Liputan6.com, Jakarta Gaya Japandi kini menjadi tren desain interior populer berkat perpaduan minimalisme Jepang dan kehangatan Skandinavia, yang menciptakan suasana rumah nyaman dan estetis. Namun, banyak orang gagal menerapkannya karena keliru memahami konsep dasarnya. Japandi bukan sekadar warna netral dan furnitur kayu, melainkan keseimbangan antara fungsi, keindahan, dan harmoni dengan alam.
Banyak orang terjebak pada tampilan visual tanpa memahami filosofi Japandi yang menekankan ketenangan, efisiensi, dan kebersihan visual. Kesalahan kecil dalam pemilihan warna, pencahayaan, atau dekorasi bisa merusak nuansa hangatnya. Berikut tujuh kesalahan umum dalam menerapkan gaya Japandi dan cara menghindarinya agar hunian tetap elegan dan berkarakter.
1. Terlalu Banyak Furnitur di Ruangan
Kesalahan pertama yang sering dilakukan adalah menempatkan terlalu banyak furnitur. Japandi menekankan prinsip “less is more”, di mana ruang kosong justru menjadi elemen penting dalam desain. Terlalu banyak barang akan membuat ruangan terasa sempit dan kehilangan kesan tenang.
Sebaiknya pilih furnitur multifungsi seperti meja dengan ruang penyimpanan tersembunyi atau tempat tidur dengan laci di bawahnya. Dengan begitu, kebutuhan fungsional tetap terpenuhi tanpa membuat ruangan penuh sesak.
Pastikan juga tata letak furnitur tidak menghalangi aliran cahaya alami. Penataan yang lapang akan membuat ruangan terasa lega dan nyaman.
2. Salah Pilih Warna Dominan
Banyak yang berpikir gaya Japandi harus serba putih, padahal warna netral lain seperti krem, beige, dan abu-abu muda juga bisa digunakan. Warna putih total justru bisa membuat ruangan terasa steril dan kaku jika tidak diimbangi dengan warna alami.
Gunakan palet warna hangat seperti cokelat muda, kayu oak, atau hijau zaitun sebagai aksen untuk menciptakan keseimbangan. Warna-warna ini memberi efek menenangkan dan lebih hidup.
Perpaduan warna netral dengan sedikit kontras lembut akan menghasilkan suasana yang lebih natural dan selaras dengan konsep Japandi.
3. Mengabaikan Pencahayaan Alami
Cahaya alami adalah elemen penting dalam gaya Japandi. Banyak orang salah dengan mengandalkan lampu buatan sepenuhnya, sehingga ruangan tampak redup dan kurang segar.
Gunakan jendela besar atau pintu kaca geser agar cahaya matahari bisa masuk maksimal. Selain membuat ruangan lebih terang, pencahayaan alami juga menonjolkan tekstur kayu dan warna alami furnitur.
Jika cahaya alami terbatas, gunakan lampu dengan cahaya hangat dan hindari lampu putih yang terlalu terang. Suasana lembut dan alami adalah kunci dari keindahan gaya Japandi.
4. Dekorasi Berlebihan
Salah satu ciri khas Japandi adalah kesederhanaan. Namun, banyak orang menambahkan terlalu banyak dekorasi yang justru membuat ruangan terasa penuh. Padahal, gaya ini menekankan keindahan pada elemen fungsional dan alami.
Pilih dekorasi yang memiliki makna, seperti vas keramik sederhana, tanaman hijau kecil, atau tekstil linen. Hindari ornamen berlebihan seperti lukisan berwarna mencolok atau rak yang penuh pajangan.
Dekorasi yang sedikit namun berkualitas akan menciptakan kesan lebih eksklusif dan harmonis. Kesederhanaan adalah bentuk keindahan dalam desain Japandi.
5. Mengabaikan Tekstur dan Material Alami
Gaya Japandi tidak hanya soal warna, tetapi juga soal tekstur dan material. Banyak yang menggunakan bahan sintetis murah sehingga kehilangan nuansa hangat yang menjadi ciri khas Japandi.
Gunakan material alami seperti kayu, rotan, bambu, linen, dan batu alam untuk menciptakan suasana natural. Kombinasikan beberapa tekstur untuk menambah kedalaman visual tanpa membuat ruangan berlebihan.
Perpaduan kayu halus dan tekstil lembut menciptakan harmoni yang menenangkan. Sentuhan material alami membuat rumah terasa hidup dan nyaman.
6. Lupa Menyisakan Ruang Kosong
Dalam konsep Japandi, ruang kosong bukan tanda kekurangan, melainkan bentuk keseimbangan. Banyak orang justru berusaha mengisi setiap sudut rumah, padahal ruang kosong memberi kesempatan bagi mata untuk beristirahat.
Ruang kosong juga membantu menciptakan sirkulasi udara dan cahaya yang lebih baik. Biarkan beberapa area tetap terbuka tanpa banyak perabot agar tampak lapang.
Desain yang terlalu padat akan menghilangkan esensi ketenangan. Sementara ruang kosong memberi nuansa damai dan teratur yang menjadi jiwa dari Japandi.
7. Tidak Konsisten dalam Tema
Kesalahan terakhir adalah ketidakkonsistenan dalam menerapkan gaya Japandi. Banyak yang mencampur elemen Jepang, Skandinavia, bahkan industrial dalam satu ruang, sehingga hasilnya tidak fokus.
Untuk menghindarinya, pilih palet warna dan material yang seragam di seluruh rumah. Gunakan furnitur dengan bentuk sederhana dan warna lembut untuk menjaga harmoni visual.
Konsistensi desain akan membuat rumah terasa menyatu dan rapi. Japandi bukan tentang memamerkan banyak gaya, tetapi tentang keseimbangan dan kesederhanaan yang elegan.
FAQ
1. Apa perbedaan gaya Japandi dan minimalis biasa?
Japandi menekankan keseimbangan antara fungsi dan kehangatan alami, sementara gaya minimalis cenderung fokus pada efisiensi ruang dan bentuk sederhana.
2. Apakah gaya Japandi cocok untuk rumah kecil?
Sangat cocok, karena desain Japandi menonjolkan ruang terbuka dan pencahayaan alami yang membuat rumah kecil terasa lebih luas.
3. Warna apa yang paling cocok untuk gaya Japandi?
Warna netral seperti putih, krem, abu-abu muda, dan cokelat alami paling sesuai dengan karakter Japandi.
4. Bagaimana cara membuat rumah terasa lebih Japandi tanpa renovasi besar?
Ganti furnitur dengan bahan alami, gunakan warna netral, tambahkan tanaman hijau kecil, dan kurangi dekorasi berlebihan.