Berjibaku Kelola Sampah, Pasar Prambanan Maju Selangkah Lewat Kolaborasi Yok Kita Gas dari BRI

2 months ago 29

Liputan6.com, Jakarta Krisis pengelolaan sampah yang melanda Yogyakarta sejak penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada akhir 2023 membuat banyak wilayah kelimpungan. Secara nasional, timbunan sampah di Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 32,6 juta ton per tahun, dengan lebih dari 60 juta ton dihasilkan secara nasional setiap tahunnya. Sebagian besar belum tertangani secara efektif, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pasar tradisional menjadi salah satu titik rawan penumpukan sampah. Hingga kini, masih banyak pasar belum memiliki sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang optimal. Pasar Prambanan, Sleman merupakan salah satu pasar yang hingga kini terus mencari jalan keluar pengelolaan sampah.

Kepala UPT Pasar Prambanan, Sumarno menyebutkan, sejak setahun belakangan Pasar Prambanan mencoba berbagai upaya untuk menekan jumlah sampah yang mereka hasilkan.

"Dulu awal mula (saat awal Piyungan ditutup), satu hari satu truk bisa mengangkut 5 ton sampah perhari," ujar Marno.

Pasar Prambanan kemudian terus berbenah mengelola sampahnya. Pasar Prambanan yang sebelumnya menghasilkan sampah hingga satu truk berkapasitas 5 ton setiap hari, kini hanya menghasilkan satu truk sampah dalam tiga hari. Namun, menurut Marno, diperlukan langkah lebih besar untuk mengelola sampah secara berkelanjutan.

Terobosan Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional

Melihat kondisi tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) meluncurkan “Yok Kita GAS” (Gerakan Kelola Sampah) di Pasar Prambanan pada Selasa (5/8/2025). Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah pasar melalui pembentukan bank sampah, pemilahan sampah organik dan anorganik, serta edukasi kepada pedagang dan masyarakat.

Senior Manajer TJSL BRI Kantor Pusat, Agusman M. Latief dalam sambutannya menyebutkan, program ini merupakan komitmen BRI untuk mendukung target nasional Indonesia Bersih Sampah 2025 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"dari BRI kami punya niat baik untuk membuat pasar bisa menjadi lebih bersih sehingga pedagang bisa lebih nyaman dalam melakukan transaksi jual beli," ujar Agusman.

Agusman juga menyebut, Pasar Prambanan sudah memiliki kesadaran tentang pengelolaan sampah. Maka dari itu, hadirnya program Yok Kita Gas bisa menunjang pengelolaan sampah agar lebih optimal.

Yok Kita GAS akan berlangsung selama enam bulan dengan serangkaian tahapan, mulai dari pendampingan pembentukan bank sampah, pelatihan pengelolaan sampah organik, penyusunan SOP distribusi sampah, hingga aksi gotong royong Pasar Bersih. Program ini juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, pengelola pasar, komunitas pengelola maggot, dan masyarakat sekitar.

Langkah Maju Pengelolaan Sampah di Sleman

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Sugeng Riyanta mengapresiasi langkah ini sebagai terobosan penting di tengah keterbatasan pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman.

"Kita telah berupaya membangun fasilitas tempat pengelolaan sampah terpadu. Sudah terbangun, tapi dari timbulan sampah di Kabupaten Sleman belum bisa juga tertangani. Program yang digagas oleh BRI lewat TJSL-nya ini sangat bagusdan mudah-mudahan berawal dari ini, nanti bisa ditularkan ke tempat-tempat yang lain di Kabupaten Sleman," ujar Sugeng.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, Aris Herbandang menyebutkan, Pasar Prambanan termasuk pasar dengan lokasi strategis. Ini membuat kebersihan menjadi elemen utama untuk menciptakan kenyamanan di antara penjual dan pembeli.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, Aris Herbandang, menyebut Pasar Prambanan termasuk pasar dengan lokasi strategis karena berada di jalur perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah serta menjadi titik persinggahan wisatawan menuju Candi Prambanan. Kondisi ini membuat kebersihan menjadi elemen utama untuk menciptakan kenyamanan, baik bagi penjual maupun pembeli.

"BRI sangat jeli memilih lokasi yaitu Pasar Prambanan. Karena di pasar ini memang pasar yang cukup strategis dari jumlah pedagang nya sudah sekitar 2.000 lebih dan berlokasi sangat dekat dengan destinasi wisata," ujar Aris.

Acara peluncuran Program Yok Kita Gas di Pasar Prambanan ditandai dengan penampilan Tari Golek, sosialisasi program, pembagian karung pilah sampah, tas belanja ramah lingkungan, serta pemberian tempat sampah kepada pengelola pasar. Sebanyak 200 pedagang menerima paket sembako sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.

Dengan investasi senilai Rp232,98 juta, program Yok Kita GAS diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah berbasis komunitas yang efektif, sekaligus menginspirasi pasar-pasar tradisional lain di Yogyakarta untuk berbenah.

Foto Pilihan

Pasar Wisata Tani Sekar Mulyo Kota Batu, Malang, Jawa Timur adalah salah satu klaster usaha binaan BRI lewat program Klasterku Hidupku BRI. Aneka fasilitas kemudahan dirasakan para anggota Klaster Tanaman Hias Sekar Mulyo, baik untuk urusan simpanan dan pinjaman, maupun transaksi dengan para pelanggan. (Dok. BRI)
Read Entire Article
Photos | Hot Viral |