Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama dollar Amerika Serikat, merupakan barometer penting bagi kestabilan ekonomi Indonesia. Setiap hari, pergerakan nilai tukar ini mencerminkan dinamika pasar global dan sentimen ekonomi nasional.
Perubahan nilai tukar rupiah tidak terjadi tanpa sebab. Faktor-faktor utama seperti kekuatan pasar, permintaan dan penawaran valuta asing, hingga intervensi bank sentral turut memengaruhi fluktuasinya secara signifikan.
Pemahaman terhadap kurs rupiah hari ini sangat penting, tidak hanya bagi pelaku usaha dan investor, tetapi juga masyarakat umum. Dengan memantau pergerakan nilai tukar secara berkala, setiap individu bisa menyusun strategi ekonomi dan keuangan yang lebih bijak. Lantas, berapa harga Dolar hari ini Jum’at 18 April 2025?
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Jum’at (18/4/2025).
Harga emas di Kota Langsa, Aceh kembali mencatatkan rekor tertinggi. Diketahui harga emas per mayam kini tembus 6 juta Rupiah.
Nilai Dolar Hari Ini Jumat 18 April 2025
Berdasarkan pantauan Liputan6.com pada laman resmi BI pukul 15.00 WIB, kurs jual 1 USD hari ini, Jum'at 18 April sebesar Rp 16.929,22. Sementara itu, untuk kurs beli 1 dollar Amerika berada di level Rp 16.760,78.
Berikut adalah data kurs jual dan kurs beli di sejumlah bank besar Indonesia yang dirangkum oleh Liputan6.com pukul 15.40 WIB sesuai pembaharuan terakhir masing-masing bank. Untuk diketahui, kurs jual adalah nilai tukar yang digunakan jika anda hendak menukarkan rupiah dengan mata uang asing. Sementara kurs beli adalah nilai tukar yang digunakan saat menukarkan mata uang asing dengan rupiah.
1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Mengutip laman resminya, kurs beli 1 USD di BRI hari ini, Jum'at 18 April 2025 senilai Rp 16.690,00. Sementara itu, kurs jualnya berada di harga Rp 16.990,00. Informasi ini diambil setelah diperbarui terakhir pada pukul 15.10 WIB.
Untuk lebih jelas, berikut ini rinciannya:
- Kurs Beli: Rp 16.690,00
- Kurs Jual: Rp 16.990,00
2. Bank Negara Indonesia (BNI)
Menurut data yang dirilis di laman BNI, kurs beli 1 dollar Amerika hari ini, Jum'at 18 April 2025 berada di angka Rp 16.725,00. Untuk kurs jual, BNI menetapkan nilai sebesar Rp 16.975,00. Data ini didapatkan setelah pembaruan terakhirnya pada pukul 15.10 WIB.
Untuk lebih jelas, berikut rinciannya:
- Kurs Beli: Rp 16.725,00
- Kurs Jual: Rp 16.975,00
3. Bank Mandiri
Mengacu pada informasi dari situs resmi Bank Mandiri, nilai kurs beli rupiah terhadap 1 USD hari ini, Jum'at 18 April 2025 berada di angka Rp 16.575,00. Sementara itu, kurs jual berada pada posisi Rp 16.925,00.
Nominal ini diambil berdasarkan update terakhirnya pada pukul 10.01 WIB.
- Kurs Beli: Rp 16.575,00
- Kurs Jual: Rp 16.925,00
4. Bank Central Asia (BCA)
Sementara itu, disadur dari website resmi BCA, kurs beli rupiah untuk 1 dollar Amerika hari ini, Jum'at 18 April 2025 ada di angka Rp 16.810,00. Adapun kurs jualnya sebesar 16.840,00. Data ini diambil berdasarkan pembaruan terakhirnya pukul 15.02 WIB.
- Kurs Beli: Rp 16.675,00
- Kurs Jual: Rp 16.975,00
Faktor Penyebab Nilai Kurs Rupiah Berubah
Perubahan kurs rupiah terhadap mata uang asing, seperti dolar Amerika Serikat (USD), dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang bersifat dinamis, baik dari dalam negeri maupun global. Berikut penjelasan lengkap mengenai faktor-faktor utama yang memengaruhi nilai tukar rupiah, yakni:
1. Permintaan dan Penawaran Valuta Asing
Hal ini adalah prinsip dasar ekonomi yang juga berlaku dalam pasar valuta asing. Jika permintaan terhadap dolar AS meningkat, misalnya karena impor barang dari luar negeri lebih tinggi maka nilai dolar cenderung naik dan rupiah melemah. Sebaliknya, jika permintaan terhadap rupiah meningkat (misalnya dari investor asing yang menanamkan modal di Indonesia), nilai rupiah bisa menguat.
2. Inflasi
Tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara biasanya menyebabkan depresiasi mata uang negara tersebut. Ketika harga barang dan jasa naik secara umum, daya beli menurun dan investor akan lebih memilih mata uang yang stabil. Jika inflasi di Indonesia tinggi dibandingkan negara lain, maka rupiah cenderung melemah terhadap mata uang asing.
3. Suku Bunga Bank Sentral
Kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) berpengaruh besar terhadap kurs. Jika BI menaikkan suku bunga acuan (BI Rate atau BI 7-Day Reverse Repo Rate), hal itu biasanya akan menarik lebih banyak investor asing karena mereka akan mendapat imbal hasil lebih tinggi dari instrumen keuangan di Indonesia. Alhasil, permintaan terhadap rupiah meningkat, dan nilainya menguat.
4. Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah jumlah valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Jika cadangan devisa tinggi, Bank Indonesia punya cukup amunisi untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing guna menstabilkan rupiah. Sebaliknya, cadangan devisa yang menipis bisa membuat kurs rupiah lebih rentan terhadap gejolak pasar.
5. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Investor global sangat memperhatikan kondisi politik dan ekonomi suatu negara. Jika situasi dalam negeri dianggap stabil, rupiah cenderung lebih kuat karena investor merasa lebih aman menanamkan modal. Namun jika terjadi ketidakpastian politik (misalnya menjelang pemilu) atau krisis ekonomi, maka rupiah bisa tertekan karena investor menarik dananya keluar dari Indonesia.
6. Harga Komoditas Global
Sebagai negara eksportir komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan karet, nilai ekspor Indonesia sangat dipengaruhi oleh harga komoditas dunia. Jika harga komoditas naik, maka pendapatan dari ekspor meningkat, permintaan terhadap rupiah pun naik, dan kurs rupiah menguat. Sebaliknya, penurunan harga komoditas dapat melemahkan rupiah.
7. Kondisi Ekonomi Global
Kondisi ekonomi negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa juga berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Misalnya, ketika The Fed (Bank Sentral AS) menaikkan suku bunga, investor global cenderung menarik dananya dari negara berkembang untuk ditempatkan di AS yang dianggap lebih aman. Ini menyebabkan arus modal keluar (capital outflow) dari Indonesia, yang bisa menekan rupiah.
8. Sentimen Pasar dan Spekulasi
Sentimen pasar dan aktivitas spekulatif juga bisa mendorong perubahan kurs secara cepat. Misalnya, berita negatif tentang ekonomi Indonesia atau ketegangan geopolitik dapat memicu kepanikan pasar, yang kemudian memperlemah nilai tukar rupiah, meskipun secara fundamental ekonomi masih stabil.