semakin meningkat sejak Presiden Ferdinand Marcos Jr menyinggungnya dalam pidato kenegaraan pada Juli 2025 setelah serangkaian banjir mematikan melanda negara itu. (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356511/original/073733400_1758452877-4.jpg)
1/7
Diketahui sebelumnya, skandal proyek pengendali banjir ini telah mengguncang politik Filipina. (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356512/original/098093100_1758452879-6.jpg)
1/7
Bahkan, Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez yang masih sepupu Presiden Marcos, mundur dari jabatannya pekan lalu setelah penyelidikan resmi dimulai. (Jam STA ROSA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5356513/original/003229200_1758452882-7.jpg)
1/7
Departemen Keuangan Filipina memperkirakan kehilangan hingga 118,5 miliar peso (US$2 miliar) akibat praktik korupsi proyek banjir sepanjang 2023-2025. (Jam STA ROSA/AFP)