7 Tanda Depresi Tersembunyi, Waspadai Perubahan Perilaku Ini

12 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Depresi, lebih dari sekadar kesedihan biasa, adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat yang menetap. Banyak orang tanpa sadar mengidap depresi, menunjukkan perubahan perilaku yang mungkin luput dari perhatian orang sekitar. Artikel ini akan mengulas lima tanda depresi tersembunyi yang perlu diwaspadai, membantu Anda mengenali gejala dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Gejala depresi sangat individual, bervariasi dari satu orang ke orang lain. Namun, beberapa perilaku umum dapat mengindikasikan depresi tersembunyi. Penting untuk diingat bahwa daftar ini bukan diagnosis medis; konsultasi dengan profesional kesehatan mental sangat penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

Memahami tanda-tanda awal depresi sangat krusial untuk intervensi dini dan pencegahan dampak negatif yang lebih serius. Berikut ulasannya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (2/5/2025).

Di balik keceriaannya di layar kaca, mungkin tak ada yang menyangka bahwa Nunung mengidap depresi. Ia berjuang melawan gangguan psikologis tersebut selama tiga tahun.

1. Penarikan Diri dan Isolasi Sosial

Salah satu tanda depresi yang paling umum adalah penarikan diri dari interaksi sosial. Orang yang depresi mungkin secara bertahap menghindari teman dan keluarga, membatalkan rencana, menolak undangan, atau lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah. Ini bukan sekadar keinginan untuk menyendiri sesekali, melainkan perubahan perilaku yang signifikan dan berkelanjutan.

Perubahan ini bisa sangat bertahap sehingga sulit dikenali. Mereka yang mengalami depresi mungkin awalnya masih berpartisipasi dalam aktivitas sosial, namun dengan intensitas yang semakin berkurang. Keengganan untuk berinteraksi, bahkan dengan orang-orang terdekat, menjadi semakin nyata seiring waktu.

Isolasi sosial dapat memperburuk gejala depresi. Dukungan sosial sangat penting dalam mengatasi depresi, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda penarikan diri dan mendorong individu yang mengalami hal ini untuk mencari bantuan.

2. Perubahan Pola Tidur dan Makan

Gangguan tidur merupakan gejala umum depresi. Ini bisa berupa insomnia (kesulitan tidur), hypersomnia (tidur berlebihan), atau perubahan kualitas tidur. Selain itu, nafsu makan juga dapat mengalami perubahan drastis, baik meningkat maupun menurun.

Perubahan pola tidur dan makan ini bukan sekadar perubahan sementara, melainkan pola yang konsisten dan memengaruhi kesejahteraan fisik. Kurang tidur atau tidur berlebihan dapat mengganggu konsentrasi dan energi, sementara perubahan nafsu makan dapat berdampak pada kesehatan fisik.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami perubahan pola tidur dan makan yang signifikan dan berkelanjutan, penting untuk mencari bantuan profesional. Pola makan dan tidur yang sehat sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik.

3. Penurunan Produktivitas dan Motivasi

Depresi seringkali ditandai dengan penurunan produktivitas dan motivasi. Orang yang depresi mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, atau merasa tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Ini bukan sekadar kemalasan, melainkan ketidakmampuan untuk memotivasi diri sendiri.

Penurunan kinerja di tempat kerja atau sekolah bisa menjadi indikator depresi. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas sederhana, kehilangan minat dalam pekerjaan atau studi, dan kesulitan dalam berkonsentrasi adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai.

Kurangnya motivasi dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan fisik. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini dan mencari bantuan untuk mengembalikan motivasi dan produktivitas.

4. Rasa Lelah dan Sakit Fisik yang Kronis

Kelelahan ekstrem dan persisten, bahkan setelah istirahat yang cukup, merupakan tanda peringatan depresi. Selain itu, penderita depresi mungkin mengalami berbagai keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit punggung, atau masalah pencernaan tanpa penyebab medis yang jelas.

Keluhan fisik ini merupakan manifestasi fisik dari stres mental yang dialami. Tubuh dan pikiran saling berkaitan, dan stres mental dapat berdampak pada kesehatan fisik.

Jika Anda mengalami keluhan fisik kronis tanpa penyebab medis yang jelas, penting untuk memeriksakan diri ke dokter dan juga mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis untuk menyingkirkan kemungkinan depresi.

5. Iritabilitas dan Perubahan Perilaku

Orang yang depresi mungkin menjadi lebih mudah tersinggung, marah, atau frustrasi. Mereka mungkin juga menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan, seperti menjadi lebih mudah menangis, cemas, atau mengalami perubahan suasana hati yang drastis dan cepat.

Perubahan perilaku ini berbeda dari perubahan suasana hati normal. Ini adalah perubahan yang signifikan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Iritabilitas dan kemarahan yang berlebihan dapat merusak hubungan interpersonal dan memengaruhi kualitas hidup.

Jika Anda menyadari perubahan perilaku yang signifikan pada diri sendiri atau orang lain, penting untuk mencari bantuan profesional. Pengobatan dan terapi dapat membantu mengelola iritabilitas dan perubahan suasana hati yang terkait dengan depresi.

6. Mereka Mungkin Menjadi ‘Flaky’

Salah satu tanda depresi yang seringkali luput dari perhatian adalah perilaku ‘flaky’. Orang yang depresi mungkin membuat rencana, namun kemudian membatalkannya pada saat-saat terakhir. Ini bukan sekadar ketidaktepatan waktu, melainkan tanda bahwa mereka kesulitan untuk berkomitmen dan mengikuti rencana.

Perilaku ‘flaky’ ini dapat berdampak negatif pada hubungan sosial. Penting untuk memahami bahwa ini bukan karena kurangnya kepedulian, melainkan gejala depresi yang perlu ditangani.

7. Kelelahan yang Konstan

Kelelahan yang konstan, bahkan setelah istirahat yang cukup, merupakan tanda depresi yang umum. Ini berbeda dari kelelahan biasa setelah aktivitas fisik yang berat. Kelelahan akibat depresi terasa persisten dan memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Masalah tidur juga sering dikaitkan dengan kelelahan ini. Baik insomnia (kesulitan tidur) maupun hypersomnia (tidur berlebihan) dapat menyebabkan kelelahan kronis. Kedua kondisi ini merupakan gejala depresi yang perlu diperhatikan.

Jika Anda mengalami kelelahan yang konstan dan memengaruhi kualitas hidup Anda, penting untuk mencari bantuan medis dan psikologis. Pengobatan dan terapi dapat membantu mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh depresi.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |