Liputan6.com, Jakarta Kreativitas dalam situasi darurat bisa menjadi kunci penyelamatan nyawa. Hal ini dibuktikan oleh seorang dokter di Tiongkok yang berhasil memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan peralatan yang tidak biasa. Dokter tersebut memanfaatkan raket badminton dan tas plastik (kresek) yang ada di mobilnya untuk memberikan pertolongan darurat yang vital.
Kisah ini terjadi pada 5 April 2025 di Provinsi Shandong, Tiongkok timur, ketika seorang dokter bernama Liu Shuanglei sedang dalam perjalanan pulang bersama istrinya. Mereka hendak merayakan ulang tahun ibu dokter Liu ketika melihat sebuah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang wanita lanjut usia.
Tindakan cepat dan tepat dari dokter Liu telah mendapatkan banyak pujian dari masyarakat di media sosial Tiongkok. Kisah ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya kreativitas dan keberanian dalam memberikan pertolongan kepada orang lain, meski dengan keterbatasan peralatan yang ada.
Untuk kronologi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari SCMP, pada Jumat (2/5).
Beberapa pedagang memiliki strategi untuk menjual produk mereka. Tak hanya menawarkan diskon, terkadang pedagang menguji kekuatan produk langsung di hadapan pelanggan. Namun yang terjadi pada pedagang raket berikut ini justru berujung apes.
Kronologi Kejadian
Dokter Liu Shuanglei dan istrinya sedang dalam perjalanan pulang untuk merayakan ulang tahun ibunya ketika mereka melihat beberapa ranting berserakan di jalan. Mereka memperlambat kendaraan dan pada saat itulah Liu mendengar seorang wanita lanjut usia menjerit kesakitan di pinggir jalan. Wanita tersebut ternyata menjadi korban kecelakaan lalu lintas dan mengalami cedera.
Tanpa ragu, Liu meminta istrinya untuk menghentikan mobil agar ia bisa memeriksa kondisi korban. Sebagai dokter yang bekerja di departemen manajemen nyeri di sebuah rumah sakit, Liu segera mengenali bahwa wanita tersebut mengalami patah tulang di bagian kaki kiri bawah. Tidak ada cedera serius lainnya yang terlihat.
Liu kemudian menghubungi dokter gawat darurat di rumah sakit tempatnya bekerja untuk mendapatkan saran. Dokter tersebut menyarankan agar Liu melakukan imobilisasi pada kaki korban dengan menggunakan bidai dan perban untuk mencegah cedera lebih lanjut.
Namun, Liu menghadapi kendala karena tidak memiliki peralatan medis yang memadai. Ranting-ranting yang berserakan di jalan terlalu lemah untuk digunakan sebagai bidai. Dengan cepat, Liu menemukan solusi kreatif: ia memutuskan untuk menggunakan raket badminton miliknya sebagai bidai dan tas plastik (kresek) yang ada di mobilnya sebagai pengganti perban.
Pertolongan Kreatif dengan Raket dan Tas Kresek
Menggunakan raket badminton sebagai bidai merupakan solusi cerdas yang dilakukan Liu. Raket tersebut memiliki struktur yang cukup kuat untuk menyangga dan melindungi kaki yang patah, sehingga mencegah pergeseran tulang yang dapat memperparah cedera. Sementara itu, tas plastik (kresek) yang digunakan sebagai pengganti perban berfungsi untuk mengikat raket pada kaki korban.
Improvisasi cepat ini menunjukkan kreativitas dan pengetahuan medis Liu yang memadai. Meskipun tidak menggunakan peralatan medis standar, Liu berhasil memberikan pertolongan pertama yang efektif dengan memanfaatkan benda-benda sehari-hari yang tersedia.
Setelah berhasil melakukan imobilisasi pada kaki korban, wanita lanjut usia yang berumur sekitar 70-an tahun tersebut segera dibawa ke rumah sakit tempat Liu bekerja untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Liu tetap mendampingi korban hingga ambulans tiba karena melihat bahwa wanita tersebut sendirian dan tampak tak berdaya.
Putri dari korban kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Liu secara langsung. Ia mengatakan kepada Beijing Youth Daily bahwa ia sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan Liu, terutama mengingat bahwa banyak orang takut untuk membantu korban kecelakaan karena khawatir akan dituntut atau diperalat.
Ketakutan akan Pemerasan dan Solusinya
Ketakutan untuk membantu korban kecelakaan di Tiongkok sebenarnya berakar dari sebuah kasus terkenal yang terjadi pada tahun 2006. Seorang pemuda bernama Peng Yu membantu seorang wanita lanjut usia yang jatuh saat mengejar bus dan tergeletak di jalan. Namun, bukannya mendapat terima kasih, Peng justru digugat oleh wanita tersebut yang mengklaim bahwa Peng-lah yang bertanggung jawab atas cederanya.
Hakim dalam kasus tersebut memutuskan untuk memihak wanita lanjut usia, dengan alasan bahwa "akal sehat" mengatakan tidak ada orang yang mau membawa orang asing ke rumah sakit dan membayar tagihan medisnya jika tidak merasa bertanggung jawab. Kasus ini telah menciptakan ketakutan di masyarakat Tiongkok untuk membantu korban kecelakaan, karena khawatir akan dituduh sebagai pelaku dan diminta pertanggungjawaban.
Liu mengakui bahwa istrinya juga memiliki ketakutan yang sama. Karena itu, istri Liu merekam seluruh proses pertolongan yang diberikan suaminya sebagai bukti jika nanti ada masalah. Meskipun demikian, Liu tetap membantu korban kecelakaan tersebut karena menurutnya itu adalah "insting" sebagai seorang dokter untuk membantu orang yang terluka.
Kisah Liu menunjukkan bagaimana kebaikan hati dan tanggung jawab profesional dapat mengatasi ketakutan sosial. Pengguna media sosial di Tiongkok memberikan banyak pujian untuk tindakan dokter tersebut. "Hormat untuk dokter hebat ini," kata seorang netizen. Netizen lain berkomentar, "Dokter yang cerdas, tahu cara menggunakan bahan yang ada untuk menyelamatkan pasien."