Liputan6.com, Jakarta Tahun 2025 menjadi saksi bangkitnya kembali tren desain retro, khususnya gaya 90-an yang menawarkan nuansa hangat dan familiar bagi banyak orang. Desain interior retro kembali populer, memadukan nostalgia dengan fungsionalitas modern. Tren ini didorong oleh keinginan akan kenyamanan dan kenangan yang diwakili oleh dekade-dekade sebelumnya, menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pencari hunian.
Elemen kayu dan warna pastel membangkitkan kenangan masa kecil bagi mereka yang lahir di tahun 80-an hingga 90-an. Hal ini sejalan dengan tren desain yang mengintegrasikan elemen alami seperti tanaman indoor dan jendela besar, menciptakan suasana asri dan terbuka di dalam rumah. Desain rumah klasik sederhana 1 lantai ala 90-an menekankan fasad yang simpel, penggunaan elemen kayu, dan warna-warna pastel atau earthy tone.
Artikel ini hadir sebagai solusi bagi Anda yang ingin menghadirkan nuansa 90-an di rumah modern tanpa perlu biaya besar. Dengan fokus pada "rumah klasik sederhana 1 lantai ala 90-an", kami akan memandu Anda menciptakan hunian yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh kenangan. Ciri khasnya termasuk atap pelana atau limasan, serta penggunaan material seperti batu bata ekspos dan kayu untuk memberikan kesan hangat dan natural.
Jadi simak artikel selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/8/2025).
1. Vintage Minimalis dengan Kayu Ekspos
Desain ini mengusung fasad simetris dengan atap pelana atau limasan, dipadukan dengan jendela dan pintu kayu berbingkai tebal. Gaya vintage ini sangat populer, seringkali mengambil inspirasi dari era 80-an dan 90-an, menciptakan nuansa klasik yang tak lekang oleh waktu.
Penggunaan kayu ulin untuk kusen dan bata ekspos di bagian teras akan memberikan tampilan yang autentik dan bertekstur. Batu bata ekspos sering digunakan untuk memberikan tampilan unik, dengan harga bervariasi mulai dari Rp1.900 hingga Rp3.700 per buah per Agustus 2025. Kayu ulin dikenal kuat dan tahan lama, cocok untuk elemen eksterior rumah.
Untuk membangkitkan nostalgia, tambahkan gazebo kayu di taman depan guna menciptakan suasana nongkrong ala 90-an yang nyaman dan natural. Rumah vintage umumnya juga menggunakan interior kayu dengan ukiran tradisional pada furnitur, melengkapi estetika khas era tersebut.
2. Scandinavian 90-an dengan Warna Pastel
Perpaduan gaya Nordik dan lokal ini didominasi warna putih, dengan aksen biru muda atau hijau mint pada dinding. Gaya Scandinavian mengutamakan bentuk geometris minimalis seperti atap segitiga dan jendela persegi panjang yang besar, menciptakan kesan lapang dan terang.
Lantai dapat menggunakan keramik bermotif marmer faux, dipadukan dengan furnitur kayu ringan untuk kesan modern. Warna netral seperti putih, abu-abu, hitam, dan krem pada gaya Scandinavian memberikan kesan elegan, modern, dan minimalis yang menenangkan.
Hadirkan dinding motif floral kecil di kamar tidur, khas wallpaper era 90-an yang memberikan sentuhan estetika unik. Wallpaper bermotif bunga atau geometris digunakan sebagai aksen untuk memperkuat karakter interior rumah pada masa itu, menambah nuansa personal.
3. Rustic Batu Alam & Kayu
Kombinasikan batu palimanan pada pilar dengan kayu gelap untuk pintu utama, menciptakan kesan mewah dan kokoh. Batu alam sering digunakan untuk memberikan tampilan yang unik, estetik, dan menciptakan kesan bertekstur pada rumah, menambah nilai artistik pada fasad.
Gunakan batu alam lokal seperti batu andesit atau palimanan, serta kayu sonokeling untuk rangka jendela. Kayu sonokeling dikenal dengan warna gelapnya yang elegan, memberikan kontras menarik dengan batu alam dan menciptakan kesan alami yang kuat.
Lampu gantung kuningan di teras akan menjadi model ikonik yang mengingatkan pada tahun 90-an. Lampu gantung klasik dengan pencahayaan hangat menambah suasana cozy dan nostalgik, sempurna untuk bersantai di sore hari.
4. Klasik Bali dengan Atap Runcing
Desain ini menampilkan atap limasan tinggi dan ornamen ukiran kayu pada overstek, memberikan kesan tradisional dan alami. Rumah dengan nuansa Bali umumnya memiliki kesan yang menenangkan, seolah membawa suasana liburan ke dalam hunian pribadi.
Pilih kayu nangka untuk tiang penyangga dan batu andesit di lantai teras untuk kesan autentik. Kayu nangka cukup kuat dan tahan lama, serta mudah dibentuk, dengan harga per kubik berkisar antara Rp3.000.000 hingga Rp6.000.000, menjadikannya pilihan material yang baik.
Lengkapi dengan taman kamboja dan patung kecil ala Pura Bali untuk menciptakan suasana yang asri dan sejuk. Tanaman khas Bali seperti pohon bambu, kamboja, pisang bali, dan palem dapat menambah estetika dan nuansa tropis pada hunian.
5. European Touch dengan Pilar Kokoh
Ciri khas utama bangunan Eropa adalah tiang-tiang penyangga di depan rumah, desain interior klasik, langit-langit tinggi, dan atap berbentuk segitiga. Gunakan pilar persegi pendek dan pintu arched berwarna krem untuk sentuhan Eropa yang disederhanakan namun tetap elegan.
Aplikasikan cat textured finish pada dinding dan keramik motif kayu untuk lantai, menciptakan kesan mewah. Penggunaan warna putih atau pastel pada desain rumah klasik Eropa juga menciptakan nuansa minimalis dan modern yang menawan.
Tambahkan kursi rotan di teras dan meja kaca berkaki besi, furnitur yang populer di era 90-an. Sofa berbahan kain dengan motif floral atau polos juga sering ditemukan di rumah era 90-an, melengkapi gaya klasik Eropa yang ingin dihadirkan.
6. Japandi Natural (Jepang + Bali)
Desain ini menggabungkan fasad clean lines ala Jepang dengan void tengah untuk sirkulasi udara optimal, menciptakan ketenangan dan kehangatan. Gaya Jepang menekankan ruangan yang luas, terorganisir, dan mengutamakan kualitas, memberikan kesan minimalis namun fungsional.
Gunakan bambu untuk pagar dan paving block motif anyaman untuk jalan setapak, menambah sentuhan alami. Warna cat dasar yang umum digunakan untuk desain rumah ala Jepang adalah warna netral seperti putih, krem, abu-abu, atau warna kayu alami, menciptakan harmoni visual.
Hadirkan kolam ikan koi mini di halaman depan, elemen yang sering ditemukan di rumah-rumah klasik dengan sentuhan Asia. Kehadiran kolam ini tidak hanya mempercantik tampilan, tetapi juga memberikan efek menenangkan.
7. Earth Tone Warmth
Dominasi warna cokelat terracotta dan krem, dipadukan dengan furnitur kayu tua, menciptakan nuansa nyaman dan hangat. Pemilihan warna warm tone seperti cokelat, oranye, kuning, dan terracotta dapat membuat bangunan memiliki nuansa yang mengundang dan personal.
Gunakan batu candi untuk aksen dinding dan lantai teraso untuk kesan natural yang kuat. Jenis batu alam seperti batu candi sering digunakan untuk memberikan tampilan unik dan bertekstur, menambah karakter pada desain.
Sofa kain motif kotak-kotak di ruang keluarga akan membangkitkan kenangan masa lalu. Desain rumah warna warm tone biasanya menggunakan elemen dekorasi dengan warna senada seperti furnitur ukiran kayu, menciptakan kohesi dalam interior.
8. All-White dengan Sentuhan Kayu
Konsep all white dengan cat putih total, dipadukan aksen natural kayu pada jendela atau pintu, menciptakan nuansa elegan, minimalis, dan bersih. Warna putih juga dapat menghasilkan kesan rumah yang lebih luas dan terang, cocok untuk hunian modern.
Pilih kayu kamper untuk plafon dan keramik glossy putih untuk lantai, memberikan kesan mewah namun tetap sederhana. Kayu kamper memiliki harga yang bervariasi tergantung ukuran, misalnya mulai dari Rp22.000 per batang untuk reng hingga Rp288.000 per balok, menjadikannya pilihan ekonomis.
Tambahkan rak TV kayu gantung dan jam dinding besar, elemen dekorasi yang populer di rumah-rumah 90-an. Televisi tabung yang diletakkan di atas lemari kayu adalah bagian tak terpisahkan dari ruang keluarga era 90-an, menambah sentuhan nostalgia.
9. Mediterania Minimalis
Desain ini menampilkan lengkungan di atas jendela (arched door) dan warna peach soft, mengacu pada bangunan di negara Italia dan Spanyol. Gaya Mediterania ala Italia umumnya menggunakan palet warna hangat seperti jingga, cokelat, dan terracotta, menciptakan suasana hangat dan ceria.
Gunakan batu alam paras jogja dan terakota untuk lantai, memberikan kesan alami dan kokoh. Batu alam lokal dapat memberikan kesan mewah dan tahan lama, cocok untuk iklim tropis.
Letakkan pot tanaman gerabah di sudut teras untuk menambah kesan asri dan menenangkan. Taman kecil di halaman depan atau belakang rumah juga menjadi ciri khas yang menambah keasrian hunian di era 90-an.
10. Kolonial Modern
Adaptasi gaya Belanda 90-an dengan jendela tinggi dan ventilasi atas, menciptakan sirkulasi udara yang baik. Rumah klasik era Kolonial di Indonesia memiliki ciri khas arsitektur yang dipengaruhi oleh gaya Eropa pada masa penjajahan Belanda, memadukan kemegahan dengan fungsionalitas.
Pilih lantai teak wood dan dinding plesteran kasar untuk kesan autentik. Dinding yang kokoh dengan sentuhan ornamen artistik, serta jendela dan pintu yang besar adalah ciri khas rumah kolonial, memberikan tampilan yang megah.
Pasang pagar besi tempa hitam motif klasik untuk memperkuat nuansa kolonial. Elemen ini tidak hanya berfungsi sebagai pengaman, tetapi juga sebagai penambah estetika yang mengingatkan pada arsitektur masa lalu.
Tips Reproduksi Gaya 90-an Autentik
- Material Lokal Murah: Ganti kayu mahal dengan kayu kamper atau nangka, yang lebih terjangkau namun tetap memberikan kesan hangat dan natural. Gunakan bata ekspos untuk tekstur autentik, dengan harga mulai dari Rp1.900 per buah.
- Warna Pastel Earthy: Palet wajib meliputi peach, mint green, dan baby blue. Gunakan cat water-based rendah VOC untuk dinding, menciptakan suasana lembut dan menenangkan.
- Furnitur Second Hand: Cari kursi kayu berlengan lengkung atau meja kaca berkaki logam di pasar loak atau toko barang antik. Pasar barang antik seperti Pasar Nostalgia di Surabaya dapat menjadi pilihan tepat.
- Ornamen Ikonik: Tambahkan lampu gantung kristal kecil atau wallpaper floral di ruang makan. Lampu gantung kristal klasik tersedia dengan harga bervariasi, mulai dari Rp14.500 hingga jutaan rupiah per Agustus 2025.
- Taman Nostalgia: Tanaman wajib meliputi lidah mertua, puring, dan palem kuning, ditanam dalam pot gerabah. Taman kecil di halaman depan atau belakang rumah adalah ciri khas era 90-an yang menambah keasrian.
Rumah klasik sederhana 1 lantai ala 90-an bukan sekadar tren desain, melainkan penghubung emosional dengan kenangan indah masa lalu. Ini adalah investasi kebahagiaan berbasis kenangan yang tak lekang oleh waktu dan memberikan sentuhan personal pada hunian Anda.
Mulai proyek nostalgia Anda dengan modifikasi bertahap, mulai dari kamar tidur atau teras depan. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, Anda dapat menciptakan rumah klasik sederhana 1 lantai yang terinspirasi dari gaya 90-an, namun tetap terlihat elegan dan timeless.
FAQ
Q: Bagaimana membuat rumah 90-an terasa modern?
A: Pertahankan elemen kunci seperti kayu dan warna pastel, lalu kombinasikan dengan furnitur minimalis dan pencahayaan LED recessed untuk sentuhan modern.
Q: Material apa yang paling ikonik untuk gaya 90-an?
A: Bata ekspos, kayu jati solid, dan keramik motif marmer adalah material yang tahan lama, mudah dirawat, dan sangat ikonik untuk gaya 90-an.
Q: Bisakah gaya ini diterapkan di lahan sempit?
A: Ya, bisa! Fokus pada proporsi simetris dan gunakan cermin besar untuk menciptakan ilusi ruang yang lebih luas pada lahan sempit.
Q: Bagaimana memilih warna pastel yang tidak "kuno"?
A: Pilih tone desaturated (misalnya, dusty pink daripada merah jambu terang) dan kombinasikan dengan warna netral seperti putih atau krem agar tidak terkesan kuno.
Q: Di mana mencari ornamen autentik era 90-an?
A: Anda bisa mencari di pasar vintage seperti Pasar Antik Surabaya atau melalui marketplace daring dengan kata kunci "lampu gantung kristal 90an".