Tips Aman Puasa bagi Anak Penderita Diabetes, Wajib Patuhi Aturan Khusus Ini

8 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Bagi anak penderita diabetes, menjalankan ibadah puasa Ramadan bukan hal yang mustahil, tetapi memerlukan strategi khusus. Perubahan metabolisme selama berpuasa dapat berdampak pada kadar gula darah, sehingga orangtua perlu memahami cara yang aman untuk menjaga keseimbangan kadar gula anak mereka. Jika tidak dikontrol dengan baik, puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi). 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), puasa hanya disarankan bagi anak dengan diabetes tipe 1 yang memiliki kontrol gula darah yang baik. Jika kadar gula darah tidak stabil, risiko komplikasi seperti ketoasidosis diabetik (KAD) dan dehidrasi akan meningkat. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengizinkan anak berpuasa. 

Selain itu, ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan, mulai dari pola makan, dosis insulin, hingga aktivitas fisik. Semua ini bertujuan agar anak tetap sehat dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman tanpa risiko kesehatan yang membahayakan. Berikut panduan lengkapnya. 

Promosi 1

Aturan Berpuasa untuk Anak dengan Diabetes: Apa Saja yang Harus Dipenuhi?

Tidak semua anak dengan diabetes boleh berpuasa. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar puasa tetap aman dan tidak membahayakan kesehatan anak.

  • Anak harus memiliki kontrol gula darah yang stabil dengan HbA1c ≤ 8%.
  • Tidak sedang mengalami infeksi atau penyakit lain seperti demam dan muntah.
  • Tidak memiliki riwayat hipoglikemia berat dalam tiga bulan terakhir.
  • Tidak pernah mengalami ketoasidosis diabetik (KAD) dalam tiga bulan terakhir.

Jika anak tidak memenuhi syarat di atas, sebaiknya tidak berpuasa karena risiko komplikasi sangat tinggi. Sebaliknya, jika kondisi anak stabil dan mendapat izin dokter, maka orangtua dapat mengatur strategi puasa yang aman untuk anak.

Pengaturan Pola Makan: Sahur dan Berbuka yang Sehat

Saat berpuasa, anak dengan diabetes harus tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup agar kadar gula darah tetap stabil. Berikut panduan pola makan yang disarankan:

Saat Sahur

  • Konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal agar energi lebih tahan lama.
  • Tambahkan protein sehat seperti telur, ayam tanpa kulit, dan tahu/tempe.
  • Minum cukup air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Saat Berbuka
  • Awali dengan makanan ringan seperti kurma atau buah segar.
  • Hindari makanan yang terlalu manis atau tinggi lemak agar kadar gula darah tidak melonjak drastis.
  • Porsi makan utama sebaiknya dikonsumsi setelah shalat maghrib, bukan langsung saat berbuka.

Setelah Tarawih

  • Konsumsi camilan sehat seperti yoghurt, kacang-kacangan, atau buah-buahan.

Dengan pembagian makan seperti ini, kadar gula darah anak akan lebih stabil selama berpuasa.

Penyesuaian Dosis Insulin agar Tidak Terjadi Hipoglikemia

Salah satu risiko terbesar saat anak dengan diabetes berpuasa adalah hipoglikemia. Oleh karena itu, dosis insulin perlu disesuaikan dengan jadwal makan dan aktivitas anak.

Menurut IDAI, aturan dosis insulin selama puasa adalah sebagai berikut:

Jika menggunakan insulin kerja panjang dan pendek (basal-bolus):

  • Total dosis insulin kerja panjang dikurangi menjadi 80% dari dosis normal.
  • Insulin bolus diberikan sesuai jumlah kalori makanan yang dikonsumsi.

Jika menggunakan pompa insulin:

  • Dosis insulin basal dikurangi menjadi 80% dari dosis normal.
  • Insulin bolus diberikan sesuai dengan jumlah kalori makanan.

Sebelum menerapkan penyesuaian ini, orangtua harus berkonsultasi dengan dokter agar dosis insulin yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak selama berpuasa.

Aktivitas Fisik dan Pemantauan Gula Darah

Selain pola makan dan insulin, aktivitas fisik juga harus diperhatikan agar anak tetap sehat saat berpuasa. Anak tetap bisa beraktivitas seperti biasa, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Istirahat setelah Dzuhur untuk menghindari kelelahan.
  • Hindari aktivitas berat di siang hari untuk mencegah hipoglikemia.
  • Olahraga ringan seperti jalan santai atau senam ringan bisa dilakukan setelah tarawih.
  • Selain itu, pemantauan kadar gula darah harus dilakukan secara rutin:
  • Sebelum sahur dan berbuka.
  • 2 jam setelah makan.
  • Kapan pun jika anak merasa lemas, berkeringat dingin, atau pusing.

Jika kadar gula darah terlalu rendah (< 4 mmol/L) atau anak mengalami gejala hipoglikemia, puasa harus segera dibatalkan.

Kapan Puasa Harus Dihentikan?

Meskipun anak sudah memenuhi syarat untuk berpuasa, ada beberapa kondisi yang mengharuskan puasa segera dihentikan:

  • Anak mengalami hipoglikemia (gejala: lemas, berkeringat dingin, pusing, atau pandangan kabur).
  • Kadar gula darah terlalu tinggi (> 300 mg/dL) yang berisiko menyebabkan ketoasidosis.
  • Anak mengalami dehidrasi yang ditandai dengan mulut kering, jarang buang air kecil, dan lemas.

Jika anak mengalami salah satu kondisi di atas, orangtua harus segera memberikan makanan atau minuman untuk mengembalikan kadar gula darah ke level normal. Jangan memaksakan anak untuk melanjutkan puasa jika kondisinya tidak memungkinkan.

Pertanyaan Umum

1. Apakah anak dengan diabetes boleh berpuasa?

Ya, anak dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 bisa berpuasa, tetapi harus di bawah pengawasan dokter.

2. Apa yang harus dilakukan jika gula darah anak rendah saat puasa?

Jika gula darah di bawah 70 mg/dL, puasa harus segera dibatalkan dan berikan asupan glukosa.

3. Bagaimana cara menjaga pola makan anak selama puasa?

Pola makan harus sehat dan seimbang, dengan fokus pada karbohidrat kompleks, protein, dan serat, serta hindari makanan manis.

4. Kapan sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter?

Konsultasi sebaiknya dilakukan minimal dua bulan sebelum Ramadan untuk memastikan kesehatan anak.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |