Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasa haus setelah sahur dengan mi instan? Banyak orang bertanya-tanya, apakah sahur dengan mi instan bikin haus? Mi instan, meskipun praktis dan mudah didapat, mengandung beberapa komponen yang dapat memicu dehidrasi dan rasa haus.
Meskipun mi instan praktis dan murah, konsumsi secara teratur dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Untuk itu, penting untuk mengetahui kandungan gizinya dan dampaknya terhadap tubuh, terutama saat sahur di mana tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang untuk berpuasa seharian. Berikut penjelasan lengkapnya.
Berikut penjelaskan tentang konsumsi mi instan saat sahur lengkap dengan cara memasaknya agar lebih sehat, dirangkum Liputan6.com dari Healthline dan Livestrong, Senin (10/3/2025).
Produk mi instan rilisan Indomie perlahan jadi favorit warga dari berbagai negara di dunia. Tidak heran jika produknya terus mencatat pengakuan demi pengakuan. Kali ini, Indomie Goreng masuk dalam daftar 10 mi instan terbaik versi New York Magazine.
Kandungan Nutrisi dalam Mi Instan
Mi instan pada umumnya rendah serat dan protein, tetapi tinggi karbohidrat, lemak, dan natrium. Satu porsi mi instan biasanya mengandung sekitar 188 kalori, 27 gram karbohidrat, 7 gram lemak, 4 gram protein, dan 0,9 gram serat. Selain itu, mi instan juga mengandung beberapa mikronutrien seperti thiamin, folat, mangan, zat besi, niasin, dan riboflavin, namun jumlahnya tetap terbatas. Perlu diingat bahwa nilai nutrisi ini dapat bervariasi tergantung pada merek dan varian rasa mi instan.
Rendahnya kandungan serat dan protein dalam mi instan menjadi perhatian utama. Serat membantu memperlambat penyerapan makanan dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sedangkan protein penting untuk rasa kenyang. Kekurangan keduanya dapat menyebabkan tubuh lebih cepat merasa lapar dan haus.
Komposisi mi instan yang didominasi karbohidrat sederhana juga menjadi faktor penyebab rasa haus. Karbohidrat sederhana cepat dicerna dan diserap tubuh, menyebabkan lonjakan gula darah yang kemudian diikuti penurunan yang cepat. Fluktuasi gula darah ini dapat memicu dehidrasi.
Rendah Serat dan Protein
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mi instan rendah serat dan protein. Rendahnya serat menyebabkan penyerapan makanan menjadi cepat, sehingga tubuh lebih cepat merasa lapar dan haus. Sementara itu, rendahnya protein membuat tubuh kurang merasa kenyang, sehingga meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan dan minuman lainnya, termasuk minuman manis yang justru dapat memperparah dehidrasi.
Protein dan serat berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan kaya serat dan protein saat sahur untuk mencegah rasa haus dan lapar yang berlebihan selama berpuasa.
Mengandung MSG
Banyak mi instan mengandung MSG (Monosodium Glutamat), penyedap rasa yang dapat meningkatkan rasa haus pada beberapa orang. Meskipun FDA menyatakan MSG aman dikonsumsi, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi MSG yang tinggi dengan peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan mual. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jumlah sedang tidak menimbulkan efek negatif yang signifikan.
Bagi Anda yang sensitif terhadap MSG, lebih baik membatasi konsumsi mi instan atau memilih produk yang rendah atau bebas MSG. Reaksi terhadap MSG bervariasi pada setiap individu, sehingga penting untuk memperhatikan reaksi tubuh Anda setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.
Mengandung Natrium
Mi instan tinggi natrium (garam). Natrium menarik air ke dalam usus, sehingga tubuh kehilangan cairan lebih cepat dan menyebabkan rasa haus. Satu porsi mi instan dapat mengandung hingga 861 mg natrium, dan jumlah ini akan berlipat ganda jika Anda mengonsumsi seluruh kemasan. Konsumsi natrium yang tinggi secara teratur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya.
Untuk mengurangi dampak negatif natrium, kurangi atau hindari penggunaan bumbu instan yang disertakan dalam kemasan mi instan. Anda juga dapat menambahkan sayuran untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan serat dalam makanan Anda.
Apakah Sahur dengan Mi Instan Bikin Haus?
Berdasarkan penjelasan di atas, sahur dengan mi instan memang berpotensi menyebabkan rasa haus. Kandungan natrium yang tinggi, karbohidrat sederhana, rendahnya serat dan protein, serta adanya MSG dapat memicu dehidrasi. Oleh karena itu, mi instan sebaiknya tidak menjadi pilihan utama untuk menu sahur.
Jika Anda terpaksa mengonsumsi mi instan, usahakan untuk menambahkan sayuran dan mengurangi penggunaan bumbu instan. Pastikan juga untuk minum air putih yang cukup sebelum, selama, dan setelah sahur.
Memengaruhi Kualitas Pola Makan
Konsumsi mi instan secara teratur dapat memengaruhi kualitas pola makan secara keseluruhan. Mi instan rendah nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin C, fosfor, zat besi, niasin, dan vitamin A. Selain itu, konsumsi mi instan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Untuk menjaga kesehatan dan mencegah dehidrasi saat sahur, pilihlah makanan yang kaya serat, protein, dan cairan, seperti sayur, buah, dan makanan kaya protein lainnya. Konsumsi mi instan sebaiknya dihindari atau dibatasi untuk menjaga kualitas pola makan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesimpulannya, meskipun praktis, mi instan bukanlah pilihan sahur yang ideal karena dapat menyebabkan dehidrasi dan berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Prioritaskan makanan bergizi seimbang untuk menjaga stamina tubuh selama berpuasa.
Cara sehat konsumsi mi instan
Melansir Eatingwell, berikut cara mengolah mi instan menjadi lebih sehat:
Tambahkan Sayuran
Tak mengherankan jika ini menjadi rekomendasi pertama! Selain kaya akan vitamin dan antioksidan, sayuran juga dapat menambah volume dan tekstur pada mi instan Anda. Menumis wortel, seledri, dan bawang bisa menjadi dasar kaldu yang lebih kaya rasa. Jika ingin yang lebih praktis, tambahkan segenggam bayam muda di akhir proses memasak—daunnya akan layu dalam hitungan detik dan tetap mempertahankan nutrisinya.
Tambahkan Sumber Protein
Mi instan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah, sehingga menambahkan sumber protein bisa membuatnya lebih mengenyangkan. Pilih opsi yang mudah seperti kacang kalengan, edamame beku, atau udang matang. Anda juga bisa memanfaatkan sisa ayam atau tahu yang dipotong dadu untuk tambahan gizi. Tak lupa, telur juga bisa menjadi pilihan praktis yang memberikan tekstur dan cita rasa lebih pada hidangan Anda.
Tingkatkan Rasa dan Kesegaran
Banyak bahan di dapur yang bisa digunakan untuk memperkaya rasa mi instan. Jika ingin mengurangi konsumsi natrium, Anda bisa mengganti bumbu instan dengan rempah-rempah seperti bubuk bawang putih, bubuk kari, jahe kering, atau serpihan cabai merah untuk sensasi pedas.
Tambahkan pula herba segar seperti daun ketumbar, daun bawang, atau peterseli sesaat sebelum disajikan agar lebih segar. Untuk rasa yang lebih kaya, coba aduk mi dengan minyak wijen panggang atau tambahkan sedikit santan ke dalam kuahnya.