Toilet Gratis Jadi Daya Tarik? Iklan Kerja ini Viral di Media Sosial

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Bayangkan Anda sedang mencari pekerjaan dan menemukan sebuah iklan kerja yang menawarkan "penggunaan toilet gratis" sebagai keuntungan bekerja. Ya, Anda tidak salah baca! Sebuah iklan kerja yang menghebohkan dunia maya ini bukan lelucon April Mop, melainkan penawaran serius dari sebuah perusahaan di Tiongkok.

Iklan kerja kontroversial ini telah memicu badai tawa dan kemarahan di media sosial, mempertanyakan seberapa rendah standar perusahaan dalam menawarkan "keuntungan" yang seharusnya menjadi hak dasar setiap karyawan.

Iklan kerja ini menjadi viral setelah diposting oleh akun "Workplace Slackers" yang memiliki jutaan pengikut, menunjukkan betapa absurdnya dunia rekrutmen bisa menjadi di era persaingan kerja yang semakin keras. Fenomena iklan kerja ini muncul di tengah pasar tenaga kerja Tiongkok yang sangat kompetitif, di mana tahun ini saja lebih dari 12 juta lulusan baru akan berebut posisi kerja yang terbatas. 

Lantas apa lagi yang ditawarkan dalam iklan kontroversial ini? Dilansir dari SCMP, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Selasa (13/5).

Kumpulan doa Ramadan kali ini berisi doa yang dibaca ketika kita akan masuk ke dalam kamar mandi atau toilet.

Detail Iklan Kerja yang Menggemparkan

Iklan kerja yang menjadi viral ini pertama kali diungkap pada 29 April oleh akun media sosial bernama "Workplace Slackers" yang memiliki hampir 4,4 juta pengikut. Meskipun tidak mengungkapkan nama perusahaan atau judul pekerjaan spesifik, iklan tersebut memberikan beberapa detail dasar tentang posisi yang ditawarkan.

Pekerjaan yang ditawarkan terutama melibatkan pemrosesan pesanan, dan kandidat diharuskan teliti, berpengalaman, dan memiliki kemampuan kuat dalam menggunakan Excel untuk spreadsheet. Jam kerja yang ditawarkan adalah delapan jam sehari, dengan shift pagi dari jam 9 pagi hingga 6 sore dan shift malam dari jam 1 siang hingga 10 malam, keduanya termasuk istirahat satu jam.

Gaji bulanan selama masa percobaan adalah 4.000 yuan (sekitar Rp9 juta), dengan empat hari libur sebulan dan gaji dobel pada hari libur nasional. Perusahaan juga menjanjikan kenaikan gaji dasar 100 yuan (sekitar Rp225 ribu) setelah menyelesaikan satu tahun masa kerja. Detail-detail ini mungkin terdengar cukup standar, tetapi yang membuat iklan ini menjadi bahan perbincangan adalah daftar "keuntungan" yang disertakan.

Yang mengejutkan, selain toilet dan lift gratis serta tidak ada biaya listrik saat lembur, perusahaan juga menyebutkan kegiatan team-building sesekali, teh sore, dan camilan malam sebagai bagian dari paket keuntungan. Hal-hal yang seharusnya menjadi standar di tempat kerja justru dipromosikan sebagai keistimewaan, menunjukkan betapa rendahnya standar yang dimiliki perusahaan tersebut.

Reaksi Publik yang Humor dan Kritik

Iklan kerja tersebut memicu diskusi yang seru dan humoris di dunia maya. Banyak warganet yang tidak percaya bahwa hal-hal mendasar seperti penggunaan toilet dan lift bisa dimasukkan sebagai keuntungan kerja. Beberapa komentar menunjukkan kemarahan, sementara lainnya memilih untuk menyikapi dengan humor.

"Keuntungan kerja yang disebutkan ini seharusnya menjadi standar, kan? Bagaimana bisa mereka mencantumkannya sebagai keistimewaan?" komentar salah satu warganet. Sementara itu, pengamat online lain bertanya: "Apakah perusahaan ini mengira dirinya Tuhan atau semacam penyelamat?" Beberapa netizen bahkan menyarankan untuk menelusuri lebih banyak lowongan pekerjaan karena akan ditemukan banyak perusahaan aneh seperti ini.

Fenomena iklan kerja ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Ini terjadi di tengah pasar kerja Tiongkok yang sangat kompetitif, di mana pekerja menghadapi banyak tantangan, termasuk jam kerja panjang, gaji rendah, kondisi kerja buruk, dan keamanan kerja yang terbatas. Di beberapa industri, banyak karyawan menjalani jadwal "996" yang melelahkan, bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu.

Selain itu, diskriminasi usia juga menjadi masalah serius di mana banyak orang kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah berusia 35 tahun. Beberapa pemberi kerja juga menghindari kewajiban hukum mereka untuk memberikan kontribusi jaminan sosial yang tepat waktu dan memadai. Semua faktor ini menciptakan lingkungan kerja yang sulit, terutama bagi kaum muda yang baru memasuki dunia kerja.

Konteks Hukum dan Kondisi Kerja di Tiongkok

Undang-Undang Kontrak Kerja Tiongkok sebenarnya menetapkan bahwa karyawan tidak boleh bekerja lebih dari delapan jam sehari dan tidak lebih dari 44 jam seminggu rata-rata. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara peraturan yang ada dengan praktik yang terjadi di lapangan, seperti yang terlihat dalam budaya kerja "996".

Peraturan ketenagakerjaan juga mengharuskan pemberi kerja untuk menyediakan pensiun dasar, perawatan medis, dan asuransi pengangguran. Namun dalam praktiksnya, banyak perusahaan yang mencoba menghindari kewajiban ini atau menawarkan kondisi yang minimal. Iklan kerja yang viral ini mungkin merupakan contoh ekstrem, tetapi mencerminkan masalah yang lebih luas dalam budaya kerja di beberapa perusahaan.

Tahun ini sendiri, diperkirakan lebih dari 12 juta lulusan baru di Tiongkok akan memasuki dunia kerja, namun jumlah pekerjaan yang tersedia terbatas. Situasi ini menciptakan lingkungan di mana beberapa pemberi kerja merasa bisa menawarkan kondisi kerja yang minim tanpa khawatir kekurangan pelamar. Kenyataan pahit ini membuat beberapa perusahaan berani mencantumkan fasilitas dasar sebagai "keuntungan" kerja, seperti yang terlihat dalam iklan yang viral ini.

Meskipun terdengar konyol, fenomena ini mengingatkan kita tentang pentingnya memahami hak-hak pekerja dan standar kerja yang layak. Di tengah persaingan kerja yang ketat, penting bagi pencari kerja untuk tetap waspada terhadap praktik-praktik yang mencurigakan dan mengetahui apa yang seharusnya menjadi hak dasar mereka sebagai karyawan.

Pelajaran dari Fenomena Iklan Kerja Viral

Viralnya iklan kerja ini memberikan pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia kerja. Bagi pencari kerja, ini menjadi pengingat untuk lebih teliti dalam mengevaluasi tawaran pekerjaan dan tidak terjebak dengan janji-janji yang sebenarnya merupakan hak dasar. Fasilitas seperti toilet, lift, dan listrik saat lembur bukanlah keistimewaan, melainkan standar minimum yang seharusnya disediakan oleh setiap tempat kerja.

Bagi pemberi kerja, reaksi publik terhadap iklan kerja ini menunjukkan bahwa transparansi dan kejujuran lebih dihargai daripada upaya untuk "mempercantik" kondisi kerja yang sebenarnya minimal. Di era media sosial, informasi menyebar dengan cepat, dan perusahaan dengan praktik kerja yang mencurigakan berisiko menghadapi pengawasan publik dan kerusakan reputasi.

Para regulator dan pembuat kebijakan juga perlu memperhatikan fenomena ini sebagai indikasi adanya kesenjangan dalam penegakan standar ketenagakerjaan. Meskipun undang-undang ketenagakerjaan sudah ada, implementasi dan pengawasannya masih perlu diperkuat untuk memastikan semua pekerja mendapatkan kondisi kerja yang layak.

Terlepas dari sisi humornya, iklan kerja viral ini membuka diskusi penting tentang ekspektasi dan realitas dalam dunia kerja modern. Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk terus mendorong standar kerja yang lebih baik dan memastikan bahwa hak-hak dasar pekerja tidak dijadikan sebagai "bonus" atau "keistimewaan."

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |