9 Ciri-ciri Rambut Rontok Karena Penyakit, Perlu Diwaspadai

2 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta Rambut rontok merupakan hal yang umum dan sering dianggap wajar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika kerontokan terjadi secara mendadak, dalam jumlah yang berlebihan, atau disertai dengan gejala lain yang mencurigakan, kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Banyak orang tidak menyadari bahwa rambut rontok bisa menjadi salah satu sinyal awal dari penyakit tertentu, seperti gangguan tiroid, anemia, infeksi kulit kepala, hingga penyakit autoimun. Ciri-ciri rambut rontok karena penyakit biasanya memiliki karakteristik khusus.

Mengenali perbedaan antara rambut rontok biasa dan rambut rontok karena penyakit sangat penting agar kamu bisa segera mengambil tindakan yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai ciri-ciri rambut rontok karena penyakit yang perlu diwaspadai. Berikut ulasan lengkapnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (17/4/2025).

1. Rambut Mengalami Kerontokan Berlebih

Kerontokan rambut dalam jumlah tertentu merupakan hal yang normal. Umumnya, seseorang akan kehilangan sekitar 50–100 helai rambut per hari. Namun, jika kamu mulai menyadari rambut rontok dalam jumlah yang jauh lebih banyak, terutama saat menyisir, mencuci rambut, atau bangun tidur dan melihat rambut memenuhi bantal, hal ini patut diwaspadai.

Kerontokan berlebih sering kali menjadi tanda awal adanya gangguan kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah anemia defisiensi besi, di mana tubuh kekurangan zat besi yang berperan penting dalam produksi sel darah merah. Ketika tubuh tidak cukup mendapatkan oksigen dan nutrisi karena berkurangnya sel darah merah, folikel rambut pun ikut terdampak dan memicu kerontokan.

Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh stres emosional yang berat, perubahan hormon secara mendadak, atau penyakit tiroid. Sistem imun yang terganggu akibat gangguan autoimun juga dapat menyerang folikel rambut, yang pada akhirnya menyebabkan rambut rontok secara berlebihan.

2. Rambut Rusak dan Mudah Patah

Rambut yang tampak kusam, kering, rapuh, dan mudah patah menjadi ciri lain dari kerontokan rambut karena penyakit. Dalam kondisi normal, rambut cukup kuat untuk menahan tarikan ringan. Namun, bila rambut mudah rontok bahkan hanya karena disentuh atau disisir perlahan, ini bisa menjadi indikasi gangguan pada struktur rambut yang lebih dalam.

Penyebab umum dari kerusakan rambut semacam ini adalah gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Kedua kondisi ini mengacaukan keseimbangan hormon dalam tubuh, yang juga memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan rambut. Akibatnya, rambut tidak hanya rontok tetapi juga tumbuh lebih lambat dan rapuh.

Selain itu, kekurangan nutrisi seperti protein, zat besi, atau vitamin B kompleks (terutama biotin), juga dapat melemahkan struktur rambut. Ketika tubuh kekurangan zat-zat penting ini, rambut kehilangan kekuatan dan elastisitas alaminya, membuatnya lebih mudah patah dan rusak.

3. Muncul Area Kebotakan (Pitak)

Salah satu ciri khas kerontokan rambut yang disebabkan oleh penyakit adalah munculnya area pitak di kulit kepala. Area ini biasanya berbentuk lingkaran kecil yang licin tanpa rambut, dan dapat muncul secara tiba-tiba tanpa gejala nyeri. Namun, sebagian orang juga melaporkan adanya sensasi gatal, kesemutan, atau terbakar sebelum rambut mulai rontok di area tersebut.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh alopecia areata, yakni gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, sehingga menghambat pertumbuhan rambut baru. Area pitak tidak hanya terjadi di kulit kepala, tapi juga bisa muncul di area lain seperti janggut, alis, bahkan bulu mata.

Selain alopecia areata, kondisi seperti psoriasis atau infeksi jamur pada kulit kepala (tinea capitis) juga dapat menyebabkan kerontokan berbentuk pitak. Jika tidak ditangani segera, kerontokan ini bisa berkembang menjadi kebotakan permanen.

4. Penipisan Rambut yang Tidak Merata

Berbeda dengan kerontokan biasa yang terjadi secara menyeluruh dan merata, kerontokan akibat penyakit kerap ditandai dengan penipisan rambut yang tidak merata. Artinya, rambut bisa tampak lebih tipis di bagian atas kepala, garis rambut depan, atau sisi kepala, sementara bagian lain terlihat normal.

Kondisi ini sering kali dipicu oleh perubahan hormonal, seperti pada sindrom ovarium polikistik (PCOS), menopause, atau gangguan tiroid. Ketidakseimbangan hormon memengaruhi siklus pertumbuhan rambut, sehingga menyebabkan rambut rontok lebih cepat daripada tumbuh kembali.

Penipisan ini juga bisa diakibatkan oleh stres berkepanjangan yang memicu kondisi telogen effluvium, yaitu ketika banyak folikel rambut masuk ke fase istirahat secara bersamaan, menyebabkan kerontokan dalam waktu singkat.

5. Penipisan Rambut di Seluruh Bagian Tubuh

Jika rambut rontok tidak hanya terjadi di kepala, melainkan juga di bagian tubuh lain seperti alis, bulu mata, ketiak, atau area intim, ini bisa menjadi sinyal adanya penyakit yang lebih serius. Penipisan rambut di seluruh tubuh menunjukkan bahwa sistem tubuh mengalami gangguan yang cukup menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan hormon dan sistem kekebalan tubuh.

Contoh penyakit yang dapat memicu gejala ini adalah alopecia universalis (bentuk ekstrem dari alopecia areata), gangguan tiroid, serta efek samping dari kemoterapi atau pengobatan tertentu. Pada kasus tertentu, rambut yang rontok di area ini tidak tumbuh kembali, menyebabkan kebotakan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.

6. Bercak atau Kerak Bersisik di Kulit Kepala

Kondisi kulit kepala yang abnormal, seperti munculnya bercak kemerahan, bersisik, berkerak, atau mengeluarkan cairan, juga bisa menjadi ciri bahwa rambut rontok disebabkan oleh infeksi atau gangguan kulit. Salah satu kondisi yang umum adalah infeksi jamur seperti tinea capitis, yang menyerang kulit kepala dan menyebabkan rambut rontok di sekitar area yang terinfeksi.

Selain itu, psoriasis kulit kepala juga bisa memicu kerontokan. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya plak tebal, bersisik, dan gatal yang jika digaruk akan memperparah kerusakan folikel rambut dan meningkatkan risiko rontok. Plak ini tidak hanya muncul di kulit kepala, tetapi bisa meluas ke garis rambut, leher belakang, atau sekitar telinga.

7. Kulit Kepala Terasa Gatal, Kering, dan Bengkak

Sensasi gatal yang berlebihan, kulit kepala terasa kering atau bahkan bengkak bisa mengindikasikan adanya peradangan kronis. Kondisi ini umum ditemukan pada dermatitis seboroik atau psoriasis, di mana kulit kepala mengalami iritasi akibat respon imun yang berlebihan atau ketidakseimbangan mikroorganisme.

Menggaruk area kepala secara terus-menerus dapat menyebabkan folikel rambut menjadi rusak dan memicu kerontokan. Jika tidak segera diobati, iritasi dan kerontokan bisa menyebar dan menimbulkan bekas luka atau jaringan parut yang menghambat pertumbuhan rambut kembali.

8. Perubahan Tekstur Rambut Menjadi Kering dan Kasar

Perubahan drastis pada tekstur rambut juga merupakan salah satu tanda adanya gangguan kesehatan. Rambut yang dulunya lembut dan berkilau bisa berubah menjadi kasar, kering, dan tampak kusam. Hal ini terjadi karena folikel rambut tidak lagi mendapatkan nutrisi dan kelembapan yang cukup.

Gangguan seperti hipotiroidisme, anemia, atau penyakit autoimun dapat menyebabkan suplai darah dan oksigen ke folikel rambut berkurang. Akibatnya, rambut kehilangan elastisitas dan kelembapannya, menjadikannya lebih mudah rusak dan rontok.

9. Tumbuh Uban di Usia Muda

Munculnya uban di usia muda, terutama jika disertai dengan kerontokan rambut, bisa menjadi tanda masalah kesehatan, bukan sekadar faktor genetik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, gangguan tiroid, atau stres berat yang menyebabkan rusaknya melanosit (sel penghasil pigmen rambut).

Pada beberapa kasus, penyakit autoimun seperti alopecia areata juga dapat menyebabkan perubahan warna rambut sebelum rontok sepenuhnya. Rambut yang tumbuh kembali setelah episode kerontokan bisa muncul tanpa pigmen, alias menjadi putih.

Kondisi Rambut Cerminan Kesehatan Tubuh Keseluruhan

Rambut sering disebut sebagai mahkota kepala karena perannya yang penting dalam menunjang penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Namun lebih dari itu, kondisi rambut sebenarnya juga bisa mencerminkan keadaan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Rambut yang sehat, kuat, dan berkilau bukan hanya hasil dari perawatan luar, tetapi juga merupakan cerminan dari sistem tubuh yang bekerja dengan baik. Sebaliknya, rambut yang mudah rontok, kering, atau rusak bisa menjadi tanda adanya gangguan internal yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Gizi merupakan fondasi utama dalam menjaga kesehatan rambut. Tubuh yang kekurangan nutrisi seperti zat besi, protein, zinc, atau vitamin-vitamin penting lainnya akan menunjukkan dampaknya pada rambut. Misalnya, pada kondisi anemia defisiensi besi, tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan, termasuk ke folikel rambut. 

Akibatnya, rambut menjadi rapuh dan mudah rontok. Selain itu, gangguan kesehatan lain seperti kelainan jantung, gangguan tiroid, atau penyakit autoimun seperti multiple sklerosis juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan kekuatan rambut. Bahkan infeksi sederhana pada kulit kepala, seperti infeksi jamur atau dermatitis, dapat mengganggu keseimbangan kulit kepala dan memperparah kerontokan.

Meski rambut berada di permukaan, ia merupakan bagian dari sistem tubuh yang sangat sensitif terhadap perubahan internal. Itulah sebabnya, ketika seseorang mengalami stres berat, sakit berkepanjangan, atau gangguan metabolisme, perubahan pada rambut sering kali menjadi salah satu gejala yang pertama kali muncul. Dalam beberapa kasus, perubahan ini bisa disertai keluhan lain, seperti sakit kepala, meskipun tidak selalu berhubungan langsung.

Menjaga kesehatan rambut sejatinya adalah bagian dari menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Perawatan luar seperti keramas teratur dengan produk yang lembut, penggunaan bahan alami seperti minyak zaitun atau masker rambut dari telur, hingga menghindari penggunaan bahan kimia berlebih memang penting. 

Namun yang tak kalah penting adalah menjaga pola makan yang bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan mineral dan vitamin, serta meminimalkan stres. Jika rambut tetap menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau kerontokan meski sudah dirawat dengan benar, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter guna mencari tahu apakah terdapat gangguan kesehatan yang mendasarinya.

Rambut bisa menjadi jendela untuk melihat lebih dalam kondisi tubuh kita. Ia tak hanya menunjukkan seberapa baik kita merawat diri dari luar, tetapi juga merefleksikan bagaimana tubuh bekerja di dalam. Maka, saat rambut mulai mengirimkan sinyal lewat kerontokan yang tidak biasa atau tekstur yang berubah, itu adalah ajakan tubuh untuk lebih memperhatikan keseimbangan dan kesehatan secara menyeluruh.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |