Liputan6.com, Jakarta Menjelang laga seru antara Timnas Indonesia melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), perhatian publik kembali tertuju pada kualitas rumput stadion tersebut. Valentino Jebret, seorang komentator sepak bola terkenal, memutuskan untuk mencoba sendiri lapangan itu dan membagikan pandangannya. Melalui unggahan di media sosial, Valentino memberikan pujian kepada pengelola SUGBK, meskipun pendapatnya memicu berbagai reaksi dari kalangan netizen.
"Padahal saya lebih berat dari Thom Haye loh, aman guys. Kita apresiasi, luar biasa apa yang dilakukan pengelola SUGBK. Tugas dari yang menyiapkan sudah selesai, tinggal yang melaksanakan. Pokoknya yang terbaik buat Timnas Indonesia," ungkap Valentino dalam kutipan dari Instagram @love_gbk.
Namun, pernyataan Valentino ini menimbulkan berbagai tanggapan dari netizen, yang menyoroti masih adanya kekurangan dalam kondisi rumput SUGBK. Beberapa di antaranya bahkan menyatakan kekecewaan mereka, menganggap kualitas lapangan belum memenuhi standar internasional yang diharapkan.
Berita Video, Erick Thohir menengok kondisi rumput SUGBK pada Sabtu (7/9/2024)
Tampilan Sempurna Rumput SUGBK, Tantangan di Balik Keindahannya
Sejak tidak digunakan sejak Juni 2024, rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) baru saja dioptimalkan menjelang pertandingan penting ini. Ketika diperlihatkan empat hari sebelum laga, rumput tersebut tampak mulus secara visual. Namun, ketika diuji langsung oleh pemain Timnas Jepang, sejumlah masalah pun muncul.
Takumi Minamino, penyerang andalan Jepang, mengeluhkan bahwa permukaan rumput tidak rata, yang berdampak pada kontrol bola mereka. "Rumputnya tidak terlalu rata," ungkap Minamino kepada Geisaka, seperti yang dilaporkan oleh Liputan6.com.
Situasi ini menjadi perhatian serius karena kualitas lapangan dapat memengaruhi performa kedua tim yang akan berlaga.
Netizen Menyoroti Profesionalisme Pengelola SUGBK
Netizen ramai-ramai memberikan komentar pada unggahan Instagram @love_gbk yang menampilkan momen tes rumput oleh Valentino Jebret. Mereka menyoroti berbagai kekurangan yang masih terlihat di lapangan.
"Biasanya rumput di Indonesia babak pertama memang rapi, tapi babak kedua mulai bergelombang. Banyak bekas injakan, kok bisa begitu ya?" tulis pemilik akun Instagram @hamdanii.27.
Di sisi lain, akun @maswarl_ mengkritik pengelolaan lapangan dengan membandingkan kondisi saat pertandingan melawan Australia sebelumnya. "Rumputnya ketebalan, kontur tanah masih bergelombang, dan secara estetika tidak merata. Waktu itu Shin Tae-yong sampai menyuruh memotong rumput karena menyulitkan passing cepat," tulisnya.
Perdebatan Mengenai Standar Lapangan Nasional
Valentino Jebret memberikan apresiasi kepada pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), namun hal ini justru memicu berbagai reaksi negatif dari warganet. Salah satu komentar datang dari akun @ketawaa.ngakak yang mempertanyakan, "Kok hal begini diapresiasi seolah-olah luar biasa? Bukannya lapangan sepak bola modern memang seharusnya tidak bermasalah, apalagi untuk level internasional."
Senada dengan komentar tersebut, akun @mohnabiel juga menegaskan bahwa memiliki lapangan berkualitas tinggi seharusnya menjadi standar dasar, bukan sebuah prestasi yang perlu dibanggakan. "Punya lapangan bagus itu bare minimum, bukan sesuatu yang harus dibanggakan," tulisnya.
Tantangan Baru bagi Timnas Indonesia
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tampak sangat serius ketika memeriksa kondisi rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Dalam sesi latihan resmi, ia bahkan terlihat menginjak-injak lapangan untuk memastikan kestabilan rumput tersebut. Sayangnya, banyak bagian rumput yang mengalami kerusakan dan terlepas, sehingga permukaan lapangan menjadi tidak rata.
Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Timnas Indonesia, yang akan segera berhadapan dengan Jepang. Sebagai tim yang diunggulkan, Jepang dikenal dengan gaya permainan cepat mereka yang sangat bergantung pada kualitas lapangan yang baik.
Apa Tantangan Utama pada Rumput SUGBK Menjelang Pertandingan Indonesia vs Jepang?
Permasalahan utama terletak pada permukaan lapangan yang bergelombang dan rumput yang rapuh, sehingga mengganggu penguasaan bola selama pertandingan berlangsung.
Mengapa Kondisi Rumput di SUGBK Selalu Menjadi Perbincangan?
Sebagai ikon stadion nasional, SUGBK diharapkan mampu mencapai standar internasional yang tinggi. Sayangnya, pengelolaan rumput sering kali dinilai kurang profesional dan tidak memenuhi harapan yang diinginkan.
Seberapa Besar Pengaruh Kondisi Lapangan terhadap Jalannya Pertandingan?
Lapangan yang bergelombang dapat menjadi penghalang bagi permainan teknis, seperti operan cepat dan penguasaan bola, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi hasil akhir pertandingan.
Apakah Kualitas Rumput SUGBK Sering Dikeluhkan?
Tidak, keluhan serupa juga telah muncul di pertandingan-pertandingan sebelumnya, termasuk ketika Indonesia berhadapan dengan Australia.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence