Liputan6.com, Jakarta - Memahami kadar kolesterol normal sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kolesterol, jenis lemak dalam darah, dibutuhkan tubuh, namun kadarnya yang terlalu tinggi dapat memicu masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung dan stroke.
Siapa yang perlu memahami ini? Semua orang, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung atau faktor risiko tinggi seperti merokok, obesitas, dan diabetes. Kolesterol normal diukur berdasarkan beberapa jenis, yaitu kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Setiap jenis memiliki rentang normal yang berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin.
Kali ini akan membahas secara rinci kadar kolesterol normal untuk pria dan wanita berdasarkan usia, menjelaskan kapan kadar kolesterol dianggap berbahaya, dan memberikan tips untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
Informasi ini penting untuk pencegahan dini dan pengelolaan kesehatan jantung yang optimal. Pemahaman yang tepat tentang kolesterol normal akan membantu Anda mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi kesehatan Anda.
Menjaga kadar kolesterol dalam batas normal merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan jantung. Dengan mengetahui angka ideal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Anda dapat membuat pilihan gaya hidup yang tepat untuk mencegah penyakit kardiovaskular.
Konsultasi rutin dengan dokter juga sangat disarankan untuk memantau kadar kolesterol dan mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi kesehatan individual. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Senin (7/4/2025).
Banyak yang percaya makan timun setelah menyantap makanan Lebaran bisa mencegah kolesterol naik. Tapi, apakah benar timun punya efek sehebat itu? Yuk, cari tahu fakta sebenarnya dalam video ini!
Kolesterol Normal Pria dan Wanita Berdasarkan Usia
Melansir dari berbagai sumber, termasuk situs Siloam Hospitals dan Kementerian Kesehatan, berikut rincian kadar kolesterol normal berdasarkan jenis kelamin dan usia:
Kolesterol Total
Kadar kolesterol total yang sehat secara umum berada di bawah 200 mg/dL. Angka 200-239 mg/dL dianggap batas tinggi, sedangkan di atas 240 mg/dL dikategorikan tinggi. Untuk pria dan wanita di bawah 19 tahun, kadar kolesterol total yang sehat kurang dari 170 mg/dL, sedangkan lebih dari 200 mg/dL dianggap tinggi. Pada usia 20 tahun ke atas, rentangnya adalah 125-200 mg/dL, dengan angka di atas 239 mg/dL dianggap tinggi.
LDL (Kolesterol 'Jahat')
Kadar LDL yang baik berada di bawah 100 mg/dL. Di atas 160 mg/dL dianggap tinggi. Untuk individu dengan riwayat penyakit jantung atau faktor risiko tinggi, angka idealnya bahkan di bawah 70 mg/dL. Pada usia di bawah 19 tahun, kadar LDL yang sehat kurang dari 110 mg/dL, sedangkan lebih dari 130 mg/dL dianggap tinggi. Pada usia 20 tahun ke atas, angka idealnya kurang dari 100 mg/dL.
HDL (Kolesterol 'Baik')
Kadar HDL yang baik minimal 40 mg/dL untuk pria dan minimal 50 mg/dL untuk wanita. Angka yang lebih tinggi lebih baik. Pada usia di bawah 19 tahun, kadar HDL yang sehat lebih dari 45 mg/dL. Untuk wanita 20 tahun ke atas, kadar HDL yang sehat lebih dari 40 mg/dL (beberapa sumber menyebutkan minimal 50 mg/dL), dan untuk pria 20 tahun ke atas lebih dari 40 mg/dL.
Trigliserida
Kadar trigliserida yang baik umumnya kurang dari 150 mg/dL. Angka di atas 200 mg/dL dianggap tinggi. Rentang ini berlaku untuk semua kelompok usia dan jenis kelamin.
Perlu diingat bahwa angka-angka di atas merupakan pedoman umum. Kadar kolesterol normal dapat bervariasi tergantung pada faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi kesehatan individu. Konsultasikan dengan dokter untuk interpretasi hasil pemeriksaan.
Kapan Kolesterol Menjadi Berbahaya?
Melansir dari berbagai sumber, termasuk laman kms.kemkes.go.id dan lab.pkr.ac.id, kolesterol tinggi menjadi berbahaya ketika kadar LDL (kolesterol jahat) meningkat signifikan dan kadar HDL (kolesterol baik) menurun.
Penumpukan kolesterol jahat di dinding arteri membentuk plak yang menyempitkan pembuluh darah, mengganggu aliran darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Gejala kolesterol tinggi seringkali tidak muncul di tahap awal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi dini. Kadar kolesterol total di atas 240 mg/dL, LDL di atas 160 mg/dL, HDL di bawah 40 mg/dL (pria) atau 50 mg/dL (wanita), dan trigliserida di atas 200 mg/dL menunjukkan risiko tinggi. Namun, konsultasi dengan dokter tetap penting untuk interpretasi yang tepat.
Faktor risiko lain seperti usia, riwayat keluarga penyakit jantung, merokok, obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi juga perlu dipertimbangkan. Kombinasi kadar kolesterol tinggi dan faktor risiko lain meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi serius.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan komplikasi utama dari kolesterol tinggi. Plak yang terbentuk di arteri koroner dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung, memicu angina (nyeri dada), serangan jantung, atau gagal jantung. Stroke juga merupakan risiko serius, terjadi ketika plak menyumbat pembuluh darah di otak.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kadar kolesterol dalam rentang normal melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin. Deteksi dini dan pengelolaan yang tepat dapat mengurangi risiko komplikasi serius yang terkait dengan kolesterol tinggi.
Cara Mengontrol Kadar Kolesterol dalam Tubuh
Melansir dari berbagai sumber, termasuk artikel dari Siloam Hospitals, berikut beberapa cara untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh:
-
Diet Sehat: Batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang terdapat pada makanan seperti daging merah, produk susu berlemak tinggi, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Pilihlah makanan yang kaya akan serat larut, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Serat larut membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Konsumsi makanan ini secara teratur dapat membantu menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya akan antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
Mengurangi asupan garam juga penting karena garam dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Pilihlah metode memasak yang sehat, seperti memanggang, merebus, atau mengukus, untuk mengurangi penggunaan minyak.
-
Olahraga Teratur: Lakukan olahraga secara teratur, minimal 30 menit sebagian besar hari dalam seminggu. Olahraga membantu meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat).
Pilihlah aktivitas fisik yang Anda sukai, seperti jalan cepat, berenang, bersepeda, atau senam. Konsistensi dalam berolahraga sangat penting untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal.
Selain itu, aktivitas fisik juga membantu menurunkan berat badan, yang merupakan faktor penting dalam mengontrol kadar kolesterol. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.
-
Kelola Berat Badan: Menjaga berat badan ideal dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Obesitas meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Cara terbaik untuk mengelola berat badan adalah dengan menggabungkan diet sehat dan olahraga teratur. Jika Anda kelebihan berat badan, penurunan berat badan bahkan hanya 5-10% saja dapat memberikan dampak positif pada kadar kolesterol.
Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk membuat rencana penurunan berat badan yang aman dan efektif. Perhatikan porsi makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jangan melakukan diet ekstrem yang dapat membahayakan kesehatan.
-
Berhenti Merokok: Merokok dapat menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Berhenti merokok adalah salah satu langkah terbaik yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko kolesterol tinggi. Banyak program dan sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda berhenti merokok.
Berhenti merokok juga memberikan manfaat kesehatan lainnya, seperti mengurangi risiko kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan berbagai penyakit lainnya. Konsultasikan dengan dokter atau terapis untuk mendapatkan dukungan dan strategi yang tepat.
-
Kelola Stres: Stres kronis dapat meningkatkan kadar kolesterol. Temukan cara-cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam. Tidur yang cukup juga sangat penting untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan jantung.
Istirahat yang cukup membantu tubuh untuk memperbaiki dan meregenerasi sel-sel, termasuk sel-sel yang berperan dalam metabolisme kolesterol. Cukup tidur juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit.
Penting untuk diingat bahwa informasi di atas bersifat edukatif dan tidak dapat menggantikan konsultasi dengan profesional medis. Konsultasikan selalu dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.