:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369265/original/079833700_1759461621-1.jpg)
1/6
Seorang pengunjuk rasa memegang plakat penghormatan kepada Global Sumud Flotiila saat berunjuk rasa dalam solidaritas kepada warga Palestina dan mengutuk pencegatan armada oleh tentara Israel, di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2025. (KEMAL ASLAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369266/original/003659500_1759461624-2.jpg)
1/6
Gelombang aksi unjuk rasa muncul di Istanbul, Turki untuk memprotes tindakan Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. (KEMAL ASLAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369267/original/040954100_1759461626-3.jpg)
1/6
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pencegatan kapal bantuan masuk Gaza oleh tentara Israel sebagai tindakan pembajakan. (KEMAL ASLAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369268/original/036354400_1759461629-4.jpg)
1/6
Dalam pidatonya di Turki, pada Kamis (2/10/2025), Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tindakan itu sebagai bukti bahwa Israel dalam kondisi yang sangat panik untuk menyembunyikan kejahatannya. (KEMAL ASLAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369269/original/090470600_1759461632-5.jpg)
1/6
Kementerian Luar Negeri Turki menuding PM Israel Benjamin Netanyahu menjalankan kebijakan militer yang kejam dan tidak manusiawi. (KEMAL ASLAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5369270/original/065977800_1759461635-6.jpg)
1/6
Intervensi Israel merupakan tindakan terorisme yang melanggar hukum internasional dan membahayakan nyawa warga sipil. (KEMAL ASLAN/AFP)