Liputan6.com, Jakarta Saat kebanyakan orang memimpikan liburan di pantai dengan pasir putih dan air biru, sekelompok wisatawan dari Tiongkok justru rela membayar mahal untuk pengalaman yang sangat berbeda. Tren baru dalam dunia pariwisata ini mengajak para pelancong untuk menghabiskan waktu liburan mereka dengan membersihkan salju di Negeri Sakura. Siapa sangka bahwa aktivitas yang biasanya dihindari oleh penduduk lokal ini bisa menjadi daya tarik wisata yang menggiurkan?
Membersihkan salju mungkin terdengar seperti pekerjaan rumah yang melelahkan bagi sebagian orang, tetapi bagi turis dari Tiongkok, pengalaman ini menawarkan sensasi baru yang tidak bisa mereka dapatkan di negara asalnya. Musim dingin di Jepang, khususnya di wilayah utara seperti Hokkaido, telah menciptakan peluang bisnis baru dalam industri pariwisata, di mana aktivitas membersihkan salju dikemas sebagai pengalaman autentik yang eksotis dan bernilai tinggi.
Para agen perjalanan di Jepang dengan cerdik mengubah sesuatu yang tampak biasa menjadi atraksi wisata premium. Mereka menawarkan paket eksklusif yang memungkinkan wisatawan untuk mengalami sensasi membersihkan salju layaknya penduduk lokal. Tak heran jika tren membersihkan salju sebagai aktivitas wisata ini kini viral di platform media sosial dan menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan pelancong dari berbagai negara, terutama Tiongkok.
Berikut kisah lengkapnya, yang telah Liputan6.com rangkum dari SCMP pada Senin (28/4).
Kue putri salju adalah sejenis kue kering yang berbentuk bulan sabit dan di atasnya diselimuti dengan gula halus seperti salju.
Fenomena Wisata Baru di Negeri Sakura
Beberapa agen tur Jepang dan hotel telah mengangkat pengalaman liburan dengan menawarkan aktivitas membersihkan salju sebagai atraksi wisata unik bagi pengunjung dari luar negeri. Sapporo, kota yang terletak di prefektur Hokkaido di Jepang utara, menjadi pusat dari tren wisata baru ini. Sebagai salah satu kota dengan salju terlebat di dunia, Sapporo mengalami suhu di bawah nol selama sepertiga tahun dan rata-rata curah salju mencapai lima meter setiap musim dingin.
Tobu Top Tours, sebuah agen perjalanan lokal di Sapporo, memperkenalkan tur membersihkan salju sebagai kekhasan lokal yang patut dicoba. Paket wisata ini menawarkan kesempatan langka bagi pelanggan untuk naik kendaraan khusus pembersih salju dan mengamati proses pembersihan salju secara langsung. Pengalaman ini dibanderol dengan harga 250.000 yen (sekitar Rp23 juta) untuk satu hingga enam orang, dan tersedia dari Januari hingga awal Maret.
Di platform media sosial Tiongkok RedNote, beberapa penginapan di Hokkaido juga mulai menawarkan perjalanan dengan truk pembersih salju untuk menarik pelanggan. Laporan menunjukkan bahwa beberapa wisatawan menikmati pengalaman langsung membersihkan salju selama kunjungan mereka ke Jepang utara. Fenomena ini menunjukkan pergeseran preferensi wisatawan Tiongkok yang kini lebih mengutamakan pengalaman daripada sekadar berbelanja.
Banyak penduduk lokal terkejut bahwa pekerjaan yang intensif dan sering dihindari ini telah berubah menjadi usaha wisata yang menguntungkan bagi orang asing. "Orang yang pertama kali memunculkan ide ini adalah seorang jenius," komentar salah satu pengamat Jepang di platform X. Sementara sebagian netizen Tiongkok menganggap para turis ini "konyol", yang lain menganggapnya sebagai pengalaman menarik yang menawarkan perspektif baru.
Pergeseran Tren Wisatawan Tiongkok
Selama liburan Festival Musim Semi yang berlangsung seminggu pada Januari dan Februari, daratan Tiongkok mencatat 7,7 juta perjalanan keluar-masuk negeri. Jepang muncul sebagai salah satu destinasi internasional utama bagi wisatawan Tiongkok, dengan pesanan wisata untuk perjalanan ke Jepang meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan liburan Festival Musim Semi tahun lalu, seperti dilaporkan oleh Xinhua News Tiongkok.
Selain fenomena "bakugai" yang masih populer, yang mengacu pada "pembelian eksplosif" dan diciptakan untuk menggambarkan pembeli dari Tiongkok, aktivitas viral lain di kalangan wisatawan adalah membersihkan salju. Fenomena ini menandai pergeseran penting dalam preferensi wisata generasi muda Tiongkok, yang kini lebih mencari pengalaman autentik dan unik daripada sekadar wisata belanja.
Wisatawan Tiongkok telah membagikan pengalaman pertama mereka membersihkan salju di Jepang di RedNote, menyoroti tren baru di kalangan pelancong muda Tiongkok yang kini memprioritaskan petualangan eksperiensial daripada berbelanja. Pengalaman ini menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan dari wilayah selatan Tiongkok yang jarang melihat salju di daerah asal mereka.
"Banyak orang dari Tiongkok selatan hampir tidak pernah melihat salju. Pengalaman ini menyegarkan dan menyenangkan, dan juga bisa menjadi olahraga yang baik," catat seorang pengamat online Tiongkok. Komentar ini mencerminkan antusiasme sebagian wisatawan yang melihat aktivitas membersihkan salju tidak hanya sebagai pengalaman budaya tetapi juga sebagai kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pengalaman Unik dengan Harga Premium
Paket wisata membersihkan salju yang ditawarkan oleh Tobu Top Tours di Sapporo dibanderol dengan harga yang cukup mahal, yaitu 250.000 yen (sekitar Rp23 juta) untuk satu hingga enam orang. Meskipun harganya premium, banyak wisatawan Tiongkok rela membayar untuk mendapatkan pengalaman yang unik dan tidak biasa ini, terutama karena sebagian besar dari mereka berasal dari daerah yang jarang atau bahkan tidak pernah mengalami salju.
Apa yang membuat pengalaman ini begitu istimewa adalah kesempatan untuk naik kendaraan khusus pembersih salju, yang biasanya hanya digunakan oleh petugas pembersih salju profesional. Wisatawan dapat mengamati proses pembersihan salju secara langsung dan bahkan mencoba melakukannya sendiri. Pengalaman ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kehidupan musim dingin di Jepang, tetapi juga menawarkan kegiatan fisik yang bisa menjadi alternatif olahraga di tengah liburan.
Beberapa penginapan di Hokkaido juga mulai menawarkan perjalanan dengan truk pembersih salju sebagai bagian dari paket menginap mereka. Strategi pemasaran ini berhasil menarik minat wisatawan Tiongkok yang mencari pengalaman berbeda selama liburan musim dingin. Kombinasi antara penginapan yang nyaman dan pengalaman outdoor yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi segmen pasar ini.
Menariknya, penduduk lokal Jepang sendiri memiliki pandangan yang beragam tentang fenomena ini. Sementara sebagian menganggapnya sebagai ide bisnis yang brilian, yang lain menekankan bahwa "Mengalami pembersihan salju sama sekali berbeda dengan dibayar untuk membersihkan salju, yang merupakan tugas yang membutuhkan pelaksanaan yang tepat." Komentar ini menunjukkan bahwa meskipun dikemas sebagai atraksi wisata, membersihkan salju tetap merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan ketahanan fisik tertentu.
Perdebatan di Media Sosial
Fenomena wisatawan Tiongkok yang membayar untuk membersihkan salju di Jepang telah memicu perdebatan menarik di media sosial. Di satu sisi, banyak netizen menganggap para turis ini "konyol" karena rela membayar mahal untuk melakukan pekerjaan yang biasanya dihindari oleh penduduk lokal. Di sisi lain, beberapa pengamat melihatnya sebagai bentuk inovasi dalam industri pariwisata yang berhasil mengubah persepsi tentang apa yang dianggap sebagai pengalaman wisata yang berharga.
Salah satu komentar menarik dari pengamat Jepang di platform X menyatakan bahwa "Orang yang pertama kali memunculkan ide ini adalah seorang jenius." Pernyataan ini menunjukkan pengakuan terhadap kreativitas dalam menemukan peluang bisnis dari sesuatu yang tampak biasa dan bahkan mungkin dianggap menyusahkan oleh penduduk lokal. Transformasi pekerjaan yang intensif menjadi atraksi wisata premium menjadi contoh bagaimana industri pariwisata terus berinovasi untuk memenuhi permintaan pasar.
Sementara itu, di kalangan wisatawan Tiongkok sendiri, pendapat juga terbagi. Sebagian menganggap aktivitas ini sebagai cara yang menyenangkan untuk mengalami budaya dan kehidupan sehari-hari di Jepang selama musim dingin. "Banyak orang dari Tiongkok selatan hampir tidak pernah melihat salju. Pengalaman ini menyegarkan dan menyenangkan, dan juga bisa menjadi olahraga yang baik," tulis salah satu pengamat online dari Tiongkok.
Perdebatan ini mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam definisi wisata di era modern. Sementara wisata tradisional sering berfokus pada kunjungan ke tempat bersejarah atau kegiatan berbelanja, generasi baru wisatawan semakin mencari pengalaman yang unik, autentik, dan Instagram-worthy. Fenomena membersihkan salju di Jepang menjadi contoh sempurna dari pergeseran preferensi ini, di mana nilai sebuah pengalaman tidak lagi diukur dari kemewahan atau kenyamanannya, tetapi dari keunikan dan kemampuannya untuk memberikan perspektif baru.