Liputan6.com, Jakarta Agar tubuh bisa pulih dengan baik dan mengontrol rasa sakit, sistem saraf kita perlu berada dalam keadaan yang aman dan nyaman. Jadi, penting untuk meluangkan waktu untuk memahami cara kerja otak dalam mengatasi masalah kesehatan jangka panjang. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, percaya pada diri sendiri, melakukan usaha dengan konsisten, dan sabar serta berbaik hati kepada diri sendiri.
Ketiga hal ini ibarat kaki-kaki sebuah bangku yang saling mendukung. Semua bagian ini diperlukan untuk membangun dasar yang kuat bagi kesehatan yang optimal. Ketika Anda memulai untuk mengatasi rasa sakit kronis, sangat penting untuk menyelami materi ini dengan penuh perhatian.
Dengan begitu, Anda akan membentuk pemahaman baru yang lebih baik tentang proses ini, yang akan membantu Anda merasa lebih percaya diri dan yakin bahwa cara ini benar-benar bisa membantu mengontrol rasa sakit. Berikut ulasan lengkapnya, dirangkum Liputan6.com dari laman yourtango.com, Minggu (27/4/2025).
Sama seperti hubungan asmara, tentunya pertemanan juga bisa menjadi toxic. Ketika Anda merasa teman Anda sering menyakiti, meremehkan, menjatuhkan, atau membuat Anda merasa kurang layak secara terus menerus, sudah saatnya Anda mengakhiri pertemanan t...
Menggunakan Sistem Perlindungan Tubuh untuk Mengontrol Rasa Sakit Kronis
Mengatasi rasa sakit kronis bukan hanya tentang mengobati gejala fisik, tetapi juga tentang memahami cara sistem pertahanan tubuh kita bekerja. Salah satu langkah awal yang penting adalah percaya pada proses penyembuhan tubuh. Keyakinan ini berfungsi sebagai pintu untuk proses penyembuhan, karena persepsi kita tentang rasa sakit mempengaruhi bagaimana tubuh meresponsnya.
Dengan mempercayai ilmu di balik sindrom TMS (Tension Myositis Syndrome), yang menunjukkan bahwa rasa sakit sering kali berhubungan dengan ketegangan emosional, kita memberi sinyal rasa aman pada sistem saraf, yang memungkinkan tubuh untuk menyembuhkan diri dengan lebih efektif.
Memahami Fisiologi Rasa Sakit
Rasa sakit yang kita alami adalah hasil dari sinyal yang dikirim oleh otak dan sistem saraf. Ketika kita merasa sakit, itu adalah pesan dari tubuh yang memberi tahu kita ada sesuatu yang salah. Tetapi, mengapa sinyal ini sering kali "bekerja lembur"? Mengapa rasa sakit ini terus muncul meskipun tidak ada cedera fisik yang jelas?
Di sinilah peran amigdala, bagian kecil dari otak kita yang bertanggung jawab dalam memproses emosi. Amigdala adalah bagian yang pertama kali aktif dalam menghadapi situasi stres atau ancaman, memicu respons fight-or-flight (lawan atau lari) untuk melindungi kita. Ketika kita terluka, misalnya, otak mengirimkan sinyal rasa sakit untuk memberi tahu kita bahwa kita sedang dalam bahaya dan membutuhkan perhatian. Ini adalah cara tubuh kita untuk menjaga kita tetap aman.
Namun, ada hal menarik yang perlu diperhatikan. Ketika kita merasa sakit, terutama rasa sakit kronis, itu bisa menjadi bagian dari mekanisme perlindungan yang tidak selalu diperlukan lagi. Misalnya, jika kita terluka dalam situasi berbahaya, rasa sakit segera muncul untuk memperingatkan kita agar segera bertindak. Namun, ketika tidak ada ancaman langsung, seperti dalam kasus stres emosional atau ketegangan tubuh yang berkelanjutan, sistem pertahanan ini bisa menjadi terlalu aktif, mengirimkan sinyal rasa sakit tanpa alasan yang jelas.
'Mereprogram' Reaksi Otak terhadap Sinyal Rasa Sakit
Penting untuk memahami bahwa otak memiliki kemampuan untuk membatasi rasa sakit setelah ancaman fisik berlalu. Misalnya, jika Anda terluka saat melarikan diri dari bahaya, otak akan menunda rasa sakit hingga Anda berada di tempat yang aman. Ini menunjukkan bahwa otak tidak hanya bisa menciptakan rasa sakit, tetapi juga bisa menghentikannya, tergantung pada situasi dan kebutuhan tubuh.
Proses ini menggambarkan bahwa sistem saraf kita adalah penjaga tubuh yang bekerja tanpa kita sadari, untuk memastikan kita tetap aman. Ketika tubuh kita mengalami cedera atau stres, sistem saraf akan memberi sinyal kepada otak untuk memberi perhatian pada bagian tubuh yang terpengaruh. Tetapi dalam kasus stres emosional atau ketegangan yang tidak terlihat, sistem ini bisa menjadi terlalu sensitif dan mengirimkan sinyal rasa sakit tanpa adanya ancaman fisik nyata.
Mengendalikan Rasa Sakit dengan Mengatur Sistem Pertahanan Tubuh
Untuk mengontrol rasa sakit kronis, kita perlu "memprogram ulang" reaksi otak kita terhadap sinyal rasa sakit. Ini bukan tentang mengabaikan rasa sakit, tetapi lebih kepada memahami bahwa otak kita dapat belajar untuk merespons rasa sakit dengan cara yang lebih sehat dan terkontrol. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengurangi stres dan mengelola emosi, karena keduanya dapat mempengaruhi bagaimana sistem saraf kita merespons rasa sakit.
Melalui teknik seperti pernapasan dalam, relaksasi, dan meditasi, kita dapat membantu meredakan ketegangan pada sistem saraf dan memberi sinyal aman pada otak. Dengan melatih otak untuk merespons rasa sakit dengan lebih tenang, kita memberi kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri dan mengurangi ketegangan yang menyebabkan rasa sakit kronis.