Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus selalu diisi dengan berbagai kegiatan seru dan penuh semangat. Selain lomba panjat pinang, tarik tambang, atau balap karung, ada juga ajang yang tak kalah meriah, yaitu lomba menghias kue tradisional. Lomba ini biasanya menjadi favorit karena menggabungkan keterampilan, kreativitas, dan nilai budaya. Untuk memenangkan kompetisi ini, diperlukan teknik menghias yang tepat serta ide yang menarik, sehingga kue terlihat indah sekaligus tetap menggugah selera.
1. Memilih Jenis Kue Tradisional yang Paling Cocok untuk Dihias
Sebelum mulai proses dekorasi, langkah pertama yang tidak boleh diabaikan adalah menentukan jenis kue tradisional yang akan dijadikan media hias. Pemilihan ini penting karena setiap jenis kue memiliki karakteristik berbeda dari segi bentuk, warna, hingga tekstur. Untuk lomba 17 Agustus, beberapa kue tradisional yang kerap menjadi favorit antara lain kue lapis pelangi, klepon, kue putu, apem, serta nagasari. Kue lapis, misalnya, memiliki permukaan rata dan warna dasar yang indah sehingga mudah dipadukan dengan ornamen tambahan. Klepon, meskipun berbentuk bulat kecil, dapat ditata membentuk pola tertentu pada wadah saji sehingga menciptakan tampilan unik. Pilihlah kue yang memiliki permukaan cukup luas dan tekstur stabil agar dekorasi menempel dengan baik serta tahan lama selama penilaian.
2. Menentukan Konsep Dekorasi Bertema Kemerdekaan
Agar dekorasi terlihat menyatu dengan semangat Hari Kemerdekaan, penting untuk menetapkan konsep tema secara jelas sejak awal. Warna merah dan putih dapat dijadikan elemen utama sebagai simbol bendera Indonesia, kemudian dikombinasikan dengan aksen pendukung seperti bentuk bintang, peta Indonesia, atau angka “80” untuk memperingati HUT RI ke-80 pada tahun 2025. Kreativitas dapat dituangkan, misalnya dengan menaburkan kelapa parut yang sudah diberi pewarna merah pada sebagian permukaan kue sehingga membentuk motif bendera, atau menata kue menjadi angka sesuai tahun perayaan. Penentuan tema yang matang akan membuat tampilan kue lebih menarik dan sarat makna, sekaligus membedakannya dari dekorasi biasa.
3. Memastikan Bahan Dekorasi Aman Dikonsumsi
Dalam lomba menghias kue tradisional, aspek keamanan dan kelayakan konsumsi menjadi prioritas utama. Setiap elemen hias harus edible atau aman dimakan. Hindari penggunaan bahan non-makanan seperti cat atau glitter sintetis, karena selain berisiko terhadap kesehatan, juga dapat mengurangi nilai penilaian. Sebagai gantinya, manfaatkan pewarna makanan, sirup stroberi untuk memberikan nuansa merah alami, santan kental untuk menghasilkan warna putih bersih, atau daun pandan untuk sentuhan hijau segar. Bahan-bahan pelengkap seperti gula pasir, meses warna-warni, kacang tanah sangrai, dan potongan buah segar juga dapat dimanfaatkan untuk mempercantik tampilan tanpa mengubah cita rasa khas kue.
4. Menyusun Kue Secara Artistik dan Kreatif
Alih-alih hanya menyajikan kue secara datar di piring, coba eksplorasi teknik penyusunan kreatif untuk memberikan efek tiga dimensi. Kue putu, misalnya, dapat disusun bertingkat layaknya menara kecil, sedangkan klepon bisa dirangkai membentuk lingkaran menyerupai lambang Garuda. Pemilihan alas saji juga berperan penting, seperti menggunakan anyaman bambu atau daun pisang untuk menegaskan nuansa tradisional yang selaras dengan tema lomba. Penyusunan yang rapi, simetris, dan memiliki komposisi warna seimbang akan memberikan kesan profesional sekaligus memikat perhatian juri sejak pandangan pertama.
5. Memberikan Sentuhan Akhir yang Menawan
Tahap terakhir adalah memberikan detail penutup atau finishing touch agar tampilan kue menjadi sempurna. Sentuhan ini dapat berupa taburan kelapa parut halus untuk menciptakan tekstur lembut, siraman saus gula merah untuk efek kilau alami, atau penempatan bendera mini di puncak susunan kue sebagai simbol perayaan kemerdekaan. Pemilihan hiasan akhir sebaiknya memperhatikan keselarasan warna, proporsi, dan rasa. Meskipun tujuannya mempercantik tampilan, pastikan ornamen tambahan tidak mengganggu cita rasa asli kue tradisional tersebut. Sentuhan sederhana namun tepat dapat membuat hasil akhir terlihat lebih hidup, berkesan, dan tak terlupakan.